MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan diminta melakukan operasi pasar terhadap sejumlah bahan pokok. Hal ini men-yusul, lantaran selama awal Ramadan ini harga sejumlah bahan pokok bertahan mahal. Bahkan, ada salah satu bahan pokok yang harganya terus melambung.
Ketua Komisi C DPRD Medan, Boydo HK Panjaitan mengatakan, selama ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri harga bahan pokok seringkali naik signifikan dikarenakan berbagai faktor. “Seolah sudah tradisi, harga bahan pokok kerap naik menjelang hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran. Jadi kita minta, Pemko Medan melakukan operasi pasar baik itu di pasar tradisional maupun di supermarket,” ungkapnya, Jumat (10/5).
Diutarakan Boydo, memang Pemko Medan telah membuka pasar murah di beberapa titik. Akan tetapi, sayangnya tidak menyediakan seluruh bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. “Daging, cabai, bawang dan beras, biasanya mengalami kenaikan harga sewaktu ramadan dan menjelang lebaran. Jadi, untuk mengantisipasinya maka Pemko harus melakukan operasi pasar,” ujarnya.
Menurut Boydo, operasi pasar yang dilakukan sekaligus untuk mengawasi spekulan-spekulan yang memanfaatkan momen hari besar keagamaan. Mereka memainkan harga untuk meraup keuntungan.
“Harga bawang putih saat ini di pasaran sedang melambung. Dari informasi yang saya terima, harganya sudah tembus mencapai Rp100 ribu per kg. Oleh karena itu, Pemko harus cepat mengambil langkah untuk melakukan operasi pasar agar harganya dapat terkendali. Apalagi, beberapa hari belakangan Gunung Sinabung kembali erupsi yang berimbas terganggunya distribusi pasokan bahan pokok,” paparnya.
Senada disampaikan Anggota Komisi C, Asmui Lubis. Menurut Asmui, pengawasan yang dilakukan sejak dini agar permainan harga diduga oleh distributor maupun pedagang yang melakukan penimbunan barang dapat segera diantisipasi. Sebag, kalau tidak maka kenaikan harga pun tak dapat dikontrol.
“Jangan sampai kenaikan harga ini mengganggu kenyamanan umat muslim melaksanakan ibadah puasa. Mereka jadi terbebani dengan tingginya harga bahan pokok. Jadi, jangan tunggu didesak-desak dulu baru dibuar operasi pasar. Artinya, operasi pasar sudah terprogramkan jauh-jauh hari sehingga ketika harga bergejolak maka dapat terkontrol,” ujarnya.
Diutarakan dia, tak hanya operasi pasar, Pemko Medan juga diminta melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap beberapa bahan pokok yang harganya mulai naik.
“Harga-harga yang naik ini segera ditinjau lagi dan jangan dibiarkan. Karena banyak pelaku usaha diduga nakal atau sengaja melakukan penimbunan barang supaya harganya mahal. Oleh karena itu, dinas terkait harus melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi kenakalan pelaku usaha. Bahkan, kalau perlu diberi sanksi tegas agar ada efek jera,” tukasnya.
Diketahui, saat ini harga bawang putih terus naik dan menembus Rp100 ribu per kg. Padahal, normalnya harga bawang putih berkisar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kg. Kenaikan harga bawang putih ini, berpotensi menggerek harga-harga sejumlah bahan pokok seperti bawang merah, cabai dan lainnya.
Sementara, Kadis Perdagangan Medan, Damikrot mengaku pihaknya telah membuka pasar murah yang digelar pada 151 titik. Pasar murah ini tersebar di seluruh kelurahan yang diprioritaskan di wilayah dominan masyarakat berekonomi lemah, mayoritas beragama Islam dan jauh dari pasar.
“Untuk menekan gejolak harga, kami telah membuka pasar murah di 151 titik. Pasar murah ini berlangsung mulai 30 April sampai 29 Mei mendatang, yang menawarkan sejumlah bahan pokok dengan harga murah,” katanya. Dengan adanya pasar murah itu, lanjut Damikrot, diharapkan dapat membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan aneka bahan kebutuhan pokok berkualitas dan layak konsumsi dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di pasaran. Dengan demikian, mereka dapat lebih tenang dan khusuk dalam menjalani ibadah puasa.
“Agar pasar murah tepat sasaran sehingga keberadaannya dapat dirasakan manfaatnya oleh warga kurang mampu, maka meminta kepada seluruh camat, lurah dan panitia pelaksana yang terlibat supaya berperan aktif. Artinya, warga yang membeli bahan pokok di pasar murah merupakan masyarakat yang ekonomi rendah,” pungkasnya. (ris/ila)