Korban Mantan Anggota DPRD Tapsel dan Simalungun
MEDAN-PM David Sinaga (70) seorang pensiunan TNI AU dan juga Sekaligus mantan anggota DPRD Tapsel dan Simalungun dari Fraksi ABRI warga komplek Griya Kenanga Asri Blok E no 3 Jalan Setia Budi Kecamatan Medan Sunggal ditemukan tak bernyawa di saluran air ladang jagung tak jauh dari rumahnya, Sabtu (10/3) sekitar pukul 16.30 Wib
Kakek dua anak dan tiga cucu ini sebelumnya pada Rabu (7/3) sekira pukul 16.30 WIB meninggalkan rumahnya yang dihuni sang istri menggunakan baju kaos berwarna putih, celana pendek berwarna coklat, kain sarung kotak-kotak berwarna hitam kecoklatan, sehelai handuk putih kecil, dan sepasang sandal jepit warna coklat tanpa permisi pada istrinya.
Namun hingga malam, pensiunan TNI AU berpangkat terakhir sebagai Letkol ini tidak kunjung pulang, padahal malam sudah begitu larut. Merasa khawatir kedua anak almarhum, dr Marta Sinaga (33) dan Oloan Sinaga (40) Kamis sekira pukul 07.30 Wib melaporkan ayah mereka ke Mapolsekta Medan Sunggal , sembari terus melakukan pencarian di sekitaran komplek dibantu warga sekitar.
Pada Jum’at (7/3) Oloan sudah mempunyai firasat buruk tentang keadaan ayahnya itu, dan pikirannya selalu tertuju pada tanah kosong milik Abraham Basrido Tarigan yang ditanami dengan pohon jagung. Ia pun melakukan penyisiran di lokasi ladang jagung tersebut sepanjang hari, namun hasil yang didapatinya selalu nihil. Tak mau menyerah, selain melakukan pencarian di sekitar komplek serta membuat laporan ke polisi, Oloan juga menerbitkan iklan tentang hilangnya almarhum ke Harian Posmetro Medan yang diterbitkan, Sabtu (10/3).
Akhirnya usaha dari Oloan dan keluarga, serta segenap warga komplek Graha Kenanga Asri tidak sia-sia. Sabtu (10/3) sekitar pukul 16.30 Wib, Oloan yang kembali menyeseri ladang jagung di belakang komplek yang tak jauh dari kediamannya melihat sepasang kaki didalam saluran air di antara semak-semak rerumputan. Merasa curiga dengan apa yang terlihat, memberanikan diri ia berjalan mendekati saluran air itu.
Ternyata yang dilihatnya itu adalah jasad ayahnya David Sinaga yang sudah terbujur kaku dengan tubuh membusuk. Terbaring sedikit menyamping ke kiri dengan kondisi kepala meninggalkan bekas darah mengering. Diduga terhempas oleh batu berdiameter sekitar 50 centi meter (cm) dan tinggi sekitar 20 cm yang sebahagian besar tertanam di dalam tanah tepat di atas kepala korban saat pertama kali ditemukan Oloan.
Yakin itu adalah jasad ayahnya, Oloan langsung menghubungi pihak Kepolisian Medan Sunggal untuk memberitahukan bahwa ayahnya sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa sembari juga mengabari para warga dan keluarga. “Tiga hari saya cari dia (David Sinaga) sejak pertama kali hilang sampai ketemu sekarang, saya sudah punya firasat buruk kalau ayah saya ini pasti terjadi apa-apa di sini (ladang jagung)”, jelasnya pada Posmetro (grup Sumut Pos).
Selain pernah menjabat sebagai Anggota DPRD periode 1987-1992 di Kabupaten Simalungun dan di Tapsel periode 1992-1997 dan 1997-1999, oleh salah seorang warga komplek S Manik (60), almarhum dikenal cukup aktif di STM Parsaoran Nauli di sekitaran Jalan Setia Budi dan komplek Griya Kenanga Asri . “Warga mengenal almarhum adalah sosok yang baik dan ramah di lingkungan sekitar, dan dengan kejadian ini kami turut merasa kehilangan juga,” ucapnya.
Berdasarkan info yang berhasil dihimpun di lokasi, Sabtu (3/3) korban baru saja keluar dari RS Sari Mutiara karena mengalami struk dan penyempitan jantung, selain kondisinya yang mulai pikun karena dimakan usia.
Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Budi Hendrawan yang turun ke lokasi ketika dikonfirmasi menjelaskan, “Berdasarkan keterangan dari saksi dan warga sekitar, korban memiliki penyakit struk dan penyempitan jantung yang menyebabkan ia sering melakukan olah raga kecil pagi hari. Dugaan yang muncul saat ini adalah korban tewas karena terpeleset, namun kepolisian akan melakukan visum guna memastikan sebab dari tewasnya korban,” tandasnya.
David Sinaga ditemukan pada Sabtu sekitar pukul 16.30 Wib, namun proses evakuasi selesai hingga pukul 17.30 Wib. Hal ini ditenggarai karena cukup lambatnya tim identifikasi Polresta Medan tiba di lokasi serta kurangnya sarana dan pra sarana yang mendukung untuk mengangkut jenazah dari lokasi ditemukan.
Perdebatan sempat terjadi antara keluarga dengan pihak kepolisian karena lamanya jasad David dievakuasi. Bahkan mobil ambulan yang akan mengangkut jenazah ke RS Pirngadi belum juga datang meskipun tim identifikasi dari Polresta Medan selesai melaksanakan tugasnya.
Akhirnya sekitar pukul 16.30 Wib, proses evakuasi selesai dilaksanakan, dan jenazah langsung dibawa ke RS Pirngadi diikuti oleh kepolisian serta keluarga untuk dilakukan visum terkait penemuan jasadnya. (cr-3)