MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sahat Pardede (50) ditemukan tewas di dekat becaknya di Jalan Ayahanda, tepatnya di depan kantor PT Rocia Artha Hasea, Senin (11/4)
Keterangan warga, Sahat tinggal di Jalan Diski dekat Pabrik Ban Swallow. Suhut diakui tukang becak hidup sebatangkara.
Mayat Suhut ditemukan pertama kali oleh seseorang penjaga malam bernama Roni (28). Roni saat itu baru bangun dan mengecek sekitar tempat dia berjaga malam, kemudian dirinya melihat seseorang tergeletak di gang sebelah ruko nomor 1.
“Ada mayat disitu, tapi aku tidak berani mendekatinya. Aku panggil Mira yang kebetulan seorang dokter tinggal di ruko tersebut, untuk memastikan itu memang mayat,” terangnya.
Tak berselang lama, Mira pun keluar dari rumahnya terus mengecek kondisi Sahat yang sudah tak bernyawa. “Iya udah meninggal bang, lapor polisi,” jelas Roni menirukan perkataan Mira.
Tak lama polisi datang ke lokasi kejadian untuk mengecek korban yang sudah tidak bernyawa. Kuat dugaan korban tewas akibat penyakit yang dideritanya. Tak berapa lama petugas setelah memeriksa tempat kejadian perkara (TKP), petugas mengevakuasi korban kemudian membawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diperiksa lebih lanjut.
Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronni Bonic saat dikonfirmasi awak media membenarkan kejadian tersebut. “Iya, telah ditemukan mayat seorang laki-laki atas nama Sahat Pardede. Saat ini sudah dibawa ke kamar mayat RS Bhayangkara guna pemeriksaan lebih lanjut,” terangnya.
Informasi yang berhasil diperoleh warga sekitar, Wili (26) mengatakan, tukang becak tersebut sering terlihat di sekitar lokasi. Wili yang bekerja sebagai pegawai swasta tersebut, membenarkan bahwa tukang becak tersebut tinggal gelandangan di atas becaknya seorang diri dan hidup dari penghasilan dari menarik becaknya.
“Dia (Sahat.red) hidup seorang diri. Sering kali terlihat disekitar sini, tidur di atas becaknya,” kata Willi yang juga tinggal tak jauh dari lokasi tewasnya tukang becak tersebut. (cr-7)