28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Masyarakat Medan Rentan Terhadap Perpecahan

MEDAN – Pembekalan wawasan dan pengetahuan tentang idiologi kebangsaan tampaknya harus diberikan secara merata, baik di tingkat kelurahan maupun lingkungan. Atas dasar itu, Rabu ( 10/10) kemarin para staf camat, staf kelurahan, ketua PKK kelurahan, kader PKK dan ibu-ibu kepala lingkungan se-Kota Medan mendapat pembekalan soal penguatan pemahaman idiologi kebangsaan pada program pengembangan wawasan kebangsaan di Grand Antares Medan.

Penguatan wawasan dan pemahaman ini diberikan langsung oleh Wali Kota Medan diwakili Sekda Ir Syaiful Bahri MM. Kata dia, globalisasi, liberisasi bila tidak diantisipasi dapat mengganggu atau merusak mental dan nilai-nilai Pancasila. “Untuk itu kita sebagai bangsa wajib meningkatkan kewaspadaan nasional dan ketahanan  mental idiologi bangsa, kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial dan politik ini harus dibangun berdasarkan keyakinan nasional atas idiologi kebangsaan yakni Pancasila,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam perjalanannya sejak proklamasi hingga sekarang,  masih dijumpai ada kelompok-kelompok yang berfikiran untuk mengganti Idiologi Pancasila dengan Idiologi lain. Namun semua itu gagal sebab kita tahu Pancasila adalah seperti darah daging bangsa Indonesia, hanya dengan dasar keyakinan inilah masyarakat Indonesia tegak, tegar dengan keyakinan atas Pancasila sebagai Idiologi bangsa Indonesia yang benar dan terpercaya.

“Warga Medan  multi etnis yang memiliki beragam agama, kepercayaan, budaya dan ras. Masyarakat yang majemuk seperti ini sungguh rentan terhadap perpecahan. Untuk itu penguatan Idiologi kebangsaan menjadi sangat perlu,’’ ujar Syaiful Bahri.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Pelindungan Masyarakat Dan Politik Kota Medan Ceko Wakhdea Ritonga SH  menyebutkan, kegiatan ini  untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan kebangsaan kepada  peserta. Para peserta sebanyak 400 orang dengan narasumber Drs Irfan Simatupang dari Fisipol USU, Prof Pagar Hasibuan dari MUI Kota Medan, Drs Palit Muda Harahap dari FKUB dan dari Kesbang Linmas Pol Kota Medan. (gus)

MEDAN – Pembekalan wawasan dan pengetahuan tentang idiologi kebangsaan tampaknya harus diberikan secara merata, baik di tingkat kelurahan maupun lingkungan. Atas dasar itu, Rabu ( 10/10) kemarin para staf camat, staf kelurahan, ketua PKK kelurahan, kader PKK dan ibu-ibu kepala lingkungan se-Kota Medan mendapat pembekalan soal penguatan pemahaman idiologi kebangsaan pada program pengembangan wawasan kebangsaan di Grand Antares Medan.

Penguatan wawasan dan pemahaman ini diberikan langsung oleh Wali Kota Medan diwakili Sekda Ir Syaiful Bahri MM. Kata dia, globalisasi, liberisasi bila tidak diantisipasi dapat mengganggu atau merusak mental dan nilai-nilai Pancasila. “Untuk itu kita sebagai bangsa wajib meningkatkan kewaspadaan nasional dan ketahanan  mental idiologi bangsa, kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial dan politik ini harus dibangun berdasarkan keyakinan nasional atas idiologi kebangsaan yakni Pancasila,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam perjalanannya sejak proklamasi hingga sekarang,  masih dijumpai ada kelompok-kelompok yang berfikiran untuk mengganti Idiologi Pancasila dengan Idiologi lain. Namun semua itu gagal sebab kita tahu Pancasila adalah seperti darah daging bangsa Indonesia, hanya dengan dasar keyakinan inilah masyarakat Indonesia tegak, tegar dengan keyakinan atas Pancasila sebagai Idiologi bangsa Indonesia yang benar dan terpercaya.

“Warga Medan  multi etnis yang memiliki beragam agama, kepercayaan, budaya dan ras. Masyarakat yang majemuk seperti ini sungguh rentan terhadap perpecahan. Untuk itu penguatan Idiologi kebangsaan menjadi sangat perlu,’’ ujar Syaiful Bahri.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Pelindungan Masyarakat Dan Politik Kota Medan Ceko Wakhdea Ritonga SH  menyebutkan, kegiatan ini  untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan kebangsaan kepada  peserta. Para peserta sebanyak 400 orang dengan narasumber Drs Irfan Simatupang dari Fisipol USU, Prof Pagar Hasibuan dari MUI Kota Medan, Drs Palit Muda Harahap dari FKUB dan dari Kesbang Linmas Pol Kota Medan. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/