30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Gubsu Prediksi, Tahun Depan UNBK Masih 70 Persen

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Gubernur Sumut T Erry Nuradi meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 4 Medan, Senin (10/4). Berdasarkan data Kemdikbud, jumlah pelajar SMA seluruh Indonesia yang mengikuti UNBK sebanyak 873.043 orang dari 5.900 sekolah selama 10-13 April 2017.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Target 100 persen sekolah di Sumut dapat melaksanakan UNBK pada 2018, sepertinya sulit terwujud. Gubsu HT Erry Nuradi yang memegang roda kendali pemerintahan Sumut sendiri merasa pesimis. Padahal sebelumnya, Sekda Provinsi Sumatera Utara (Provsu) Hasban Ritonga optimis target tersebut diyakini dapat tercapai pada 2018.

Paling tidak ditargetkan mendekati seluruh sekolah di Sumut. Diperkirakan membutuhkan sekitar Rp16 miliar anggarannya, yang bisa bersumber dari APBN maupun APBD. “Harapannya tentu tahun depan akan lebih banyak lagi sekolah yang menggelar UNBK. Apabila mengikuti sesuai petunjuk dari pusat tentu bisa mencapai 100 persen. Kalau tahun ini persentasenya bisa dibilang 50 persen UNBK dan 50 persen UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil), maka tahun depan paling tidak mencapai 70 hingga 80 persen,” ungkap Erry.

Menurutnya, untuk mencapai target 100 persen sekolah di Sumut UNBK butuh pertimbangan. Terutama, ketersediaan komputer yang ada. Selanjutnya, jaringan internet atau server di daerah pelosok. “Kalau pasokan listrik sejauh ini sudah cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan, akan ada beberapa pembangkit baru sehingga tidak perlu dikhawatirkan,” sebut Erry.

Ia menambahkan, walau demikian, dengan menggelar UNBK tentunya banyak efisiensi. Dimana, tidak lagi harus mendistribusikan naskah soal. Kemudian, tidak ada lagi bocoran soal ujian maupun kunci jawaban.

Persoalan keterbatasan fasilitas dirasakan para siswa di sejumlah daerah. Seperti di Kota Tebingtinggi. Kepala SMA Negeri 1 Tebingtinggi, Drs Sariono mengatakan, ada 15 sekolah negeri dan swasta yang melaksanakan UNBK di Kota Tebingtinggi. Untuk SMA negeri ada empat sekolah dan untuk swasta ada sebelas sekolah. Karena UNBK dilaksanakan serentak, maka masih ada sekolah yang harus menumpang melaksanakan UNBK di sekolah lain.

“Masih ada yang harus menggelar UNBK di sekolah lain, seperti SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, Togama, Namoraya, Surya Nusantara, dan SMA Swasta Methodist,” jelas Sariono.

Ketiadaan perangkat komputer dan jaringan internet inilah yang belum dimiliki beberapa sekolah itu, maka untuk tetap mewujudkan pelaksanaan UNBK ini, pihak sekolah disarankan untuk mencari sekolah yang sudah memiliki perangkat komputer dan jaringan internet. “Karena kekurangan komputer dan jaringan internet, maka pelaksanaan UNBK secara bergantian. Waktu pelaksanaan UNBK dari pukul 08.00-16.00 WIB,” terangnya. (btr/bal/adz)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Gubernur Sumut T Erry Nuradi meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 4 Medan, Senin (10/4). Berdasarkan data Kemdikbud, jumlah pelajar SMA seluruh Indonesia yang mengikuti UNBK sebanyak 873.043 orang dari 5.900 sekolah selama 10-13 April 2017.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Target 100 persen sekolah di Sumut dapat melaksanakan UNBK pada 2018, sepertinya sulit terwujud. Gubsu HT Erry Nuradi yang memegang roda kendali pemerintahan Sumut sendiri merasa pesimis. Padahal sebelumnya, Sekda Provinsi Sumatera Utara (Provsu) Hasban Ritonga optimis target tersebut diyakini dapat tercapai pada 2018.

Paling tidak ditargetkan mendekati seluruh sekolah di Sumut. Diperkirakan membutuhkan sekitar Rp16 miliar anggarannya, yang bisa bersumber dari APBN maupun APBD. “Harapannya tentu tahun depan akan lebih banyak lagi sekolah yang menggelar UNBK. Apabila mengikuti sesuai petunjuk dari pusat tentu bisa mencapai 100 persen. Kalau tahun ini persentasenya bisa dibilang 50 persen UNBK dan 50 persen UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil), maka tahun depan paling tidak mencapai 70 hingga 80 persen,” ungkap Erry.

Menurutnya, untuk mencapai target 100 persen sekolah di Sumut UNBK butuh pertimbangan. Terutama, ketersediaan komputer yang ada. Selanjutnya, jaringan internet atau server di daerah pelosok. “Kalau pasokan listrik sejauh ini sudah cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan, akan ada beberapa pembangkit baru sehingga tidak perlu dikhawatirkan,” sebut Erry.

Ia menambahkan, walau demikian, dengan menggelar UNBK tentunya banyak efisiensi. Dimana, tidak lagi harus mendistribusikan naskah soal. Kemudian, tidak ada lagi bocoran soal ujian maupun kunci jawaban.

Persoalan keterbatasan fasilitas dirasakan para siswa di sejumlah daerah. Seperti di Kota Tebingtinggi. Kepala SMA Negeri 1 Tebingtinggi, Drs Sariono mengatakan, ada 15 sekolah negeri dan swasta yang melaksanakan UNBK di Kota Tebingtinggi. Untuk SMA negeri ada empat sekolah dan untuk swasta ada sebelas sekolah. Karena UNBK dilaksanakan serentak, maka masih ada sekolah yang harus menumpang melaksanakan UNBK di sekolah lain.

“Masih ada yang harus menggelar UNBK di sekolah lain, seperti SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, Togama, Namoraya, Surya Nusantara, dan SMA Swasta Methodist,” jelas Sariono.

Ketiadaan perangkat komputer dan jaringan internet inilah yang belum dimiliki beberapa sekolah itu, maka untuk tetap mewujudkan pelaksanaan UNBK ini, pihak sekolah disarankan untuk mencari sekolah yang sudah memiliki perangkat komputer dan jaringan internet. “Karena kekurangan komputer dan jaringan internet, maka pelaksanaan UNBK secara bergantian. Waktu pelaksanaan UNBK dari pukul 08.00-16.00 WIB,” terangnya. (btr/bal/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/