30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Penggarap Tewas Diserbu Puluhan Pria Bersebo

Foto: Prasetyo/PM Jenazah Robinsar Purba ditangisi keluarga. Robinsar tewas di tangan pria berkelewang.
Foto: Prasetyo/PM
Jenazah Robinsar Purba ditangisi keluarga. Robinsar tewas di tangan pria bersebo dan bersenjata tajam di Desa Kelambir V, Selasa (11/11/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan pria bersebo dilengkapi senjata tajam secara tiba-tiba menyerbu penggarap di lahan Desa Kelambir V, Kec. Hamparan Perak, Selasa (11/11) siang. Robinsar Purba (58), Wakil Ketua Kelompok Tani ditemukan tewas dalam pengusiran itu.

Siang itu, sekitar pukul 11.20 WIB, para penggarap yang berada di Jalan Pasar II tengah bercocok tanam. Tiba-tiba saja, sekelompok pemuda bertopeng yang berjumlah 40 orang datang dan mengejar-ngejar penggarap. Suara letusan senjata, diduga senjata api berkali-kali meletus. Hal itu tak ayal membuat para penggarap lari tunggang langgang.

“Kami dengar suara tembakan, langsung kami lari. Cuma tidak tahu kami jenis senjata apa yang dibawa mereka. Suaranya nyaring sekali, hingga ketakutan kami,” terang J. Tampubolon (40) warga sekitar TKP yang terlihat masih ketakutan.

Tak hanya suara letusan senjata, para penyerang juga menenteng beragam senjata tajam lainnya, seperti parang, panah dan ketapel. Mereka memburu para penggarap yang terus berlarian.

Penyerangan tak hanya dialami mereka yang tengah berada di ladang, penggarap yang beristirahat di dalam rumah juga diusir. Barang-barang yang ada di dalam rumah di rusak dan dijarah. Bahkan tak sedikit yang dibakar para penyerang.

“Lihatlah itu, kaca-kaca jendela dipecahinya. barang-barang kami lenyap diambili mereka. Karpet baru aku pun dibakarnya. Memang nggak ada perasaan mereka,” ungkap M. Sinaga, salah seorang penggarap yang turut jadi korban.

Robinsar Purba yang mengetahui penyerangan itu pun lantas berusaha kabur meninggalkan kediamannya. Pelariannya terus diwarnai suara letusan senjata api, hingga membuatnya merasa semakin takut.

Malang, di tengah pelariannya, Robinsar Purba tersungkur ke tanah dan tak sadarkan diri. Beberapa rekannya sesama petani yang melihat kejadian tersebut berusaha menyelamatkan Robinsar. Korban langsung dilarikan, D. Sianturi (39) menuju salah satu klinik di kawasan Jalan Sukadono. Tapi sayang, belum lagi sampai, Robinsar sudah meregang nyawa di perjalanan. Jenazah korban pun kemudian langsung dibawa ke rumah duka.

“Dia di rumah bang, dengar suara tembakan dia larilah. Nggak berhenti-berhenti suara tembakannya. Nggak tau pun aku, tiba-tiba kuliat dia udah jatuh aja di tanah,” timpal Sianturi yang tak lain adalah rekan yang menolongnya.

Ditemui di rumah duka, J Purba (42), adik kandung korban menuturkan, abangnya tewas setelah sempat dirujuk dari klinik ke RSU Helvetia, Medan. Dia membantah kalau, Robinsar yang memang mempunyai riwayat penyakit jantung, meninggal dunia akibat terlibat keributan dengan pihak perusahaan perkebunan.

“Abang saya itu memang ada penyakit jatungnya. Jadi, bukan karena terlibat keributan dengan pihak PTPN 2 atau petani penggarap lahan,” ungkap Purba.

Sementara itu, Kapolsek Hamparan Perak, Kompol B Pasaribu membenarkan adanya seorang warga tewas saat tengah berkebun di lahan PTPN 2 Desa Klambir 5, Hamparan Perak. Namun dari hasil pengecekan di TKP dan keterangan saksi, korban diduga kuat tewas akibat sakit yang dialaminya kambuh.

“Di sekitar tubuhnya tidak ada ditemukan luka bekas penganiayaan, luka lecet dipelipis mata kirinya, itu akibat benturan saat korban terjatuh. Dugaan sementara korban tewas karena sakit yang dialami kambuh. Pihak keluarga korban juga belum ada buat pengaduan ke polisi,” kata Pasaribu. (cr-3/mag-1/bd)

Foto: Prasetyo/PM Jenazah Robinsar Purba ditangisi keluarga. Robinsar tewas di tangan pria berkelewang.
Foto: Prasetyo/PM
Jenazah Robinsar Purba ditangisi keluarga. Robinsar tewas di tangan pria bersebo dan bersenjata tajam di Desa Kelambir V, Selasa (11/11/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan pria bersebo dilengkapi senjata tajam secara tiba-tiba menyerbu penggarap di lahan Desa Kelambir V, Kec. Hamparan Perak, Selasa (11/11) siang. Robinsar Purba (58), Wakil Ketua Kelompok Tani ditemukan tewas dalam pengusiran itu.

Siang itu, sekitar pukul 11.20 WIB, para penggarap yang berada di Jalan Pasar II tengah bercocok tanam. Tiba-tiba saja, sekelompok pemuda bertopeng yang berjumlah 40 orang datang dan mengejar-ngejar penggarap. Suara letusan senjata, diduga senjata api berkali-kali meletus. Hal itu tak ayal membuat para penggarap lari tunggang langgang.

“Kami dengar suara tembakan, langsung kami lari. Cuma tidak tahu kami jenis senjata apa yang dibawa mereka. Suaranya nyaring sekali, hingga ketakutan kami,” terang J. Tampubolon (40) warga sekitar TKP yang terlihat masih ketakutan.

Tak hanya suara letusan senjata, para penyerang juga menenteng beragam senjata tajam lainnya, seperti parang, panah dan ketapel. Mereka memburu para penggarap yang terus berlarian.

Penyerangan tak hanya dialami mereka yang tengah berada di ladang, penggarap yang beristirahat di dalam rumah juga diusir. Barang-barang yang ada di dalam rumah di rusak dan dijarah. Bahkan tak sedikit yang dibakar para penyerang.

“Lihatlah itu, kaca-kaca jendela dipecahinya. barang-barang kami lenyap diambili mereka. Karpet baru aku pun dibakarnya. Memang nggak ada perasaan mereka,” ungkap M. Sinaga, salah seorang penggarap yang turut jadi korban.

Robinsar Purba yang mengetahui penyerangan itu pun lantas berusaha kabur meninggalkan kediamannya. Pelariannya terus diwarnai suara letusan senjata api, hingga membuatnya merasa semakin takut.

Malang, di tengah pelariannya, Robinsar Purba tersungkur ke tanah dan tak sadarkan diri. Beberapa rekannya sesama petani yang melihat kejadian tersebut berusaha menyelamatkan Robinsar. Korban langsung dilarikan, D. Sianturi (39) menuju salah satu klinik di kawasan Jalan Sukadono. Tapi sayang, belum lagi sampai, Robinsar sudah meregang nyawa di perjalanan. Jenazah korban pun kemudian langsung dibawa ke rumah duka.

“Dia di rumah bang, dengar suara tembakan dia larilah. Nggak berhenti-berhenti suara tembakannya. Nggak tau pun aku, tiba-tiba kuliat dia udah jatuh aja di tanah,” timpal Sianturi yang tak lain adalah rekan yang menolongnya.

Ditemui di rumah duka, J Purba (42), adik kandung korban menuturkan, abangnya tewas setelah sempat dirujuk dari klinik ke RSU Helvetia, Medan. Dia membantah kalau, Robinsar yang memang mempunyai riwayat penyakit jantung, meninggal dunia akibat terlibat keributan dengan pihak perusahaan perkebunan.

“Abang saya itu memang ada penyakit jatungnya. Jadi, bukan karena terlibat keributan dengan pihak PTPN 2 atau petani penggarap lahan,” ungkap Purba.

Sementara itu, Kapolsek Hamparan Perak, Kompol B Pasaribu membenarkan adanya seorang warga tewas saat tengah berkebun di lahan PTPN 2 Desa Klambir 5, Hamparan Perak. Namun dari hasil pengecekan di TKP dan keterangan saksi, korban diduga kuat tewas akibat sakit yang dialaminya kambuh.

“Di sekitar tubuhnya tidak ada ditemukan luka bekas penganiayaan, luka lecet dipelipis mata kirinya, itu akibat benturan saat korban terjatuh. Dugaan sementara korban tewas karena sakit yang dialami kambuh. Pihak keluarga korban juga belum ada buat pengaduan ke polisi,” kata Pasaribu. (cr-3/mag-1/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/