32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Komitmen Sejahterakan Guru, Siap Benahi Infrastruktur Pedesaan

Lintas Tokoh Masyarakat Sergai Dukung RE Nainggolan ke Sumut 1

Pendidikan di Sumut bisa maju jika kesejahteraan para pengajar dibenahi. Tanpa peningkatan kesejahteraan guru sulit bagi Sumut untuk memajukan kualitas pendidikan dan berkompetisi dengan provinsi lain.

Hal itu disampaikan Tokoh Masyarakat Sumut Dr Rustam Effendy  Nainggolan atau dikenal dengan RE Nainggolan saat bertemu tokoh masyarakat lintas suku dan agama di Sergai. Para tokoh itu memberikan dukungan penuh kepada mantan Sekdaprovsu yang biasa disapa RE itu untuk maju menjadi pemimpin Sumut periode 2013-2018  di aula gedung YAPIM Kampung PON, Sei Rampah, Sergai, pekan lalu.

RE berbicara soal kesejahteraan guru atas pertanyaan peserta yang menginginkan pendidikan di Sumut dapat berkompetisi dengan provinsi lainnya.  RE mencermati kesejahteraan guru adalah akar masalah kenapa pendidikan Sumut mampu bersaing dengan provinsi lain.

“Tanpa peningkatan kesejahteraan guru, saya pikir kita sulit bersaing dengan provinsi lain di bidang pendidikan. Karenanya kesejahteraan guru harus kita benahi terlebih dulu, lalu kemudian memikirkan kualitas guru, karena itu dasar meningkatkan pendidikan di Sumut, terutama mata pelajaran bahasa Inggris dan komputer.  Kedua mata pelajaran ini sangat dibutuhkan agar para pelajar dari Sumut mampu bersaing dengan pelajar daerah lain, terutama pelajar di Pulau Jawa,” tukas RE.

Selain membenahi pendidikan, lanjut RE Nainggolan, dirinya juga akan melakukan pembenahan infrastruktur di pedesaan,  khususnya jalan dan irigasi.
“Membangun Sumut harus memulai dari desa karena sumber penghasilan Sumut berasal dari desa, seperti padi, sayur-mayur, perikanan dan terutama sawit,” dia menguatkan.

Dalam kesempatan itu RE Nainggolan juga memaparkan tentang perbandingan jalan di Sumut dengan provinsi yang ada di Jawa. Dipaparkannya, kalau panjang jalan Nasional di Sumut 2.249 kilometer (km), terdiri dari lintas timur 576 km, lintas tengah 510 km dan lintas barat 376 km. Berdasarkan data dari Kementerian PU dari 2.249 km jalan nasional di Sumut, 700 km di antaranya mengalami kerusakan terutama di jalan lintas diagonal yakni dari Medan, Berastagi, Kabanjahe ke NAD. Lalu dari Tebingtinggi, Pematangsiantar, Parapat, Tarutung,  Sibolga hingga jalur lintas di Nias.

“Dalam hal pendanaan, alokasi dana  untuk Sumut dinilai masih minim yakni sebesar Rp770 miliar pada 2009 dan Rp910 miliar pada 2010,’’ katanya. RE mengemukakan Provinsi DKI Jakarta dengan panjang jalan hanya 142 km justru memperoleh dana Rp1,172 triliun (2009) dan Rp1,575 triliun (2010). Akan halnya Jawa Tengah dengan panjang jalan 1.390 km  mendapat kucuran dana Rp912 miliar (2009) dan Rp 1,143 triliun (2010).

Begitu pula Jawa Timur yang memiliki 2.027 km memperoleh dana Rp1,587 triliun (2009) dan Rp1,454 triliun (2010), serta Sulawesi Selatan dengan panjang jalan 1.722 km)mendapat dana Rp635 miliar (2009) dan Rp805 miliar (2010). ‘’Jadi tampak jelas dana pembangunan jalan Nasional di Sumut sangat tidak sebanding dengan panjang ruas jalan yang ada,” ungkapnya.

RE berpendapat bila infrastruktur jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota hingga ke pedesaan tak dibenahi dengan segera akan sulit meningkatkan perekonomian Sumut. “Itu belum lagi soal kelangkaan pupuk, termasuk sulitnya membawa hasil-hasil pertanian dari desa ke kota atau pasar. Ini semua terjadi karena jalan yang tidak memadai hingga ke pedesaan. Makanya harga pupuk mahal. Kondisi jalan yang tak layak ini membuat tingginya angka urbanisasi. Bukannya mereka benci bekerja sebagai petani tapi karena sulitnya infrastruktur di desa membuat kehidupan mereka sulit,” ucap RE.
Hadir dalam kesempatan itu CH Damanik SH, Eliatto, JB Sitorus,  Purba, tokoh masyarakat Tionghoa Budi Wistan, tokoh agama Pdt D Siregar dan lainnya menyampaikan kesiapan mendukung RE sebagai Gubsu 2013-2018.

“Kami melihat Dr RE Nainggolan, baik saat menjadi Bupati Taput maupun saat menjabat Sekdaprovsu selalu mengedepankan pluralisme. Dimana seluruh suku, agama dan golongan yang ada di daerah itu diajak untuk membangun daerahnya bersama, dan kami yakin RE Nainggolan akan melakukan itu jika menjadi pemimpin Sumut kelak,” kata CH Damanik, seraya menuturkan, dengan modal birokrasi sejati yang diembannya sekarang ini akan bisa membangun Sumut kedepan. Karena selama ini kesalahan birokrasi salah satu yang membuat Sumut tertinggal dari provinsi lain.  (tms/rel)

Lintas Tokoh Masyarakat Sergai Dukung RE Nainggolan ke Sumut 1

Pendidikan di Sumut bisa maju jika kesejahteraan para pengajar dibenahi. Tanpa peningkatan kesejahteraan guru sulit bagi Sumut untuk memajukan kualitas pendidikan dan berkompetisi dengan provinsi lain.

Hal itu disampaikan Tokoh Masyarakat Sumut Dr Rustam Effendy  Nainggolan atau dikenal dengan RE Nainggolan saat bertemu tokoh masyarakat lintas suku dan agama di Sergai. Para tokoh itu memberikan dukungan penuh kepada mantan Sekdaprovsu yang biasa disapa RE itu untuk maju menjadi pemimpin Sumut periode 2013-2018  di aula gedung YAPIM Kampung PON, Sei Rampah, Sergai, pekan lalu.

RE berbicara soal kesejahteraan guru atas pertanyaan peserta yang menginginkan pendidikan di Sumut dapat berkompetisi dengan provinsi lainnya.  RE mencermati kesejahteraan guru adalah akar masalah kenapa pendidikan Sumut mampu bersaing dengan provinsi lain.

“Tanpa peningkatan kesejahteraan guru, saya pikir kita sulit bersaing dengan provinsi lain di bidang pendidikan. Karenanya kesejahteraan guru harus kita benahi terlebih dulu, lalu kemudian memikirkan kualitas guru, karena itu dasar meningkatkan pendidikan di Sumut, terutama mata pelajaran bahasa Inggris dan komputer.  Kedua mata pelajaran ini sangat dibutuhkan agar para pelajar dari Sumut mampu bersaing dengan pelajar daerah lain, terutama pelajar di Pulau Jawa,” tukas RE.

Selain membenahi pendidikan, lanjut RE Nainggolan, dirinya juga akan melakukan pembenahan infrastruktur di pedesaan,  khususnya jalan dan irigasi.
“Membangun Sumut harus memulai dari desa karena sumber penghasilan Sumut berasal dari desa, seperti padi, sayur-mayur, perikanan dan terutama sawit,” dia menguatkan.

Dalam kesempatan itu RE Nainggolan juga memaparkan tentang perbandingan jalan di Sumut dengan provinsi yang ada di Jawa. Dipaparkannya, kalau panjang jalan Nasional di Sumut 2.249 kilometer (km), terdiri dari lintas timur 576 km, lintas tengah 510 km dan lintas barat 376 km. Berdasarkan data dari Kementerian PU dari 2.249 km jalan nasional di Sumut, 700 km di antaranya mengalami kerusakan terutama di jalan lintas diagonal yakni dari Medan, Berastagi, Kabanjahe ke NAD. Lalu dari Tebingtinggi, Pematangsiantar, Parapat, Tarutung,  Sibolga hingga jalur lintas di Nias.

“Dalam hal pendanaan, alokasi dana  untuk Sumut dinilai masih minim yakni sebesar Rp770 miliar pada 2009 dan Rp910 miliar pada 2010,’’ katanya. RE mengemukakan Provinsi DKI Jakarta dengan panjang jalan hanya 142 km justru memperoleh dana Rp1,172 triliun (2009) dan Rp1,575 triliun (2010). Akan halnya Jawa Tengah dengan panjang jalan 1.390 km  mendapat kucuran dana Rp912 miliar (2009) dan Rp 1,143 triliun (2010).

Begitu pula Jawa Timur yang memiliki 2.027 km memperoleh dana Rp1,587 triliun (2009) dan Rp1,454 triliun (2010), serta Sulawesi Selatan dengan panjang jalan 1.722 km)mendapat dana Rp635 miliar (2009) dan Rp805 miliar (2010). ‘’Jadi tampak jelas dana pembangunan jalan Nasional di Sumut sangat tidak sebanding dengan panjang ruas jalan yang ada,” ungkapnya.

RE berpendapat bila infrastruktur jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota hingga ke pedesaan tak dibenahi dengan segera akan sulit meningkatkan perekonomian Sumut. “Itu belum lagi soal kelangkaan pupuk, termasuk sulitnya membawa hasil-hasil pertanian dari desa ke kota atau pasar. Ini semua terjadi karena jalan yang tidak memadai hingga ke pedesaan. Makanya harga pupuk mahal. Kondisi jalan yang tak layak ini membuat tingginya angka urbanisasi. Bukannya mereka benci bekerja sebagai petani tapi karena sulitnya infrastruktur di desa membuat kehidupan mereka sulit,” ucap RE.
Hadir dalam kesempatan itu CH Damanik SH, Eliatto, JB Sitorus,  Purba, tokoh masyarakat Tionghoa Budi Wistan, tokoh agama Pdt D Siregar dan lainnya menyampaikan kesiapan mendukung RE sebagai Gubsu 2013-2018.

“Kami melihat Dr RE Nainggolan, baik saat menjadi Bupati Taput maupun saat menjabat Sekdaprovsu selalu mengedepankan pluralisme. Dimana seluruh suku, agama dan golongan yang ada di daerah itu diajak untuk membangun daerahnya bersama, dan kami yakin RE Nainggolan akan melakukan itu jika menjadi pemimpin Sumut kelak,” kata CH Damanik, seraya menuturkan, dengan modal birokrasi sejati yang diembannya sekarang ini akan bisa membangun Sumut kedepan. Karena selama ini kesalahan birokrasi salah satu yang membuat Sumut tertinggal dari provinsi lain.  (tms/rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/