25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Soal Vaksin Booster kepada Masyarakat, Dinkes Sumut Tunggu Arahan Pusat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih menunggu arahan dari pemerintah pusat sekaitan pelaksanaan vaksin ketiga atau booster. Sejauh ini, Pemprov Sumut masih berupaya mengejar target vaksinasi 70 persen yang bertujuan menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok.

Ilustrasi: Vaksin Covid-19.

“Menunggu petunjuk Kementerian Kesehatan, perkiraan kita di Januari (2022),” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis menjawab Sumut Pos, Jumat (10/12).

Diketahui, ada beberapa jenis vaksin yang tersedia untuk diberikan sebagai dosis ketiga vaksin Covid-19, yaitu vaksin Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm. Mengenai hal ini, Ismail kembali menyebut, pihaknya tetap menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. “Ya, belum ada petunjuk,” katanya.

Begitupun, pihaknya saat ini masih berupaya mengejar target herd immunity. Yakni hingga 21 November lalu, penyuntikan vaksin Covid-19 dosis pertama masyarakat Sumut, mencapai 58,45 persen atau sudah sebanyak 6.675.016 orang.

Adapun sasaran vaksinasi bagi masyarakat Sumut, sebut dia, sebanyak 11.419.559 orang, meliputi tenaga kesehatan (nakes), lansia, petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum, serta anak atau remaja usia 12-17 tahun. Sementara itu, untuk masyarakat yang sudah menerima dosis kedua Vaksin Covid-19 di Sumut mencapai 40,74 persen atau sebanyak 4.652.440 orang.

Selain itu, Dinkes Sumut juga menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 terhadap pelajar tingkat SMA/SMK di Sumut bisa 100 persen sebelum tahun 2022. Sejauh ini, vaksinasi pelajar di Sumut sudah mencapai 70 persen lebih.

“Berdasarkan data dari Satgas Sumut, vaksinasi pelajar di Sumut sudah 70 persen lebih hingga awal Bulan Desember ini. Kita berharap sebelum awal tahun baru 2022 capaiannya sudah 100 persen,” kata Ismail.

Capaian vaksinasi pelajar tertinggi ada di tiga kabupaten, yaitu Batubara, Langkat dan Asahan. Tiga kabupaten ini, kata Ismail, sudah lewat dari 60 persen pelajar dilakukan vaksinasi.

Menurut Ismail, kendala dalam memberikan vaksinasi kepada pelajar hanya stok vaksin yang kurang. Saat ini, katanya, mungkin hanya 1 persen pelajar yang tidak diizinkan untuk vaksin atau pelajar itu sendiri yang tidak mau. “Artinya, semua sudah pada mau vaksin hanya saja keterbatasan stok vaksin membuat mereka harus menunggu,” katanya.

Ismail mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot vaksinasi baik kepada masyarakat, pelajar ataupun lansia. Pihaknya juga terus memberi imbauan tentang pentingnya vaksinasi dalam menjaga kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi beberapa waktu lalu menyebutkan, bahwa hingga akhir 2021, jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin harus mencapai 70 persen.

Ia mengaku, hal tersebut bisa terwujud bila mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat Sumut. “Di akhir Desember (2021) dia harus sudah 70 persen. Maka kita bersama-sama, tolong menolong melakukan vaksinasi rakyat kita yang jauh-jauh itu, tidak segampang seperti apa yang kita ucapkan,” ujarnya.

Diakuinya kendala di lapangan yang kerap terjadi yaitu, kebutuhan dosis vaksin yang sangat terbatas dari pemerintah pusat. Sebab gunanya vaksin untuk membuat imun manusia meninggal sehingga mencegah terpapar Covid. “Vaksinnya ada, vaksinator ada, tapi rakyatnya tak mau divaksin. Untuk itu bantu support,” pungkasnya. (prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih menunggu arahan dari pemerintah pusat sekaitan pelaksanaan vaksin ketiga atau booster. Sejauh ini, Pemprov Sumut masih berupaya mengejar target vaksinasi 70 persen yang bertujuan menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok.

Ilustrasi: Vaksin Covid-19.

“Menunggu petunjuk Kementerian Kesehatan, perkiraan kita di Januari (2022),” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis menjawab Sumut Pos, Jumat (10/12).

Diketahui, ada beberapa jenis vaksin yang tersedia untuk diberikan sebagai dosis ketiga vaksin Covid-19, yaitu vaksin Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm. Mengenai hal ini, Ismail kembali menyebut, pihaknya tetap menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. “Ya, belum ada petunjuk,” katanya.

Begitupun, pihaknya saat ini masih berupaya mengejar target herd immunity. Yakni hingga 21 November lalu, penyuntikan vaksin Covid-19 dosis pertama masyarakat Sumut, mencapai 58,45 persen atau sudah sebanyak 6.675.016 orang.

Adapun sasaran vaksinasi bagi masyarakat Sumut, sebut dia, sebanyak 11.419.559 orang, meliputi tenaga kesehatan (nakes), lansia, petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum, serta anak atau remaja usia 12-17 tahun. Sementara itu, untuk masyarakat yang sudah menerima dosis kedua Vaksin Covid-19 di Sumut mencapai 40,74 persen atau sebanyak 4.652.440 orang.

Selain itu, Dinkes Sumut juga menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 terhadap pelajar tingkat SMA/SMK di Sumut bisa 100 persen sebelum tahun 2022. Sejauh ini, vaksinasi pelajar di Sumut sudah mencapai 70 persen lebih.

“Berdasarkan data dari Satgas Sumut, vaksinasi pelajar di Sumut sudah 70 persen lebih hingga awal Bulan Desember ini. Kita berharap sebelum awal tahun baru 2022 capaiannya sudah 100 persen,” kata Ismail.

Capaian vaksinasi pelajar tertinggi ada di tiga kabupaten, yaitu Batubara, Langkat dan Asahan. Tiga kabupaten ini, kata Ismail, sudah lewat dari 60 persen pelajar dilakukan vaksinasi.

Menurut Ismail, kendala dalam memberikan vaksinasi kepada pelajar hanya stok vaksin yang kurang. Saat ini, katanya, mungkin hanya 1 persen pelajar yang tidak diizinkan untuk vaksin atau pelajar itu sendiri yang tidak mau. “Artinya, semua sudah pada mau vaksin hanya saja keterbatasan stok vaksin membuat mereka harus menunggu,” katanya.

Ismail mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot vaksinasi baik kepada masyarakat, pelajar ataupun lansia. Pihaknya juga terus memberi imbauan tentang pentingnya vaksinasi dalam menjaga kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi beberapa waktu lalu menyebutkan, bahwa hingga akhir 2021, jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin harus mencapai 70 persen.

Ia mengaku, hal tersebut bisa terwujud bila mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat Sumut. “Di akhir Desember (2021) dia harus sudah 70 persen. Maka kita bersama-sama, tolong menolong melakukan vaksinasi rakyat kita yang jauh-jauh itu, tidak segampang seperti apa yang kita ucapkan,” ujarnya.

Diakuinya kendala di lapangan yang kerap terjadi yaitu, kebutuhan dosis vaksin yang sangat terbatas dari pemerintah pusat. Sebab gunanya vaksin untuk membuat imun manusia meninggal sehingga mencegah terpapar Covid. “Vaksinnya ada, vaksinator ada, tapi rakyatnya tak mau divaksin. Untuk itu bantu support,” pungkasnya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/