25.6 C
Medan
Wednesday, May 15, 2024

PPKM Level 3 Dibatalkan, Wapres Ajak Kampanyekan Spice Up The World

SUMUTPOS.CO – Kejayaan kembali rempah-rempah Indonesia di pasar global, akan dimulai dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Hal itu tentu bukan sekadar mimpi, mengingat Sumut sejak dulu sudah dikenal sebagai wilayah penghasil rempah di bumi ibu pertiwi.

DISKOMINFO SUMUT FOR SUMUT POS
PERINGATAN HRN: Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mendampingi Wapres RI, Ma’ruf Amin saat membuka acara peringatan Hari Rempah Nasional dan Pembukaan Expo Indonesia Spices Business Forum and Expo (ISBFE) 2021 di Hotel Niagara Parapat, Simalungun, Jumat (10/12).

Optimisme tersebut disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin saat memberi sambutan pada acara Peringatan Hari Rempah Nasional (HRN) I/2021 di Niagara Hotel Lake Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Jumat (10/12). Menurutnya, bukan tanpa alasan Sumut dipilih sebagai tuan rumah pertama HRN. “Selain di sini Danau Toba sebagai salah satu dari lima kawasan super prioritas, kawasan ini juga pusat tanaman rempah,” kata Ma’ruf.

Melalui acara berskala dunia itu pula, dia yakin akan membuka jalan lebih luas mendorong kejayaan rempah Indonesia di pasar dunia. Ia pun berharap, Indonesia secepatnya tidak lagi sebagai negara pengekspor bahan mentah rempah. Karena itu, hilirisasi produk rempah perlu diperkuat untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan petani.

“Kita kebanyakan mengekspor bahan mentah yang membuka peluang negara lain mengolahnya dan hasilnya diimpor ke Indonesia. Kita harus keluar secepatnya dari (kondisi) ini, dengan mempercepat revitalisasi industri olahan rempah,” kata Wapres.

Ma’ruf Amin juga mengajak semua pihak agar aware dan kalau bisa ikut terlibat dalam kampanye komoditas rempah yang potensinya luar biasa di Indonesia. Yakni lewat kampanye Spice Up The World.

Menurut Wapres, Indonesia memiliki anugerah kekayaan alam yang sangat besar berupa rempah-rempah yang kualitasnya sudah diakui di dunia internasional. Ekspor rempah pun telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara utama tujuan pembeli.

Oleh karena itu, potensi besar ini harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh pihak, salah satunya melalui kampanye Spice Up The World agar rempah dan kuliner Indonesia dapat semakin mendunia.

“Pemanfaatan komoditas rempah erat kaitannya dengan perkembangan kuliner. Dalam kesempatan ini, saya ingin kita semakin gencar mempromosikan Indonesia dalam kampanye Spice Up The World,” tutur Wapres.

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, kampanye ini menjadi penting agar citra kuliner Indonesia berbasis rempah dapat lebih dikenal lagi di manca negara. Sebab, tidak dipungkiri saat ini banyak sekali warga asing yang menyukai makanan dan minuman khas Indonesia.

Namun Wapres juga mengingatkan, peningkatan citra ini perlu diiringi dengan konsistensi dalam kualitas produk yang ditawarkan. Sebab, kualitas tersebut akan menjadi ciri khas yang diingat dan diminati oleh masyarakat luas.

“Kekuatan branding kuliner ini perlu dibangun dengan tetap menonjolkan kualitas produk yang mencerminkan kualitas pikir, kualitas karya, kualitas kinerja, serta kualitas hidup bangsa Indonesia,” urainya.

Wapres mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan jajaran otoritas untuk bahu-membahu mengelola kekayaan bumi nonmigas ini agar dapat terus dilestarikan dan dikembangkan. Sehingga semakin membawa manfaat bagi rakyat, bangsa, dan negara.

“Sekali lagi saya ingin mengajak kita semua bangkit untuk mengelola kekayaan bumi kita Indonesia secara bijak, karena itulah keunggulan komparatif kita yang diakui dunia,” pungkasnya. 

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang turut hadir juga berharap, melalui kegiatan ini mampu mendongkrak industri rempah Sumut. Ia menyebut, ada beberapa rempah berkualitas ekspor dari Sumut seperti kemiri, lada, andaliman, kapulaga, cengkeh, jahe dan kunyit. Sebagian besar produk ini berasal dari Tapanuli, Simalungun, Dairi, Tanah Karo, dan Humbang Hasundutan. Pemprov Sumut akan memperkuat pemberdayaan petani dan UKM.

“Kita terus latih petani dan UKM untuk memperluas pasar rempah. Kita harap rempah dan hasil perkebunan menjadi andalan Sumut sebagai salah satu penggerak ekonomi,” ujarnya yang hadir bersama Ketua TP PKK Sumut sekaligus Ketua Dewan Rempah Indonesia (DRI) Sumut, Nawal Lubis.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini Indonesia masuk 10 besar negara penghasil rempah dunia setelah Etiopia, Turki dan beberapa negara lain. Limpo berjanji Indonesia masuk tiga besar dalam beberapa tahun ke depan.

“Dengan bantuan seluruh stakeholders saya janji kita akan berada di tiga atau dua besar. Kurang apa perkebunan kita, kurang apa pertanian kita? Saya kira bila pertanian kita diakselerasi secara baik maka akan memberikan hasil yang luar biasa,” katanya.

Pada hari bersejarah peringatan pertama HRN ini, Sumut menandainya dengan ekspor kayu manis dan kopi senilai Rp2,66 miliar. Selain itu juga dilakukan penanaman serentak rempah secara nasional melalui video konferens.

Turut hadir Ketua Umum DRI, Gamal Nasir, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang, dan Sekda Provinsi Lampung, Sutono. (prn)

SUMUTPOS.CO – Kejayaan kembali rempah-rempah Indonesia di pasar global, akan dimulai dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Hal itu tentu bukan sekadar mimpi, mengingat Sumut sejak dulu sudah dikenal sebagai wilayah penghasil rempah di bumi ibu pertiwi.

DISKOMINFO SUMUT FOR SUMUT POS
PERINGATAN HRN: Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mendampingi Wapres RI, Ma’ruf Amin saat membuka acara peringatan Hari Rempah Nasional dan Pembukaan Expo Indonesia Spices Business Forum and Expo (ISBFE) 2021 di Hotel Niagara Parapat, Simalungun, Jumat (10/12).

Optimisme tersebut disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin saat memberi sambutan pada acara Peringatan Hari Rempah Nasional (HRN) I/2021 di Niagara Hotel Lake Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Jumat (10/12). Menurutnya, bukan tanpa alasan Sumut dipilih sebagai tuan rumah pertama HRN. “Selain di sini Danau Toba sebagai salah satu dari lima kawasan super prioritas, kawasan ini juga pusat tanaman rempah,” kata Ma’ruf.

Melalui acara berskala dunia itu pula, dia yakin akan membuka jalan lebih luas mendorong kejayaan rempah Indonesia di pasar dunia. Ia pun berharap, Indonesia secepatnya tidak lagi sebagai negara pengekspor bahan mentah rempah. Karena itu, hilirisasi produk rempah perlu diperkuat untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan petani.

“Kita kebanyakan mengekspor bahan mentah yang membuka peluang negara lain mengolahnya dan hasilnya diimpor ke Indonesia. Kita harus keluar secepatnya dari (kondisi) ini, dengan mempercepat revitalisasi industri olahan rempah,” kata Wapres.

Ma’ruf Amin juga mengajak semua pihak agar aware dan kalau bisa ikut terlibat dalam kampanye komoditas rempah yang potensinya luar biasa di Indonesia. Yakni lewat kampanye Spice Up The World.

Menurut Wapres, Indonesia memiliki anugerah kekayaan alam yang sangat besar berupa rempah-rempah yang kualitasnya sudah diakui di dunia internasional. Ekspor rempah pun telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara utama tujuan pembeli.

Oleh karena itu, potensi besar ini harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh pihak, salah satunya melalui kampanye Spice Up The World agar rempah dan kuliner Indonesia dapat semakin mendunia.

“Pemanfaatan komoditas rempah erat kaitannya dengan perkembangan kuliner. Dalam kesempatan ini, saya ingin kita semakin gencar mempromosikan Indonesia dalam kampanye Spice Up The World,” tutur Wapres.

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, kampanye ini menjadi penting agar citra kuliner Indonesia berbasis rempah dapat lebih dikenal lagi di manca negara. Sebab, tidak dipungkiri saat ini banyak sekali warga asing yang menyukai makanan dan minuman khas Indonesia.

Namun Wapres juga mengingatkan, peningkatan citra ini perlu diiringi dengan konsistensi dalam kualitas produk yang ditawarkan. Sebab, kualitas tersebut akan menjadi ciri khas yang diingat dan diminati oleh masyarakat luas.

“Kekuatan branding kuliner ini perlu dibangun dengan tetap menonjolkan kualitas produk yang mencerminkan kualitas pikir, kualitas karya, kualitas kinerja, serta kualitas hidup bangsa Indonesia,” urainya.

Wapres mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan jajaran otoritas untuk bahu-membahu mengelola kekayaan bumi nonmigas ini agar dapat terus dilestarikan dan dikembangkan. Sehingga semakin membawa manfaat bagi rakyat, bangsa, dan negara.

“Sekali lagi saya ingin mengajak kita semua bangkit untuk mengelola kekayaan bumi kita Indonesia secara bijak, karena itulah keunggulan komparatif kita yang diakui dunia,” pungkasnya. 

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang turut hadir juga berharap, melalui kegiatan ini mampu mendongkrak industri rempah Sumut. Ia menyebut, ada beberapa rempah berkualitas ekspor dari Sumut seperti kemiri, lada, andaliman, kapulaga, cengkeh, jahe dan kunyit. Sebagian besar produk ini berasal dari Tapanuli, Simalungun, Dairi, Tanah Karo, dan Humbang Hasundutan. Pemprov Sumut akan memperkuat pemberdayaan petani dan UKM.

“Kita terus latih petani dan UKM untuk memperluas pasar rempah. Kita harap rempah dan hasil perkebunan menjadi andalan Sumut sebagai salah satu penggerak ekonomi,” ujarnya yang hadir bersama Ketua TP PKK Sumut sekaligus Ketua Dewan Rempah Indonesia (DRI) Sumut, Nawal Lubis.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini Indonesia masuk 10 besar negara penghasil rempah dunia setelah Etiopia, Turki dan beberapa negara lain. Limpo berjanji Indonesia masuk tiga besar dalam beberapa tahun ke depan.

“Dengan bantuan seluruh stakeholders saya janji kita akan berada di tiga atau dua besar. Kurang apa perkebunan kita, kurang apa pertanian kita? Saya kira bila pertanian kita diakselerasi secara baik maka akan memberikan hasil yang luar biasa,” katanya.

Pada hari bersejarah peringatan pertama HRN ini, Sumut menandainya dengan ekspor kayu manis dan kopi senilai Rp2,66 miliar. Selain itu juga dilakukan penanaman serentak rempah secara nasional melalui video konferens.

Turut hadir Ketua Umum DRI, Gamal Nasir, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang, dan Sekda Provinsi Lampung, Sutono. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/