25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ustad Latifkan Diinterogasi di KNIA

HIMBAUAN AKSI 112. Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kedua kanan) bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (kedua kiri), Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana (kiri) dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (kanan) memberikan keterangan pers terkait aksi 112 di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (10/2). Dalam keterangannya, Kapolri dan Panglima TNI mengingatkan agar penyelenggaraan aksi damai 112 di Masjid Istiqlal tidak menyinggung muatan politik serta memegang komitmen untuk melaksanakan kegiatan dengan aman dan tertib. HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

MEDAN- Pembatalan aksi long march peserta Aksi 11 Februari 2017 atau Aksi 112 yang akan digelar Forum Umat Islam (FUI), tak menyurutkan semangat massa dari Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut untuk ke Jakarta. Sedikitnya 425 orang dari GAPAI Sumut akan ikut aksi tersebut. Bahkan, mereka telah mencarter tiga pesawat untuk terbang ke Jakarta. Sayangnya, pihak meskapai membatalkan secara sepihak.

Kordinator GAPAI Sumut, Ustadz Heriansyah kepada Sumut Pos mengatakan, awalnya massa GAPAI Sumut akan berangkat ke Jakarta secara berjamaah dengan mencarter 3 pesawat, setiap pesawat bermuatan 165 orang. ” Memang kita sempat ragu, mereka (pihak maskapai, Red) meminta nama yang akan berangkat. Namun, mereka tidak mau dibayarkan langsung. Ongkosnya disepakati Rp500 ribu per orang, jadi totalnya hampir setengah milyar,” ujar Heriansyah.

Karenanya, dia menilai, ada indikasi upaya pengembosan terhadap langkah mereka ke Jakarta. Dia juga menduga, ada indikasi intervensi terhadap pihak maskapai. Namun, dia tidak dapat melakukan upaya hukum terhadap pihak maskapai tersebut atas pembatalan sepihak ini, karena tidak ada kontrak resmi atau tertulis.

Meski demikian, Heriansyah yakin, upaya itu tidak dapat menghalangi langkah mereka untuk mengikuti Aksi 112, hari ini. Mereka tetap berangkat ke Jakarta dengan membeli tiket pesawat reguler, meskipun harga tiket tiket pesawat tujuan Jakarta, tiba-tiba naik drastis. Terlebih, jika beberapa orang yang namanya sempat didaftarkan pada carteran pesawat, terpaksa membeli tiket dengan aplikasi melalui android orang lain.

“Bayangkan, harga tiket mencapai Rp1,8 juta hingga Rp2,2 juta. Sangat tidak rasional harga itu. Karena ada juga yang seperti sudah ditandai, ada yang harus berangkat ke Padang, Bandung dan Aceh dulu baru ke Jakarta,” ungkap Heriansyah.

Dia juga menilai, pemerintah bersikap irasional dan panic menghadapi Aksi 112 ini. Sehingga berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membatalkan aksi tersebut.

“Keputusannya blunder dan antiklimaks,” tandasnya.

HIMBAUAN AKSI 112. Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kedua kanan) bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (kedua kiri), Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana (kiri) dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (kanan) memberikan keterangan pers terkait aksi 112 di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (10/2). Dalam keterangannya, Kapolri dan Panglima TNI mengingatkan agar penyelenggaraan aksi damai 112 di Masjid Istiqlal tidak menyinggung muatan politik serta memegang komitmen untuk melaksanakan kegiatan dengan aman dan tertib. HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

MEDAN- Pembatalan aksi long march peserta Aksi 11 Februari 2017 atau Aksi 112 yang akan digelar Forum Umat Islam (FUI), tak menyurutkan semangat massa dari Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut untuk ke Jakarta. Sedikitnya 425 orang dari GAPAI Sumut akan ikut aksi tersebut. Bahkan, mereka telah mencarter tiga pesawat untuk terbang ke Jakarta. Sayangnya, pihak meskapai membatalkan secara sepihak.

Kordinator GAPAI Sumut, Ustadz Heriansyah kepada Sumut Pos mengatakan, awalnya massa GAPAI Sumut akan berangkat ke Jakarta secara berjamaah dengan mencarter 3 pesawat, setiap pesawat bermuatan 165 orang. ” Memang kita sempat ragu, mereka (pihak maskapai, Red) meminta nama yang akan berangkat. Namun, mereka tidak mau dibayarkan langsung. Ongkosnya disepakati Rp500 ribu per orang, jadi totalnya hampir setengah milyar,” ujar Heriansyah.

Karenanya, dia menilai, ada indikasi upaya pengembosan terhadap langkah mereka ke Jakarta. Dia juga menduga, ada indikasi intervensi terhadap pihak maskapai. Namun, dia tidak dapat melakukan upaya hukum terhadap pihak maskapai tersebut atas pembatalan sepihak ini, karena tidak ada kontrak resmi atau tertulis.

Meski demikian, Heriansyah yakin, upaya itu tidak dapat menghalangi langkah mereka untuk mengikuti Aksi 112, hari ini. Mereka tetap berangkat ke Jakarta dengan membeli tiket pesawat reguler, meskipun harga tiket tiket pesawat tujuan Jakarta, tiba-tiba naik drastis. Terlebih, jika beberapa orang yang namanya sempat didaftarkan pada carteran pesawat, terpaksa membeli tiket dengan aplikasi melalui android orang lain.

“Bayangkan, harga tiket mencapai Rp1,8 juta hingga Rp2,2 juta. Sangat tidak rasional harga itu. Karena ada juga yang seperti sudah ditandai, ada yang harus berangkat ke Padang, Bandung dan Aceh dulu baru ke Jakarta,” ungkap Heriansyah.

Dia juga menilai, pemerintah bersikap irasional dan panic menghadapi Aksi 112 ini. Sehingga berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membatalkan aksi tersebut.

“Keputusannya blunder dan antiklimaks,” tandasnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/