26 C
Medan
Tuesday, October 22, 2024
spot_img

Pandai Melukis sampai Sahabat Polisi

Tidak banyak orang yang peduli pada pasien gangguan jiwa. Apalagi bisa memberikan pertolongan. Tirka menerangkan, ada empat tahap dalam penyembuhan pasien gangguan jiwa.

Yakni, secara biologis (obat-obatan), psikologis (terapi yang dilakukan dokter, misalnya), pendekatan sosial (dukungan dari orang sekitar pasien), dan pendekatan spiritual.

’’Kalau dokter, fokusnya ke secara bilogis dan psikologis. Tapi, masyarakat ya dapat membantu,” ujar Kepala Departemen Saraf, Jiwa, dan Rehabilitasi Medis RSAL dr Ramelan Surabaya tersebut.

Dengan begitu, metode penyembuhan oleh Erwin, lanjut Tirka, adalah hal yang wajar. Dokter asal Tabanan, Bali, tersebut menilai Erwin menggunakan metode jenis ketiga dan keempat.

Yakni, pendekatan sosial dan spiritual. Tanpa adanya bantuan obat-obatan dan psikoterapi yang umumnya dilakukan tenaga medis.

’’Itu dilandasi Erwin yang memang bukan seorang dokter,” kata dokter kelahiran 13 April 1967 itu. Pendekatan sosial dan spiritual mungkin saja bisa membantu penyembuhan pasien gangguan jiwa.

Tirka menjelaskan, dua metode tersebut manjur diberikan kepada pasien gangguan jiwa ringan. Misalnya, depresi ringan dan kecemasan.

’’Itu mungkin saja dapat dilakukan hanya dengan dua metode tersebut,” kata laki-laki 49 tahun itu. Dukungan sosial dianggap penting. Sebab, pasien gangguan jiwa umumnya merasa dirinya terasingkan.

Karena itu, penerimaan masyarakat maupun kerabat dekat bisa membantu penyembuhan pasien. ’’Yang dilakukan Erwin ini saya rasa dapat menjadi teladan yang lainnya,” ujar Tirka.

Tapi, khusus pasien gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, perlu penanganan khusus oleh ahlinya. Sebab, gangguan mental kronis baru bisa disembuhkan dengan gabungan empat metode.

’’Ya butuh obat-obatan, psikoterapi, pendekatan sosial, dan spiritual. Mereka butuh semuanya itu,” jelas Tirka. Meski begitu, proses penanganan semuanya kembali pada kondisi pasien.

Lama atau tidaknya juga bergantung pada bagaimana keinginan pasien untuk sembuh. Tentu seluruh proses penyembuhan itu perlu dilakukan secara berulang dan terus-menerus.

Tidak dapat diberikan dalam satu-dua kali saja. Sebab, pasien gangguan jiwa memiliki peluang kambuh lagi. Kondisi tersebut berlaku untuk pasien dengan gangguan jiwa berat maupun ringan. (jpg/rbb)

Tidak banyak orang yang peduli pada pasien gangguan jiwa. Apalagi bisa memberikan pertolongan. Tirka menerangkan, ada empat tahap dalam penyembuhan pasien gangguan jiwa.

Yakni, secara biologis (obat-obatan), psikologis (terapi yang dilakukan dokter, misalnya), pendekatan sosial (dukungan dari orang sekitar pasien), dan pendekatan spiritual.

’’Kalau dokter, fokusnya ke secara bilogis dan psikologis. Tapi, masyarakat ya dapat membantu,” ujar Kepala Departemen Saraf, Jiwa, dan Rehabilitasi Medis RSAL dr Ramelan Surabaya tersebut.

Dengan begitu, metode penyembuhan oleh Erwin, lanjut Tirka, adalah hal yang wajar. Dokter asal Tabanan, Bali, tersebut menilai Erwin menggunakan metode jenis ketiga dan keempat.

Yakni, pendekatan sosial dan spiritual. Tanpa adanya bantuan obat-obatan dan psikoterapi yang umumnya dilakukan tenaga medis.

’’Itu dilandasi Erwin yang memang bukan seorang dokter,” kata dokter kelahiran 13 April 1967 itu. Pendekatan sosial dan spiritual mungkin saja bisa membantu penyembuhan pasien gangguan jiwa.

Tirka menjelaskan, dua metode tersebut manjur diberikan kepada pasien gangguan jiwa ringan. Misalnya, depresi ringan dan kecemasan.

’’Itu mungkin saja dapat dilakukan hanya dengan dua metode tersebut,” kata laki-laki 49 tahun itu. Dukungan sosial dianggap penting. Sebab, pasien gangguan jiwa umumnya merasa dirinya terasingkan.

Karena itu, penerimaan masyarakat maupun kerabat dekat bisa membantu penyembuhan pasien. ’’Yang dilakukan Erwin ini saya rasa dapat menjadi teladan yang lainnya,” ujar Tirka.

Tapi, khusus pasien gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, perlu penanganan khusus oleh ahlinya. Sebab, gangguan mental kronis baru bisa disembuhkan dengan gabungan empat metode.

’’Ya butuh obat-obatan, psikoterapi, pendekatan sosial, dan spiritual. Mereka butuh semuanya itu,” jelas Tirka. Meski begitu, proses penanganan semuanya kembali pada kondisi pasien.

Lama atau tidaknya juga bergantung pada bagaimana keinginan pasien untuk sembuh. Tentu seluruh proses penyembuhan itu perlu dilakukan secara berulang dan terus-menerus.

Tidak dapat diberikan dalam satu-dua kali saja. Sebab, pasien gangguan jiwa memiliki peluang kambuh lagi. Kondisi tersebut berlaku untuk pasien dengan gangguan jiwa berat maupun ringan. (jpg/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/