26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Gubsu dan Pangdam Harapkan Masjid Quatul Muslimin jadi Pusat Peradaban Umat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubeu) Edy Rahmayadi dan Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin berharap, Masjid Quatul Muslimin tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat peradaban umat Islam, di antaranya untuk perbaikan ekonomi umat, pendidikan, dan kemaslahatan lainnya.

“Semoga dengan pembangunan masjid ini dapat memberikan kenyamanan bagi kita dalam beribadah. Namun bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban Islam. Masjid bila kita kelola dengan benar, tentunya akan dapat memakmuran masyarakat di sekitarnya,” kata Edy Rahmayadi saat meresmikan gedung baru Masjid Quatul Muslimin Medan, Jalan HM Jhoni, Medan Area, Jumat (10/2).

Hadir pada peresmian itu, Mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin, Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, Ketua BKM Masjid Quatul Muslimin Rivai Nasution, panitia pembangunan Masjid Quatul Muslimin Kamal Sofyan, perwakilan Forkopimda, OPD, mantan Ketua Baznas Sumut Amansyah Nasution, alim ulama serta masyarakat sekitar.

Edy mengucapkan terima kasih pada seluruh masyarakat dan donatur yang telah mewakafkan harta dan pikiran, hingga masjid tersebut dapat terbangun dengan megah. Menurutnya, makmurnya masyarakat juga dapat dilihat dari megahnya bangunan masjid yang berdiri di wilayah tersebut. “Kita harapkan dapat imbalan dari Allah SWT nanti di surga, diganti dengan bangunan istana bagi yang mewakafkan harta dan pikiran atas pembangunan masjid ini,” katanya.

Senada dengan Gubsu, Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin mengatakan, masjid dapat menjadi pusat budaya dan pengembangan Islam ke depan. Selain itu masjid juga dapat memakmurkan umat di sekitarnya. “Sekarang kita balik filosofinya, tidak hanya masyarakat memakmurkan masjid, akan tetapi masjid yang memakmurkan masyarakat,” ucap Daniel.

Dijelaskan Pangdam, cara masjid memakmurkan masyarakat di antaranya adalah memiliki Badan Usaha Masjid yang memberikan bantuan, baik modal usaha, pendampingan dan sebagainya kepada masyarakat di sekitar dalam hal ekonomi. “Tentunya modal ini akan terbebas dari riba, dan berkah bagi masyarakat dalam menjalankan usaha,” katanya.

Daniel juga meminta pada BKM untuk tidak menolak para pengunjung atau musafir yang ingin beristirahat di masjid. Umat Islam adalah bersaudara, bagi mereka yang sedang di perjalanan (musafir) tentunya mencari tempat berteduh dan beristirahat, salah satunya adalah masjid. “Saya contohkan, masjid di Sragen yang sangat ramah menyambut tamu saudara muslimnya yang lagi musafir. Mereka siapkan kamar di sebelah masjid yang lengkap dengan kasurnya bagi saudara kita yang ingin beristirahat. Saya rasa ini dapat dicontoh,” katanya.

Di jajaran Kodam I/BB, Pangdam juga telah memerintahkan pada pengurus masjid untuk mengubah paradigma dengan membuka kontak infak untuk tidak digembok. Karena masjid adalah tempat yang aman dan kejujuran. “Misalkan ada niat mau berinfak, uang di kantong cuma uang selembar Rp100 ribu, sedangkan pulang butuh uang minyak dan sebagainya Rp50 ribu, ia dapat mengambil kembalian di kotak infak yang tak digembok itu. Sedekah dia dapat, dan untuk pulang dia juga dapat. Bila ada yang mencuri karena kotak infak digembok anggap saja itu sebagai sedekah bagi si pencuri, karena ia butuh uang karena sesuatu,” katanya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubeu) Edy Rahmayadi dan Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin berharap, Masjid Quatul Muslimin tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat peradaban umat Islam, di antaranya untuk perbaikan ekonomi umat, pendidikan, dan kemaslahatan lainnya.

“Semoga dengan pembangunan masjid ini dapat memberikan kenyamanan bagi kita dalam beribadah. Namun bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban Islam. Masjid bila kita kelola dengan benar, tentunya akan dapat memakmuran masyarakat di sekitarnya,” kata Edy Rahmayadi saat meresmikan gedung baru Masjid Quatul Muslimin Medan, Jalan HM Jhoni, Medan Area, Jumat (10/2).

Hadir pada peresmian itu, Mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin, Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, Ketua BKM Masjid Quatul Muslimin Rivai Nasution, panitia pembangunan Masjid Quatul Muslimin Kamal Sofyan, perwakilan Forkopimda, OPD, mantan Ketua Baznas Sumut Amansyah Nasution, alim ulama serta masyarakat sekitar.

Edy mengucapkan terima kasih pada seluruh masyarakat dan donatur yang telah mewakafkan harta dan pikiran, hingga masjid tersebut dapat terbangun dengan megah. Menurutnya, makmurnya masyarakat juga dapat dilihat dari megahnya bangunan masjid yang berdiri di wilayah tersebut. “Kita harapkan dapat imbalan dari Allah SWT nanti di surga, diganti dengan bangunan istana bagi yang mewakafkan harta dan pikiran atas pembangunan masjid ini,” katanya.

Senada dengan Gubsu, Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin mengatakan, masjid dapat menjadi pusat budaya dan pengembangan Islam ke depan. Selain itu masjid juga dapat memakmurkan umat di sekitarnya. “Sekarang kita balik filosofinya, tidak hanya masyarakat memakmurkan masjid, akan tetapi masjid yang memakmurkan masyarakat,” ucap Daniel.

Dijelaskan Pangdam, cara masjid memakmurkan masyarakat di antaranya adalah memiliki Badan Usaha Masjid yang memberikan bantuan, baik modal usaha, pendampingan dan sebagainya kepada masyarakat di sekitar dalam hal ekonomi. “Tentunya modal ini akan terbebas dari riba, dan berkah bagi masyarakat dalam menjalankan usaha,” katanya.

Daniel juga meminta pada BKM untuk tidak menolak para pengunjung atau musafir yang ingin beristirahat di masjid. Umat Islam adalah bersaudara, bagi mereka yang sedang di perjalanan (musafir) tentunya mencari tempat berteduh dan beristirahat, salah satunya adalah masjid. “Saya contohkan, masjid di Sragen yang sangat ramah menyambut tamu saudara muslimnya yang lagi musafir. Mereka siapkan kamar di sebelah masjid yang lengkap dengan kasurnya bagi saudara kita yang ingin beristirahat. Saya rasa ini dapat dicontoh,” katanya.

Di jajaran Kodam I/BB, Pangdam juga telah memerintahkan pada pengurus masjid untuk mengubah paradigma dengan membuka kontak infak untuk tidak digembok. Karena masjid adalah tempat yang aman dan kejujuran. “Misalkan ada niat mau berinfak, uang di kantong cuma uang selembar Rp100 ribu, sedangkan pulang butuh uang minyak dan sebagainya Rp50 ribu, ia dapat mengambil kembalian di kotak infak yang tak digembok itu. Sedekah dia dapat, dan untuk pulang dia juga dapat. Bila ada yang mencuri karena kotak infak digembok anggap saja itu sebagai sedekah bagi si pencuri, karena ia butuh uang karena sesuatu,” katanya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/