AKHIRUDDIN/BERAU POST/jpnn Peserta seleksi CPNS tampak serius, ketika mengikuti simulasi tes CPNS di lantai II kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), menggunakan sistem computer assisted test (CAT).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rekrutmen CPNS 2016 hanya menyiapkan formasi untuk jabatan tertentu saja. Yaitu pendidikan, kesehatan, dan penegak hukum. Kalaupun ada dari tenaga teknis lainnya, namun dikhususkan untuk jabatan fungsional tertentu.
“Kalau jabatan fungsional umum seperti tenaga administrasi tidak akan direkrut. Karena sudah terlalu banyak jumlahnya,” kata Asdep Koordinasi Kebijakan, Penyusunan, Evaluasi Program dan Pembinaan SDM Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Bambang Dayanto Sumarsono kepada JPNN, Selasa (10/11).
Sedangkan untuk lulusan SMA, Bambang menambahkan, peluangnya tetap ada meski kecil. Ini untuk mengisi formasi tenaga sipir di Lapas.
“Yang lulusan SMA ini harus plus, jadi keahliannya ada. Tenaga sipir ini kan berat tugasnya,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah memformulasikan untuk tenaga sipir dan pamong praja, pendidikannya minimal D3. Alasannya, dengan strata pendidikan lebih tinggi lebih mudah beradaptasi serta menjaga emosinya ketika berhadapan dengan narapidana dan masyarakat umum. Hanya saja, kebijakan ini belum bisa diterapkan karena masih banyak daerah yang SDM-nya terbatas tingkat pendidikannya. (esy/jpnn)
AKHIRUDDIN/BERAU POST/jpnn Peserta seleksi CPNS tampak serius, ketika mengikuti simulasi tes CPNS di lantai II kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), menggunakan sistem computer assisted test (CAT).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rekrutmen CPNS 2016 hanya menyiapkan formasi untuk jabatan tertentu saja. Yaitu pendidikan, kesehatan, dan penegak hukum. Kalaupun ada dari tenaga teknis lainnya, namun dikhususkan untuk jabatan fungsional tertentu.
“Kalau jabatan fungsional umum seperti tenaga administrasi tidak akan direkrut. Karena sudah terlalu banyak jumlahnya,” kata Asdep Koordinasi Kebijakan, Penyusunan, Evaluasi Program dan Pembinaan SDM Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Bambang Dayanto Sumarsono kepada JPNN, Selasa (10/11).
Sedangkan untuk lulusan SMA, Bambang menambahkan, peluangnya tetap ada meski kecil. Ini untuk mengisi formasi tenaga sipir di Lapas.
“Yang lulusan SMA ini harus plus, jadi keahliannya ada. Tenaga sipir ini kan berat tugasnya,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah memformulasikan untuk tenaga sipir dan pamong praja, pendidikannya minimal D3. Alasannya, dengan strata pendidikan lebih tinggi lebih mudah beradaptasi serta menjaga emosinya ketika berhadapan dengan narapidana dan masyarakat umum. Hanya saja, kebijakan ini belum bisa diterapkan karena masih banyak daerah yang SDM-nya terbatas tingkat pendidikannya. (esy/jpnn)
