26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

KPU Sumut Dikawal Ketat

MEDAN- Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut mendapat perlakuan khusus jelang penghitungan suara Pilgubsu. Sedikitnya 181 personel polisi mengamankan gedung yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan tersebut.

Tidak itu saja, pengamanan juga dibantu dengan mengerahkan kendaraan taktis seperti barracuda, water canon, mobil security barrier atau pengangkut kawat berduri dan kendaraan unit Dokkes Polri.

Kemarin (11/3), Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu), Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, melakukan peninjauan ke kantor KPU Sumut. Selain meninjau pengamanan yang dilakukan pascateror bom, Kapoldasu juga menyempatkan diri untuk melihat aktivitas KPU setelah pelaksanaan Pilgubsu.

Kita kawal terus, jangan sampai nanti terjadi apa-apa kita dibilang tidak berbuat,” ujar Kapoldsu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, saat melakukan peninjauan di kantor KPU Sumut.

Wisjnu tidak menampik peningkatan pengamanan yang mereka lakukan ini berkaitan dengan munculnya teror bom kepada sejumlah komisioner KPU. Dikatakan Wisjnu, kepolisian selaku aparat keamanan wajib memberikan pengamanan kepada KPU. “Kami wajib memberikan pengamanan kepada KPU. Kami juga masih terus menyelidiki teror yang diterima ketua KPU baru-baru ini,” ungkap Wisjnu.

Data yang diperoleh, jumlah personel keamanan yang dikerahkan menjaga Kantor KPU Sumut berkisar 181 personel, yang terdiri dari personil Brimob, personel Samapta Polresta Meda, dan personel Polsek Medan Timur.

engamanan juga dibantu dengan mengerahkan kendaraan taktis seperti Barracuda, Water Canon, Mobil Security Barrier atau pengangkut kawat berduri dan Kendaraan Unit Dokkes Polri.

Di sisi lain, teror bom yang dialami Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution, diharapkan tidak mengganggu kinerja KPU Sumut secara umum. Setidaknya hal ini diungkapkan Nursairani Simatupang, pengamat hukum dan krimonolog dari Universita Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Dia mengungkapkan pesta demokrasi memang sangat rawan konflik yang bisa menggangu Katibmas. “Namun, itu bisa dihindari dan dicegah. Semua unsur harus ikut menjaga,” ujarnya.

Selain itu, tambah Nursairani, para calon dan pendukung calon idealnya bergandeng tangan untuk menjaga Sumut yang aman dan kondusif. “Kan belum diketahui siapa pemenang dari keputusan KPU Sumut, tapi quick count sudah diketahui. Nah, untuk para calon ini sebaiknya bersama-sama menjaga keamanan dan kondusif Sumut ini,” katanya.

GusMan Optimis Tunggu Pengumuman
Di sisi lain, pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (GusMan) mengaku masih optimis menunggu penghitungan suara yang akan diumumkan KPU Sumut pada 15 Maret mendatang.

“Ini ‘kan masih hitung cepat dari LSI, bisa saja quick count ini pesanan dari orang-orang tertentu. GusMan tetap optimis karena ini masih hitungan sementara,” ujar Gus didampingi Soekirman pada malam silaturrahmi dihadiri istri Asrida Murni Gus Irawan, Panusunan Pasaribu, tim pemenangan GusMan, koalisi partai, relawan dan pendukung, di GusMan Center, Jalan Pattimura Nomor 342, Medan, Minggu (10/3) malam.

Gus mengatakan, ucapan selamat yang dilontarkan beberapa waktu lalu merupakan pernyataan spontanitas atas dasar jiwa besar untuk hasil quick count. “Malam ini kita kembali berkumpul di sini untuk menjemput semangat, untuk tetap bekerja mewujudkan masyarakat Sumut lebih sejahtera,” kata Gus.

Gus mengungkapkan, pada pelaksanaan Pilgubsu lalu banyak terdapat indikasi pelanggaran seperti C6 yang tidak tepat sasaran. Dikatakannya, bahkan banyak pemilih yang tidak mendapatkan C6. Ironisnya, ada juga orang-orang tertentu yang menjual C6 tersebut dengan harga bervariasi.

“Waktu itu ada yang menawarkan C6 dengan harga Rp50 ribu per lembar, namun kita tolak karena GusMan tetap teguh mengikuti proses Pilgubsu dengan sportif. Kita masih mempunyai waktu untuk melakukan gugatan ke MK. Untuk itu mari kita bersama-sama mengumpulkan bukti-bukti kuat atas indikasi pelanggaran yang terjadi,” beber Gus disambut aplaus dan yel Hidup GusMan yang diteriakkan para relawan.

Soekirman menambahkan, berbagai indikasi pelanggaran juga terdapat di Jalan Air Bersih, Medan. “Banyak pendukung GusMan yang tidak memperoleh C6, tapi orang yang tidak dikenali juga banyak mendapatkan C6 dan mencoblos di daerah ini,” kata wakil bupati Serdang Bedagai ini.

Soekirman yang sejak 7 tahun lalu menetap di Serdang Bedagai dan secara administrasi terdaftar di pemerintahan setempat, mendapat formulir C6 double. “Tempat lama saya tinggal di Jalan Air Bersih, Medan, saya dan keluarga saya masih mendapat formulir C6. Ini sangat konyol dan saya khawatir ini merupakan jebakan. Saya dan keluarga tetap memilih di tempat dimana domisili kami sebenarnya,” ungkap Soekirman.

Ketua Tim Pemenangan GusMan, Adi Haris Siregar menegaskan, Pilgubsu 2013 sangat tidak berkualitas, selain tingginya angka Golput yakni di atas 50 persen, juga banyak terdapat indikasi pelanggaran, di antaranya tidak diperkenankannya saksi dari GusMan berada di lokasi tempat pemungutan suara (TPS) karena menggunakan baju batik Sumut Sejahtera.

“Sebelumnya kami sudah menanyakan kepada KPU Sumut dan Panwaslu Sumut, pakaian seperti apa yang dilarang saat berada di TPS. Kedua pihak mengatakan, jika pakaian tersebut menggunakan atribut gambar dan nomor urut salah satu Cagubsu-Cawagubsu serta berisi ajakan memilih pasangan tertentu.

Ketika kami menanyakan apakah saksi kami diizinkan memakai kemeja batik Sumut Sejahtera, mereka mengatakan boleh dan diizinkan karena tidak melanggar aturan,” jelasnya. (gus/ial)

MEDAN- Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut mendapat perlakuan khusus jelang penghitungan suara Pilgubsu. Sedikitnya 181 personel polisi mengamankan gedung yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan tersebut.

Tidak itu saja, pengamanan juga dibantu dengan mengerahkan kendaraan taktis seperti barracuda, water canon, mobil security barrier atau pengangkut kawat berduri dan kendaraan unit Dokkes Polri.

Kemarin (11/3), Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu), Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, melakukan peninjauan ke kantor KPU Sumut. Selain meninjau pengamanan yang dilakukan pascateror bom, Kapoldasu juga menyempatkan diri untuk melihat aktivitas KPU setelah pelaksanaan Pilgubsu.

Kita kawal terus, jangan sampai nanti terjadi apa-apa kita dibilang tidak berbuat,” ujar Kapoldsu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, saat melakukan peninjauan di kantor KPU Sumut.

Wisjnu tidak menampik peningkatan pengamanan yang mereka lakukan ini berkaitan dengan munculnya teror bom kepada sejumlah komisioner KPU. Dikatakan Wisjnu, kepolisian selaku aparat keamanan wajib memberikan pengamanan kepada KPU. “Kami wajib memberikan pengamanan kepada KPU. Kami juga masih terus menyelidiki teror yang diterima ketua KPU baru-baru ini,” ungkap Wisjnu.

Data yang diperoleh, jumlah personel keamanan yang dikerahkan menjaga Kantor KPU Sumut berkisar 181 personel, yang terdiri dari personil Brimob, personel Samapta Polresta Meda, dan personel Polsek Medan Timur.

engamanan juga dibantu dengan mengerahkan kendaraan taktis seperti Barracuda, Water Canon, Mobil Security Barrier atau pengangkut kawat berduri dan Kendaraan Unit Dokkes Polri.

Di sisi lain, teror bom yang dialami Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution, diharapkan tidak mengganggu kinerja KPU Sumut secara umum. Setidaknya hal ini diungkapkan Nursairani Simatupang, pengamat hukum dan krimonolog dari Universita Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Dia mengungkapkan pesta demokrasi memang sangat rawan konflik yang bisa menggangu Katibmas. “Namun, itu bisa dihindari dan dicegah. Semua unsur harus ikut menjaga,” ujarnya.

Selain itu, tambah Nursairani, para calon dan pendukung calon idealnya bergandeng tangan untuk menjaga Sumut yang aman dan kondusif. “Kan belum diketahui siapa pemenang dari keputusan KPU Sumut, tapi quick count sudah diketahui. Nah, untuk para calon ini sebaiknya bersama-sama menjaga keamanan dan kondusif Sumut ini,” katanya.

GusMan Optimis Tunggu Pengumuman
Di sisi lain, pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (GusMan) mengaku masih optimis menunggu penghitungan suara yang akan diumumkan KPU Sumut pada 15 Maret mendatang.

“Ini ‘kan masih hitung cepat dari LSI, bisa saja quick count ini pesanan dari orang-orang tertentu. GusMan tetap optimis karena ini masih hitungan sementara,” ujar Gus didampingi Soekirman pada malam silaturrahmi dihadiri istri Asrida Murni Gus Irawan, Panusunan Pasaribu, tim pemenangan GusMan, koalisi partai, relawan dan pendukung, di GusMan Center, Jalan Pattimura Nomor 342, Medan, Minggu (10/3) malam.

Gus mengatakan, ucapan selamat yang dilontarkan beberapa waktu lalu merupakan pernyataan spontanitas atas dasar jiwa besar untuk hasil quick count. “Malam ini kita kembali berkumpul di sini untuk menjemput semangat, untuk tetap bekerja mewujudkan masyarakat Sumut lebih sejahtera,” kata Gus.

Gus mengungkapkan, pada pelaksanaan Pilgubsu lalu banyak terdapat indikasi pelanggaran seperti C6 yang tidak tepat sasaran. Dikatakannya, bahkan banyak pemilih yang tidak mendapatkan C6. Ironisnya, ada juga orang-orang tertentu yang menjual C6 tersebut dengan harga bervariasi.

“Waktu itu ada yang menawarkan C6 dengan harga Rp50 ribu per lembar, namun kita tolak karena GusMan tetap teguh mengikuti proses Pilgubsu dengan sportif. Kita masih mempunyai waktu untuk melakukan gugatan ke MK. Untuk itu mari kita bersama-sama mengumpulkan bukti-bukti kuat atas indikasi pelanggaran yang terjadi,” beber Gus disambut aplaus dan yel Hidup GusMan yang diteriakkan para relawan.

Soekirman menambahkan, berbagai indikasi pelanggaran juga terdapat di Jalan Air Bersih, Medan. “Banyak pendukung GusMan yang tidak memperoleh C6, tapi orang yang tidak dikenali juga banyak mendapatkan C6 dan mencoblos di daerah ini,” kata wakil bupati Serdang Bedagai ini.

Soekirman yang sejak 7 tahun lalu menetap di Serdang Bedagai dan secara administrasi terdaftar di pemerintahan setempat, mendapat formulir C6 double. “Tempat lama saya tinggal di Jalan Air Bersih, Medan, saya dan keluarga saya masih mendapat formulir C6. Ini sangat konyol dan saya khawatir ini merupakan jebakan. Saya dan keluarga tetap memilih di tempat dimana domisili kami sebenarnya,” ungkap Soekirman.

Ketua Tim Pemenangan GusMan, Adi Haris Siregar menegaskan, Pilgubsu 2013 sangat tidak berkualitas, selain tingginya angka Golput yakni di atas 50 persen, juga banyak terdapat indikasi pelanggaran, di antaranya tidak diperkenankannya saksi dari GusMan berada di lokasi tempat pemungutan suara (TPS) karena menggunakan baju batik Sumut Sejahtera.

“Sebelumnya kami sudah menanyakan kepada KPU Sumut dan Panwaslu Sumut, pakaian seperti apa yang dilarang saat berada di TPS. Kedua pihak mengatakan, jika pakaian tersebut menggunakan atribut gambar dan nomor urut salah satu Cagubsu-Cawagubsu serta berisi ajakan memilih pasangan tertentu.

Ketika kami menanyakan apakah saksi kami diizinkan memakai kemeja batik Sumut Sejahtera, mereka mengatakan boleh dan diizinkan karena tidak melanggar aturan,” jelasnya. (gus/ial)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/