32.8 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Jelang Imlek 2021: Poldasu Lakukan Pengamanan di 155 Vihara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perayaan Tahun Baru Cina atau Tahun Baru Imlek tahun 2021 atau 2572 menandai masuknya tahun untuk shio Kerbau Logam. Imlek tahun ini akan jatuh pada hari Jumat (12/2) besok. Sedangkan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) akan melakukan patroli dan pengamanan di tempat-tempat ibadah Imlek di Sumut. Ada 155 Vihara atau klenteng akan menjadi obyek pengamanan. Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (10/2).

“Untuk perayaan Imlek, Poldasu dan stakeholder terkait akan melakukan pengamanan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) menjadi prioritas utama. Pengamanan dilakukan oleh seluruh pihak Kepolisian Resor (Polres) Jajaran. Sebanyak 155 Vihara atau klenteng akan menjadi obyek pengamanan dengan berbagai skala prioritas,” katanya.

Terpisah, Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda menambahkan, perayaan Imlek tahun ini sesuai perintah dari Ro Ops Polda tidak ada Ops Liong. “Jadi Poldasu dan jajaran tetap melaksanakan pengamanan, tetapi tidak dikemas dalam bentuk Operasi, karena masih dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19. Memang semua dihimbau untuk melaksanakan kegiatan lebih banyak di rumah atau sesuai prokes,” ujarnya.

Namun, kata Valentino, Poldasu tetap melakukan pengamanan tempat ibadah atau Vihara dan semua giat masyarakat, namun sambil mengimbau agar 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas lebih diutamakan,” pungkasnya.

Jumlah Umat Beribadah Dibatasi 50 Persen

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Imlek tahun ini diimbau untuk dilakukan secara sederhana, mengingat tahun ini merupakan Imlek Pertama di Indonesia yang dirayakan ditengah pandemi Covid-19. “Makna perayaan Imlek tidak akan berkurang hanya karena dilakukan secara sederhana. Untuk itu, saya mengimbau kepada warga Kota Medan, khususnya bagi yang merayakan Imlek untuk merayakan Imlek di tahun ini secara sederhana dengan mengikuti protokol kesehatan,” ucap Ketua DPRD Kota Medan Hasyim SE, kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Dikatakan Hasyim, hal itu harus dilakukan untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Sebab pertanyaan identik dengan kerumunan, dan hak itu jelas melanggar protokol kesehatan. 

“Kalau bisa cukup dirayakan di rumah masing-masing saja, pagi-pagi tidak harus ke Vihara seperti biasanya, kita harus bisa saling menjaga, ini demi kebaikan kita bersama. Saya sendiri dan Keluarga, tahun ini akan beribadah dan merayakan Imlek di rumah saja,” ujarnya.

Apalagi untuk perayaan Imlek tahun ini, pemerintah sudah memberikan banyak imbauan kepada Instansi terkait agar perayaan Imlek dapat dilakukan secara sederhana saja.

“Untuk Imlek tahun ini agar dilakukan secara sederhana juga dikeluarkan anjuran dari pemerintah ,termasuk imbauan para tokoh Tionghoa hingga Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Paguyuban Sosial Marga Tinghoa Indonesia (PSTMI), Indonesia Tionghoa (Inti) ,” ucap Hasyim.

Hasyim juga mengaku, jika ia dan keluarga kecilnya tidak akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga di tahun ini. Hal itu dilakukan karena semata-mata ingin saling menjaga satu sama lain.

“Alat komunikasi saat ini sudah cukup canggih, kita bisa tetap berkomunikasi dengan keluarga walaupun tidak tatap muka dan berjabat tangan,” katanya.

Namun begitu, Ketua DPC PDIP Kota Medan itu menegaskan, dirinya bukan melarang warga Kota Medan untuk beribadah ke Vihara di saat Imlek. Hanya saja saat ini, beribadah di rumah masing-masing adalah hal yang paling baik.”Kalau mau tetap ke Vihara, silahkan. Kita imbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 5M,” tuturnya.

Menurut Hasyim, kebiasaan saling mengunjungi keluarga dan kerabat sebaiknya ditunda dulu. Ia pun mengajak semua pihak untuk saling mendoakan agar semuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan walaupun masih berada ditengah pandemi Covid-19.

“Mari bersama kita saling mendoakan, serta dengan bijak saling menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri maupun keluarga di rumah. Semoga kita semua diberi selalu kesehatan dan penyertaan Tuhan dalam melewati pandemi ini,” ungkapan.

Menurut Hasyim, Imlek memang harus dilaksanakan secara sederhana. Apalagi saat ini, banyak terjadi bencana. Jika ada masyarakat yang punya rejeki berlebih, akan lebih baik bila disalurkan untuk membantu sesama yang membutuhkan.

“Sehingga bisa bermanfaat untuk saudara kita. Covid -19 juga bisa diambil hikmahnya, untuk lebih fokus pada keluarga inti. Bisa membantu tetangga yang membutuhkan, dan belajar membantu tanpa harus membedakan agama dan etnis, artinya rasa solidaritas bernegara kita juga ditingkatkan lagi ,” katanya.

Dijelaskan Hasyim, secara tradisi biasanya sebelum adanya pandemi, untuk kegiatan saat perayaan tahun baru Imlek yang utama pada 11 Februari 2021 yaitu, mendoakan leluhur keluarga. Kemudian, pada malam harinya makan bersama keluarga.

Sedangkan tanggal 12 Februari 2021, atau saat hari Imleknya, biasanya dimanfaatkan untuk ajang silahturahmi, saling berkunjung antara saudara, dan berlangsung selama satu pekan. “Dan malam harinya, makan bersama biasanya bertempat di rumah keluarga yang dituakan. Jadi ini sebuah tradisi yang sudah turun temurun,” jelas Hasyim .

Hasyim juga tak lupa menyampaikan ucapan Imlek kepada seluruh masyarakat Tionghoa, khususnya warga Kota Medan yang merayakannya. “Go Xi Fat Chai kepada seluruh saudaraku,” pungkasnya. (mag-1/map/ila)

Terpisah, Kepala Badan Penangulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Medan, Arjuna Sembiring, mengatakan pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran tentang tata cara beribadah di rumah-rumah ibadah.

“Tak cuma di Vihara, di semua rumah ibadah sudah diatur tentang taya cara. beribadah ditengah pandemi, sala satunya bahwa maksimal yang masuk ke rumah ibadah hanya 50 persen dari total kapasitas rumah ibadah itu. Alhamdulillah, semua rumah ibadah kooperatif. Dan kita yakin, vihara-vihara di Kota Medan juga akan menerapkan hal itu,” kata Arjuna kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Arjuna juga mengaku, sejauh ini, pihaknya juga belum ada menerima permintaan penyemprotan disinfektan ke vihara-vihara di Kota Medan.

“Karena rata-rata mereka sudah punya alat sendiri dan saat ini sudah tidak sulit untuk mendapatkan disinfektan. Tapi begitu pun, kalau dibutuhkan, kita siap menyemprotkannya,” pungkasnya.

(Map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perayaan Tahun Baru Cina atau Tahun Baru Imlek tahun 2021 atau 2572 menandai masuknya tahun untuk shio Kerbau Logam. Imlek tahun ini akan jatuh pada hari Jumat (12/2) besok. Sedangkan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) akan melakukan patroli dan pengamanan di tempat-tempat ibadah Imlek di Sumut. Ada 155 Vihara atau klenteng akan menjadi obyek pengamanan. Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (10/2).

“Untuk perayaan Imlek, Poldasu dan stakeholder terkait akan melakukan pengamanan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) menjadi prioritas utama. Pengamanan dilakukan oleh seluruh pihak Kepolisian Resor (Polres) Jajaran. Sebanyak 155 Vihara atau klenteng akan menjadi obyek pengamanan dengan berbagai skala prioritas,” katanya.

Terpisah, Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda menambahkan, perayaan Imlek tahun ini sesuai perintah dari Ro Ops Polda tidak ada Ops Liong. “Jadi Poldasu dan jajaran tetap melaksanakan pengamanan, tetapi tidak dikemas dalam bentuk Operasi, karena masih dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19. Memang semua dihimbau untuk melaksanakan kegiatan lebih banyak di rumah atau sesuai prokes,” ujarnya.

Namun, kata Valentino, Poldasu tetap melakukan pengamanan tempat ibadah atau Vihara dan semua giat masyarakat, namun sambil mengimbau agar 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas lebih diutamakan,” pungkasnya.

Jumlah Umat Beribadah Dibatasi 50 Persen

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Imlek tahun ini diimbau untuk dilakukan secara sederhana, mengingat tahun ini merupakan Imlek Pertama di Indonesia yang dirayakan ditengah pandemi Covid-19. “Makna perayaan Imlek tidak akan berkurang hanya karena dilakukan secara sederhana. Untuk itu, saya mengimbau kepada warga Kota Medan, khususnya bagi yang merayakan Imlek untuk merayakan Imlek di tahun ini secara sederhana dengan mengikuti protokol kesehatan,” ucap Ketua DPRD Kota Medan Hasyim SE, kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Dikatakan Hasyim, hal itu harus dilakukan untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Sebab pertanyaan identik dengan kerumunan, dan hak itu jelas melanggar protokol kesehatan. 

“Kalau bisa cukup dirayakan di rumah masing-masing saja, pagi-pagi tidak harus ke Vihara seperti biasanya, kita harus bisa saling menjaga, ini demi kebaikan kita bersama. Saya sendiri dan Keluarga, tahun ini akan beribadah dan merayakan Imlek di rumah saja,” ujarnya.

Apalagi untuk perayaan Imlek tahun ini, pemerintah sudah memberikan banyak imbauan kepada Instansi terkait agar perayaan Imlek dapat dilakukan secara sederhana saja.

“Untuk Imlek tahun ini agar dilakukan secara sederhana juga dikeluarkan anjuran dari pemerintah ,termasuk imbauan para tokoh Tionghoa hingga Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Paguyuban Sosial Marga Tinghoa Indonesia (PSTMI), Indonesia Tionghoa (Inti) ,” ucap Hasyim.

Hasyim juga mengaku, jika ia dan keluarga kecilnya tidak akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga di tahun ini. Hal itu dilakukan karena semata-mata ingin saling menjaga satu sama lain.

“Alat komunikasi saat ini sudah cukup canggih, kita bisa tetap berkomunikasi dengan keluarga walaupun tidak tatap muka dan berjabat tangan,” katanya.

Namun begitu, Ketua DPC PDIP Kota Medan itu menegaskan, dirinya bukan melarang warga Kota Medan untuk beribadah ke Vihara di saat Imlek. Hanya saja saat ini, beribadah di rumah masing-masing adalah hal yang paling baik.”Kalau mau tetap ke Vihara, silahkan. Kita imbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 5M,” tuturnya.

Menurut Hasyim, kebiasaan saling mengunjungi keluarga dan kerabat sebaiknya ditunda dulu. Ia pun mengajak semua pihak untuk saling mendoakan agar semuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan walaupun masih berada ditengah pandemi Covid-19.

“Mari bersama kita saling mendoakan, serta dengan bijak saling menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri maupun keluarga di rumah. Semoga kita semua diberi selalu kesehatan dan penyertaan Tuhan dalam melewati pandemi ini,” ungkapan.

Menurut Hasyim, Imlek memang harus dilaksanakan secara sederhana. Apalagi saat ini, banyak terjadi bencana. Jika ada masyarakat yang punya rejeki berlebih, akan lebih baik bila disalurkan untuk membantu sesama yang membutuhkan.

“Sehingga bisa bermanfaat untuk saudara kita. Covid -19 juga bisa diambil hikmahnya, untuk lebih fokus pada keluarga inti. Bisa membantu tetangga yang membutuhkan, dan belajar membantu tanpa harus membedakan agama dan etnis, artinya rasa solidaritas bernegara kita juga ditingkatkan lagi ,” katanya.

Dijelaskan Hasyim, secara tradisi biasanya sebelum adanya pandemi, untuk kegiatan saat perayaan tahun baru Imlek yang utama pada 11 Februari 2021 yaitu, mendoakan leluhur keluarga. Kemudian, pada malam harinya makan bersama keluarga.

Sedangkan tanggal 12 Februari 2021, atau saat hari Imleknya, biasanya dimanfaatkan untuk ajang silahturahmi, saling berkunjung antara saudara, dan berlangsung selama satu pekan. “Dan malam harinya, makan bersama biasanya bertempat di rumah keluarga yang dituakan. Jadi ini sebuah tradisi yang sudah turun temurun,” jelas Hasyim .

Hasyim juga tak lupa menyampaikan ucapan Imlek kepada seluruh masyarakat Tionghoa, khususnya warga Kota Medan yang merayakannya. “Go Xi Fat Chai kepada seluruh saudaraku,” pungkasnya. (mag-1/map/ila)

Terpisah, Kepala Badan Penangulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Medan, Arjuna Sembiring, mengatakan pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran tentang tata cara beribadah di rumah-rumah ibadah.

“Tak cuma di Vihara, di semua rumah ibadah sudah diatur tentang taya cara. beribadah ditengah pandemi, sala satunya bahwa maksimal yang masuk ke rumah ibadah hanya 50 persen dari total kapasitas rumah ibadah itu. Alhamdulillah, semua rumah ibadah kooperatif. Dan kita yakin, vihara-vihara di Kota Medan juga akan menerapkan hal itu,” kata Arjuna kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Arjuna juga mengaku, sejauh ini, pihaknya juga belum ada menerima permintaan penyemprotan disinfektan ke vihara-vihara di Kota Medan.

“Karena rata-rata mereka sudah punya alat sendiri dan saat ini sudah tidak sulit untuk mendapatkan disinfektan. Tapi begitu pun, kalau dibutuhkan, kita siap menyemprotkannya,” pungkasnya.

(Map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/