26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Pengunjung Tewas Karena Atlet Paramotor Hilang Keseimbangan

Foto: Istimewa Para penerjun payung mendarat di lokasi Medan Air Show 2015 di eks Bandara Polonia Medan, Kamis (7/5).
Foto: Istimewa
Para penerjun payung mendarat di lokasi Medan Air Show 2015 di eks Bandara Polonia Medan, Kamis (7/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan olahraga paramotor pada acara puncak penutupan Medan Air Show 2015, Minggu (10/5/2015), yang memakan korban seorang pengunjung meninggal dunia, disebut karena seorang atlet paramotor mengalami kehilangan keseimbangan karena arah angin yang berubah.

”Si atlet yang berinisial B itu mendarat ke bagian stan yang diketahui kosong atau tidak diisi. Ternyata tanpa sepengetahuan sang atlet, tenda tersebut dijadikan pengunjung untuk beristirahat dari panasnya matahari Kota Medan,” kata Komandan Pangkalan Udara Suwondo Medan, Kolonel Pnb Chandra Siahaan, kepada wartawan.

“Arah angin yang berubah membuat atlet kehilangan keseimbangan, akhirnya memutuskan untuk mematikan mesin dan mencari titik mendarat yang tidak membahayakan. Karena dia melihat dari atas tidak ada orang di stan tersebut, akhirnya si atlet memutuskan untuk mendarat di tempat tersebut. Ternyata ada orang di sana, seorang bapak dan ketiga putrinya,” ungkapnya.

Karena itu adalah sebuah stan, yang memiliki banyak besi, ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab meninggalnya bapak tersebut. Ia menyebutkan kejadian ini murni kecelakaan. Oleh karena itu, ia berharap semua pihak tidak mencari siapa yang salah dalam hal ini.

”Kami dan pihak penyelenggara dalam hal ini adalah Event Organizer ikut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh keluarga yang saat ini sedang berduka. Kita akan menanggung pendidikan anak-anak korban, minimal hingga SMA. Seperti diketahui, kita memiliki yayasan pendidikan dari tingkat TK hingga SMA. Dan kita akan menyekolahkan anak-anak tersebut di yayasan milik kita,” lanjutnya.

“Paralayang (paramotor) itu adalah olahraga yang lebih enak dinikmati dari jauh, lebih terlihat teknik dan lainnya. Tetapi, karena masyarakat terlalu bersemangat, akhirnya mereka memilih untuk menyaksikan lebih dekat. Sehingga melupakan terkait dengan keselamatan penerbangan dan lainnya,” tutupnya. (ram/prn/rbb)

Foto: Istimewa Para penerjun payung mendarat di lokasi Medan Air Show 2015 di eks Bandara Polonia Medan, Kamis (7/5).
Foto: Istimewa
Para penerjun payung mendarat di lokasi Medan Air Show 2015 di eks Bandara Polonia Medan, Kamis (7/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan olahraga paramotor pada acara puncak penutupan Medan Air Show 2015, Minggu (10/5/2015), yang memakan korban seorang pengunjung meninggal dunia, disebut karena seorang atlet paramotor mengalami kehilangan keseimbangan karena arah angin yang berubah.

”Si atlet yang berinisial B itu mendarat ke bagian stan yang diketahui kosong atau tidak diisi. Ternyata tanpa sepengetahuan sang atlet, tenda tersebut dijadikan pengunjung untuk beristirahat dari panasnya matahari Kota Medan,” kata Komandan Pangkalan Udara Suwondo Medan, Kolonel Pnb Chandra Siahaan, kepada wartawan.

“Arah angin yang berubah membuat atlet kehilangan keseimbangan, akhirnya memutuskan untuk mematikan mesin dan mencari titik mendarat yang tidak membahayakan. Karena dia melihat dari atas tidak ada orang di stan tersebut, akhirnya si atlet memutuskan untuk mendarat di tempat tersebut. Ternyata ada orang di sana, seorang bapak dan ketiga putrinya,” ungkapnya.

Karena itu adalah sebuah stan, yang memiliki banyak besi, ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab meninggalnya bapak tersebut. Ia menyebutkan kejadian ini murni kecelakaan. Oleh karena itu, ia berharap semua pihak tidak mencari siapa yang salah dalam hal ini.

”Kami dan pihak penyelenggara dalam hal ini adalah Event Organizer ikut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh keluarga yang saat ini sedang berduka. Kita akan menanggung pendidikan anak-anak korban, minimal hingga SMA. Seperti diketahui, kita memiliki yayasan pendidikan dari tingkat TK hingga SMA. Dan kita akan menyekolahkan anak-anak tersebut di yayasan milik kita,” lanjutnya.

“Paralayang (paramotor) itu adalah olahraga yang lebih enak dinikmati dari jauh, lebih terlihat teknik dan lainnya. Tetapi, karena masyarakat terlalu bersemangat, akhirnya mereka memilih untuk menyaksikan lebih dekat. Sehingga melupakan terkait dengan keselamatan penerbangan dan lainnya,” tutupnya. (ram/prn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/