SUMUTPOS.CO – Lagi-lagi, Guntur dan Maulida harus menjalani pemeriksaan oleh Kepala Keamanan Bandara KNIA, Jasirin dan Kanit Reskrim Polsek Beringin, Ipda Hosen. Kepada petugas, Guntur mengaku baru pertama kalinya menaiki pesawat dan selalu dibayangi ketakutan. Lampu pesawat dan ramainya penumpang membuatnya tak bisa tenang.
Selain alasan pengalaman pertama menaiki pesawat, Guntur juga mengaku lelah usai berwisata sekaligus menemani pacarnya melakukan observasi di Parapat. ”Aku capek kali selama di Parapat, belum lagi dia (Maulida) terus meminta pulang, jadi pening aku,” ungkapnya.
Saat ditanya apakah dirinya sadar saat melakukan aksinya. Guntur malah mengaku mengalami halusinasi. “Aku nggak ada niat mau bunuh diri, saat itu aku halusinasi akibat tekanan yang aku hadapi saat mau berangkat ke Jakarta. Padahal kami sudah izin sama orangtua kalau kami tiga hari di Parapat,” ungkapnya dengan terbata-bata.
Sementara Maulida menuturkan tak punya masalah dengan Guntur. Keputusannya untuk segera pulang ke Jakarta lantaran pekerjaannya mengobservasi sekitar wilayah Parapat telah rampung dan harus diselesaikan di Jakarta.
”Aku minta pulang karena harus bekerja, hari in pun sebenarnya aku harus kerja tapi akibat hal ini akupun terpaksa izin,” ungkap wanita berkulit putih dan berambut panjang yang lihai karate itu.
Lanjut Maulida, bahwa dirinya sudah memberikan pilihan kepada Guntur untuk pulang belakangan dan tetap di Medan atau Parapat. Hanya saja Guntur beralasan tak berani sendiri naik pesawat dan harus ditemani kekasihnya.
Karena tak punya pilihan lain, Maulida memilih menghubungi keluarga Guntur di Bekasi dan memberitahukan kondisi Guntur. Mendengar kabar tersebut, orangtua Guntur cemas.
Setelah selesai menjalani pemeriksaan petugas, Guntur dan Maulida pun dipersilahkan untuk makan makanan yang sudah disajikan. Selesai makan, keduanya kembali terlibat percakapan serius.
Tak lama berdebat, Guntur kembali memilih berlari ke arah Gate Way. Aksi Guntur ini sontak membuat Maulida kaget dan teriak meminta petugas mengamankannya. Petugas AVSEC, petugas Polsek Beringin dan petugas Koramil Beringin terlibat aksi kejar-kejaran di bawah guyuran hujan. Beberapa menit kejara-kejaran petugas pun berhasil mengamankan Guntur dan selanjutnya diboyong ke Mapolsek Beringin.
Jasirin, Kepala Keamanan KNIA mengungkapkan jika petugas tidak sigap menarik Guntur, dipastikan pemuda warga Bekasi itu akan jatuh dan bisa berakibat kematian. Ia juga mengungkapkan bahwa Guntur dan Maulida mereka serahkan ke petugas Polsek Beringin untuk diamankan disana.
Jasirin pun meminta agar Guntur diperiksa ke dokter dan diberi obat penenang sebelum terbang. Sebab jika tidak, perbuatan Guntur dapat membahayakan penumpang lainnya. Sementara tembok fly over yang dipanjat Guntur akan segera diberi pengaman oleh pihak bandara agar tidak terulang kejadian serupa.
”Untuk mengantispasi kejadian serupa, akan kita buat pagar pengaman, bahaya juga kalau sempat ada penumpang yang jatuh dari tembok ke bawah, jaraknya hampir 7 meter,” ungkapnya.
Terpisah, AKP Iwan Kurnianto SH, Kapolsek Beringin membenarkan bahwa Guntur dan Maulida untuk sementara diamankan di Mapolsek Beringin hingga dijemput pihak keluarga.
Sementara berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, disyaki Guntur mengalami depresi lantaran orangtua Maulida tidak merestui hubungan mereka. ”Masih menunggu keluarga mereka yang akan menjemput, jadi untuk sementara mereka disini dulu,” jelas AKP Iwan Kurnianto. (cr-1/bd)