32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pemuda Dayak Hadang Wasekjen MUI Karena Dikira Sekjen FPI

Terpisah, Bupati Sintang, Jarot Winarno menyayangkan insiden terhadap Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo. Ia merasa sedih dan tidak menduga insiden tersebut bisa terjadi di Sintang.

Jarot menambahkan, pihaknya mencoba mendalami motif kejadian di bandara. Kendati informasi didapat karena kelompok massa tersebut tidak menginginkan kedatangan pihak luar memecah belah kesatuan dan persatuan masyarakat Sintang.

Ia berharap masyarakat tidak terpancing dengan isu kejadian di bandara termasuk yang beredar di media sosial terkait insiden tersebut.

Ketua DAD Sintang Jefray Edward ikut menyayangkan insiden yang menimpa Tengku Zulkarnain, Wasekjen MUI. Ia juga mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Ia turut berharap semua masyarakat bisa menahan diri.

Dan, lanjut dia, diharapkan kejadian serupa tidak terulang dikemudian hari. Ia selaku Ketua DAD turut menyampaikan permohonan maaf.

DAD, menurutnya, tidak pernah menolak kelompok manapun. Kecuali kelompok radikal mengatasnamakan agama, yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

Hal senanda diungkapkan sekretaris Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) Yakobus Kumis. Ia tidak tahu sama sekali dengan adanya insiden di bandara.

Kejadian tersebut sepenuhnya berlangsung secara spontan. Dan, terjadi akibat kesalahpahaman. Pihaknya tidak pernah menolak tokoh agama manapun untuk datang.

Kecuali menolak paham radikal yang kerap disuarakan ormas FPI. “Paham radikal mengancam keutuhan NKRI.

Sementara Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain karena ditolak kehadirannya oleh kelompok massa, terpaksa kembali bertolak menuju Pontianak.

Ia tidak sampai turun dari pesawat, saat pesawat yang ditumpanginya mendarat di bandara Susilo Sintang.

Massa sempat masuk ke dalam bandara dan mendekati pesawat yang ditumpangi Tengku Zulkarnain. (stm)

Terpisah, Bupati Sintang, Jarot Winarno menyayangkan insiden terhadap Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo. Ia merasa sedih dan tidak menduga insiden tersebut bisa terjadi di Sintang.

Jarot menambahkan, pihaknya mencoba mendalami motif kejadian di bandara. Kendati informasi didapat karena kelompok massa tersebut tidak menginginkan kedatangan pihak luar memecah belah kesatuan dan persatuan masyarakat Sintang.

Ia berharap masyarakat tidak terpancing dengan isu kejadian di bandara termasuk yang beredar di media sosial terkait insiden tersebut.

Ketua DAD Sintang Jefray Edward ikut menyayangkan insiden yang menimpa Tengku Zulkarnain, Wasekjen MUI. Ia juga mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Ia turut berharap semua masyarakat bisa menahan diri.

Dan, lanjut dia, diharapkan kejadian serupa tidak terulang dikemudian hari. Ia selaku Ketua DAD turut menyampaikan permohonan maaf.

DAD, menurutnya, tidak pernah menolak kelompok manapun. Kecuali kelompok radikal mengatasnamakan agama, yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

Hal senanda diungkapkan sekretaris Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) Yakobus Kumis. Ia tidak tahu sama sekali dengan adanya insiden di bandara.

Kejadian tersebut sepenuhnya berlangsung secara spontan. Dan, terjadi akibat kesalahpahaman. Pihaknya tidak pernah menolak tokoh agama manapun untuk datang.

Kecuali menolak paham radikal yang kerap disuarakan ormas FPI. “Paham radikal mengancam keutuhan NKRI.

Sementara Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain karena ditolak kehadirannya oleh kelompok massa, terpaksa kembali bertolak menuju Pontianak.

Ia tidak sampai turun dari pesawat, saat pesawat yang ditumpanginya mendarat di bandara Susilo Sintang.

Massa sempat masuk ke dalam bandara dan mendekati pesawat yang ditumpangi Tengku Zulkarnain. (stm)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/