Geliat Karya SMK
SMK Negeri 2 Surakarta (Solo) berhasil mengangkat karyanya yang berupa mobil ke tingkat nasional. Bagaimana dengan perkembangan SMK di Sumut?
SMK di Sumut memang belum menghasilkan karya berupa mobil, namun bukan berarti tidak berkarya (sebagian karya lihat grafis). Buktinya SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Deli Serdang mampu membuat sesuatu yang membanggakan.
Ribuan netbook telah mereka hasilkan dengan merek SMK Zyrex. “Mereka hanya membutuhkan waktu tak kurang dari 15 menit untuk merakit satu unit. Baik itu netbook maupun PC,” ungkap Atan Barus sang technical support sekaligus guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Kamis (12/1).
Atan yang saat diwawancari bersama Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Kasni, menjelaskan sedikitnya sudah hampir 5000 netbook dan PC yang berhasil dirakit. Yang terbanyak pada Tahun Pelajaran (TP) 2010/2011 lalu, dengan hasil rakitan yang mencapai 2.836 unit netbook. Sedangkan, pada awal kerja sama yang dilakukan dengan Kemendikbud (saat itu Kemendiknas) dan produsen netbook serta PC Zyrex, pada 2008 lalu, hanya menghasilkan ratusan netbook saja.
Tahun demi tahun SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan terus dipercaya oleh Kemendikbud untuk meng-counter proyek rakit netbook ini hingga TP 2010/2011 dengan nama produk ‘SMK Zyrex.’ Sedangkan untuk TP 2011/2012, sekolah ini tetap dipercaya, namun untuk produsen netbook dan PC yang lain, yakni Mugen.
Sekadar informasi, pada TP 2011/2012 ini yang kini mendapatkan proyek ‘SMK Zyrex’ ini ada tiga daerah yakni Binjai, Tebing Tinggi dan Padang Sidimpuan. Hal ini dikembangkan ke beberapa daerah karena Sumut sudah dianggap mapan untuk menghandle proyek tersebut secara berkesinambungan. Tentunya berkat kepercayaan yang dibayarkan oleh SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang menunjukkan hasil yang cukup baik.
Awalnya, pada 2007 lalu Kemendikbud mengumpulkan wakil-wakil SMK dari 33 provinsi di Indonesia. Hal ini untuk menentukan SMK mana yang mampu meng-handle proyek tersebut dari 33 wakil SMK yang juga sudah dianggap mapan menangani perakitan netbook ini. Pilihan akhirnya jatuh ke sekolah yang berada di Kabupaten Deli Serdang Sumut ini.
“Ke mana dan siapa yang akan menerima produk tersebut, mereka (Kemendikbud, Red) yang menentukan. Selama ini netbook dan PC yang kami hasilkan tersebar ke 604 SMK yang ada di Sumut,” tutur Kasni.
Tidak hanya SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, lewat produk SMEKTRI, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Medan malah mampu melahirkan produk-produk inovatif dalam usahanya merambah dunia pasar. Produk yang dihasilkan ada dalam sembilan item yang berbeda (lihat grafis). “Berawal dari dua item produk yang dilahirkan siswa, kini setidaknya telah banyak produk yang mereka buat lewat bimbingan guru. Bahkan dengan kemasan yang sangat baik produk yang dibuat oleh siswa ini mulai merambah pasar,”ungkap Dra Yasmurni Zebua, salah seorang guru pembimbing sekaligus ketua unit produksi SMKN3 Medan.
Untuk membuat beberapa produk, para siswa harus melewati proses penelitian terlebih dahulu di laboratorium sekolah tersebut. Hasilnya, SMKN3 Medan elah memiliki izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan.
“Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, namun para para siswa setidaknya sudah diajarkan untuk bisa mandiri dan menghasilkan karya yang inovatif,” tambahnya.
Lain lagi dengan SMKN 2 Medan. Sekolah kejuruan ini dipercaya merakit mesin Computer Neumerical Control (CNC) untuk jenis mesin milling dan late. SMKN 2 Medan dipercayakan untuk merakit 32 unit mesin CNC yang terdiri dari mesin late 20 unit dan 12 unit mesin milling yang didatangkan langsung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) untuk dirakit. Ke-32 mesin yang telah selesai dirakit ini rencananya akan disalurkan keberapa sekolah yang telah direkomendasikan oleh Kemendikbud. Selain Mesin MNC, siswa sekolah juga berhasil menciptakan karya inovatif lainnya. Hal ini diungkapkan pembimbing sekaligus ketua program teknik permesinan Azwar, didampingi Sembiring selaku pembimbing lainnya. Karya yang diciptakan yakni alat cuci tangan otomatis. Ya, meskipun beberapa komponen harus dibeli, namun apa yang mereka lakukan cukup kreatif. Dengan memanfaatkan sensor cahaya para siswa mampu menggerakan motor yang dapat mengeluarkan air secara otomatis tanpa harus disentuh.
Selain alat cuci tangan otomatis, siswa SMKN2 Medan ternyata juga mulai menciptakan sebuah alat pendeteksi gempa dengan alat yang sangat sederhana. Hanya dengan mengikat sebuah penyeimbang dan kayu sebagai penyangga serta komponen lainnya, para siswa mencoba memanfaatkan sensor getaran yang nantinya akan ditangkap alat tersebut dan akan memberikan peringatan lewat suara bel yang akan berdering keras. Lalu, bagaimana dengan SMK Bisnis Manajemen (BM) Panca Budi 2 Medan. Ternyata sekolah ini melalui program jurusan tambahannya sudah menjalin kerja sama dengan pihak Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumut. Dari program keahlian pilihan Tata Boga, SMK ini telah menjalankan unit produksi Juman Bakery dan Juman Cathering. Untuk Juman Cathering beroperasi di dapur sekolah, sedangkan Juman Bakery beroperasi di toko tepat di depan kompleks Yayasan Panca Budi Jalan Gatot Subroto Medan. “Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah memvariasikan penggunaan bahan baku pangan selain beras,” tutur Kepala SMK Panca Budi 2 Medan Daruri Khairuddin.
Jika SMK Panca Budi 2 lebih ke bidang pangan, SMK Immanuel malah sibuk terlibat dengan pesawat. Bahkan, dengan talenta yang dimiliki siswanya, Pembantu Kepsek I Bidang Kurikulum Benni Tarigan malah yakin bisa menyaingi hingga melebihi keberhasilan SMKN 2 Solo.
“Jika pemerintah daerah maupun kota bisa berperan lebih banyak dalam hal-hal seperti ini, saya rasa kita bisa menyamai prestasi anak-anak di Pulau Jawa sana. Bahkan, lebih baik. Kalau didukung secara serius, bukan tak mungkin kita bisa memproduksi pesawat terbang kan? Seperti siswa SMK di Solo yang sudah bisa merakit mobil,” tukasnya.
Sehari-hari, praktik siswa SMK Immanuel ini, khususnya di jurusan teknisi pesawat, pihak sekolah juga mendukung penuh. Seperti memberikan bahan praktik langsung sebuah pesawat untuk dianalisis. “Jenis pesawatnya Piper Navajo, dulunya milik maskapai penerbangan lokal SMAC. Nomor penerbangannya juga ada, yakni PK ZAK, ini membuktikan pesawat ini sudah pernah digunakan untuk transportasi dulunya,” terang Benni.
Benni berharap, pemerintah daerah maupun kota bisa menanggapi serius kemampuan siswa-siswa di daerah. Dengan begitu potensi dari anak-anak tak terbuang ke luar daerah. “Harusnya pemerintah bisa melihat celah kesuksesan itu dari sekarang,” katanya. (saz/uma)
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Deli Serdang
Bekerja sama dengan produsen netbook Zyrex dan menelurkan merek SMK Zyrex untuk PC dan netbook sejak 2008-2011. Tercatat sekitar 5000 unit berhasil dirakit. SMK Zyrex didistribusikan ke-604 SMK di Sumut dengan panduan Kemendikbud.
SMKN 2 Medan
- Merakit mesin Computer Neumerical Control (CNC) untuk jenis mesin milling dan late. 20 unit mesin late dan 12 unit mesin milling
- Membuat alat cuci tangan otomatis.
Cara Kerja: Memanfaatkan sensor cahaya untuk menggerakan fungsi motor yang dapat mengeluarkan air secara otomatis tanpa harus disentuh.
Keterangan: Alat masih terlalu sederhana dan dibutuhkan pengembangan yang imajinatif untuk dipasarkan. - Membuat alat pendeteksi gempa
Cara Kerja: Memanfaatkan sensor getaran yang akan ditangkap dan akan memberikan peringatan lewat suara bel yang berdering keras.
Keterangan: Sama seperti pencuci tangan otomatis, masih menggunakan alat yang sangat sederhana dan dalam proses penegembangan.
SMKN 3 Medan
Mengembangkan 9 item produk bermerek SMEKTRI:
- Pembersih lantai Rp10 ribu
- Shampoo kendaraan Rp8 ribu
- Cairan pencuci piring Rp7 ribu
- Sabun cream Rp2500
- Minyak kayu putih Rp7500
- Parfum stick dengan 90 jenis aroma Rp1000/CC nya
- Parfum spray alkohol dan nonalkohol dengan 90 jenis aroma Rp1000/cc
- Karbol Rp7 ribu
- Sabun cair Rp7500
Keterangan: telah mendapatkan Izin Dinas Kesehatan No 440/1120/2007
SMK Panca Budi 2 Medan
Mematenkan merek Juman Bakery, untuk roti yang mereka buat sendiri dengan tepung mocaf.