JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tiga dokumen historis Indonesia kembali masuk dalam register warisan dunia Memory of The World (MOW) UNESCO. Tiga dokumen tersebut adalah arsip konservasi Borobudur, arsip Tsunami Samudera Hindia serta naskah cerita panji.
Sebelumnya, beberapa dokumen sejarah indonesia juga sudah masuk dalam register MOW, yakni naskah La Galigo (2011), naskah Nagarakertagama (2013), naskah Babad Diponegoro (2013), serta arsip KTT Asia Afrika (2015). Indonesia diwakili Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan salah satu anggota komite MOW UNESCO.
Dalam pernyataannya kemarin (10/12), Sekretaris Komite Nasional MOW Indonesia, Endang Sri Rusmiyati menjelaskan, arsip konservasi Borobudur digagas oleh balai konservasi Borobudur yang berada di bawah Kemendikbud. “Pengakuan internasional ini bisa jadi sumbangsih bagi pengembangan ilmu konservasi, juga memecahkan masalah konservasi yang ada,” katanya.
Sementara naskah cerita panji diusulkan oleh Perpustakaan Nasional RI secara joint nomination dengan Malaysia, Kamboja, Belanda, dan Inggris. Tim perpustakaan dipimpin oleh Prof. Wardiman Djojonegoro menggalang dukungan dari negara-negara co-nominator tersebut.
Sementara itu, arsip Tsunami Samudera Hindia diusulkan oleh Lembaga Arsip Nasional RI. Juga dengan joint nomination bersama Sri Lanka. “Arsip Tsunami ini terdiri dari beberapa dokumen dari beberapa media yang berkaitan dengan kejadian, tanggap bencana, serta proses rekonstruksi,” kata Endang.
Rapat Pleno Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) akan berlangsung hari ini (11/12). Penyerahan sertifikat dari UNESCO akan dilakukan oleh Deputi Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO kepada pemerintah indonesia. “Ini pencapaian luar biasa, mengingat selama ini tiap negara hanya boleh mengusulkan dua dokumen, setiap dua tahun, secara mandiri pula,” kata Endang. (tau)
