30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Polisi Takut Sama Preman, Warga Kecewa

SUMUTPOS.CO – Warga Lingkungan III, Kel. Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan mengaku kecewa dengan kinerja Polsek Delitua yang terkesan lamban, hingga pelaku kerusuhan yang menewaskan Antonius Purba (46) dan melukai adik kandungnya, Alasina Purba (42) keduanya warga Kel. Lau Cih, Kec. Medan Tuntungan itu berhasil melarikan diri. Selain itu, warga juga menuding polisi tak serius memburu para pelaku yang diketahui sebagai anggota PP yang dipimpin Emang itu. “Kalau polisi serius, pasti para pelaku itu sudah ditangkap. Jangan-jangan polisi pun takut karena para pelaku itu tergabung dalam salah satu OKP. Kalau polisi tak bertindak cepat, kami takut keluarga dan teman pelaku yang lain akan kembali datang menyerang,” kesal puluhan warga sekitar saat ditemui POSMETRO MEDAN (grup JPNN).

Sejauh ini warga menduga bentrok antar kelompok itu pecah karena persaingan lapak. “Kedua kelompok itu sudah saling tak cocok dalam urusan proyek yang mereka kelola bersama, juga lahan garapan yang ada di Pancurbatu,” ujar pria berkumis tipis yang minta namanya tak dikorankan itu. Hal senada juga dikatakan M. Ginting, tokoh masyarakat setempat. “Lambat kali polisi datang, jadi para pelaku itu kaburlah,” kesal Ginting. Lebih lanjut Ginting mengatakan, selama ini Emang dan anak buahnya dikenal warga sebagai preman yang suka anggar jago. “Pelaku itu preman semua dan sering anggar jago di sini. Apalagi kalau mereka sudah naik mobil lorengnya itu, pasti sok hebatlah itu. Polisi pun tak berkutik. Masak polisi kalah sama preman,” kata Ginting yang diamini Barus.

Bahkan yang lebih parah, polisi sendiri selama ini dinilai warga sengaja membiarkan praktek premanisme yang dilakukan para pelaku yang berkedok organisasi itu. Hasil investigasi kru koran ini, selama ini para pelaku memang sudah sangat meresahkan warga sekitar. Bayangkan saja, untuk membangun rumah saja di warga harus menyetor sejumlah uang pada para pelaku. “Alasannya, mereka sudah menanam plang loreng merah jadi kalau aku mau bangun rumah, aku harus bayar Rp 20 juta buat cabut itu plang,” ungkap A Tien, salah seorang warga Kec. Medan Tuntungan. Kanit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Martualesi Sitepu SH MH saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya masih memeriksa 8 orang saksi. “Saat ini anggota telah memburu pelaku pembunuhan itu, dan saat ini kita telah memeriksa 8 orang saksi,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengamankan barang bukti berupa 2 buah sepeda motor yang hangus dibakar, serta dua mobil hancur yang salah satunya bermotif loreng merah. Ditempat terpisah, Kasubag Humas RSUP H Adam Malik Medan Sairi M Saragih saat dikonfiramsi terkait kondisi Alasina mengaku, saat ini kondisi korban sudah stabil pasca dioperasi sehari lalu. “Sekarang korban dirawat di ruang ICU, untuk sementara dia butuh istirahat yang banyak, agar kondisinya cepat pulih,” ujarnya. Hal senada juga dikatakan keluarga korban yang ditemui di depan ruang ICU. “Saat ini dia sudah sadar, tapi kami mohon jangan diganggu dulu, sebab dia masih trauma, dengan kejadian yang baru menimpanya itu. Jadi lebih baik kita biarkan dia istirahat dulu,” ujar pria yang mengaku bermarga Sembiring ini sambil berlalu.

Ketua Pemuda Pancasila (PP) Perumnas Simalingkar, B. Nainggolan tak menampik  Emang Cs sebagai anggotanya. Menurut Nainggolan, bentrok itu terjadi karena Pemuda Setempat (PS) meminta uang preman pada anggota Pemuda Pancasila (PP) yang memasukkan bahan material ke salah satu proyek bangunan di sana. “Memang anggota kita si Emangitu,” ucap Nainggolan saat dihubungi kru koran ini, Senin (11/11) malam. “Sudah kita kasih uang pada PS di sana, tapi mereka minta lagi,” sambungnya. Karena terus-terusan minta uang, membuat anggotanya berang, hingga terjadi bentrokan. “Itu mobil memang mobil si Emang, anggota kita,” tandasnya. Sekedar mengingatkan, dua kelompok pemuda terlibat bentrokan di Ling. III, Kel. Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Sabtu (9/11) pukul 14.00 WIB. Perkelahian menggunakan senjata tajam itu menyebabkan Antonius tewas dengan luka bacokan di sekujur tubuh. Sementara adiknya Alasina adik kandungnya kritis di RSU H Adam Malik. (eza/roy/mri/deo)

SUMUTPOS.CO – Warga Lingkungan III, Kel. Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan mengaku kecewa dengan kinerja Polsek Delitua yang terkesan lamban, hingga pelaku kerusuhan yang menewaskan Antonius Purba (46) dan melukai adik kandungnya, Alasina Purba (42) keduanya warga Kel. Lau Cih, Kec. Medan Tuntungan itu berhasil melarikan diri. Selain itu, warga juga menuding polisi tak serius memburu para pelaku yang diketahui sebagai anggota PP yang dipimpin Emang itu. “Kalau polisi serius, pasti para pelaku itu sudah ditangkap. Jangan-jangan polisi pun takut karena para pelaku itu tergabung dalam salah satu OKP. Kalau polisi tak bertindak cepat, kami takut keluarga dan teman pelaku yang lain akan kembali datang menyerang,” kesal puluhan warga sekitar saat ditemui POSMETRO MEDAN (grup JPNN).

Sejauh ini warga menduga bentrok antar kelompok itu pecah karena persaingan lapak. “Kedua kelompok itu sudah saling tak cocok dalam urusan proyek yang mereka kelola bersama, juga lahan garapan yang ada di Pancurbatu,” ujar pria berkumis tipis yang minta namanya tak dikorankan itu. Hal senada juga dikatakan M. Ginting, tokoh masyarakat setempat. “Lambat kali polisi datang, jadi para pelaku itu kaburlah,” kesal Ginting. Lebih lanjut Ginting mengatakan, selama ini Emang dan anak buahnya dikenal warga sebagai preman yang suka anggar jago. “Pelaku itu preman semua dan sering anggar jago di sini. Apalagi kalau mereka sudah naik mobil lorengnya itu, pasti sok hebatlah itu. Polisi pun tak berkutik. Masak polisi kalah sama preman,” kata Ginting yang diamini Barus.

Bahkan yang lebih parah, polisi sendiri selama ini dinilai warga sengaja membiarkan praktek premanisme yang dilakukan para pelaku yang berkedok organisasi itu. Hasil investigasi kru koran ini, selama ini para pelaku memang sudah sangat meresahkan warga sekitar. Bayangkan saja, untuk membangun rumah saja di warga harus menyetor sejumlah uang pada para pelaku. “Alasannya, mereka sudah menanam plang loreng merah jadi kalau aku mau bangun rumah, aku harus bayar Rp 20 juta buat cabut itu plang,” ungkap A Tien, salah seorang warga Kec. Medan Tuntungan. Kanit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Martualesi Sitepu SH MH saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya masih memeriksa 8 orang saksi. “Saat ini anggota telah memburu pelaku pembunuhan itu, dan saat ini kita telah memeriksa 8 orang saksi,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengamankan barang bukti berupa 2 buah sepeda motor yang hangus dibakar, serta dua mobil hancur yang salah satunya bermotif loreng merah. Ditempat terpisah, Kasubag Humas RSUP H Adam Malik Medan Sairi M Saragih saat dikonfiramsi terkait kondisi Alasina mengaku, saat ini kondisi korban sudah stabil pasca dioperasi sehari lalu. “Sekarang korban dirawat di ruang ICU, untuk sementara dia butuh istirahat yang banyak, agar kondisinya cepat pulih,” ujarnya. Hal senada juga dikatakan keluarga korban yang ditemui di depan ruang ICU. “Saat ini dia sudah sadar, tapi kami mohon jangan diganggu dulu, sebab dia masih trauma, dengan kejadian yang baru menimpanya itu. Jadi lebih baik kita biarkan dia istirahat dulu,” ujar pria yang mengaku bermarga Sembiring ini sambil berlalu.

Ketua Pemuda Pancasila (PP) Perumnas Simalingkar, B. Nainggolan tak menampik  Emang Cs sebagai anggotanya. Menurut Nainggolan, bentrok itu terjadi karena Pemuda Setempat (PS) meminta uang preman pada anggota Pemuda Pancasila (PP) yang memasukkan bahan material ke salah satu proyek bangunan di sana. “Memang anggota kita si Emangitu,” ucap Nainggolan saat dihubungi kru koran ini, Senin (11/11) malam. “Sudah kita kasih uang pada PS di sana, tapi mereka minta lagi,” sambungnya. Karena terus-terusan minta uang, membuat anggotanya berang, hingga terjadi bentrokan. “Itu mobil memang mobil si Emang, anggota kita,” tandasnya. Sekedar mengingatkan, dua kelompok pemuda terlibat bentrokan di Ling. III, Kel. Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Sabtu (9/11) pukul 14.00 WIB. Perkelahian menggunakan senjata tajam itu menyebabkan Antonius tewas dengan luka bacokan di sekujur tubuh. Sementara adiknya Alasina adik kandungnya kritis di RSU H Adam Malik. (eza/roy/mri/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/