25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Bau Gas Masih Tercium di TKP

TINJAU: Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto meninjau lokasi ledakan di Jalan Kruing Medan, Jumat (12/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pascaledakan besar yang terjadi di Jalan Kruing Kota Medan, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Kamis (11/4) malam sekitar pukul 18.35 WIB, bau gas masih tercium di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Jumat (12/4). Sementara 5 unit rumah toko (ruko) yang terkena dampak ledakan, masih dibiarkan dalam kondisi ‘tercabik-cabik’.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, kemarin turun langsung ke lokasi untuk meninjau dan memantau olah TKP. Didampingi Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Dadang Hartanto, Kapolda Sumut sempat memperhatikan titik ledakan hebat tersebut.

“Polda sudah menurunkan tim Labfor Cabang Medan, berkordinasi dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan SAR Kota Medan untuk melakukan olah TKP. Kuat dugaan, penyebab ledakan bukan dari bahan peledak, melainkan bersumber dari gas. Dari tadi tim mencium bau gas. Kita bekerjasama juga dengan Basarnas untuk mengetahui sumber ledakan di mana, dan penyebab ledakan apakah dari gas PGN atau tabung gas,” sebut Agus, Jumat pagi.

Agus menjelaskan, hasil penyelidikan sementara, di lokasi ledakan ditemukan tabung gas dan juga instalasi gas bumi milik PT PGN. “Korban menggunakan dua gas. Satu gas negara dan satu lagi tabung gas. Kita nyatakan ledakan diduga keras disebabkan oleh gas. Tapi gas yang mana? Masih dilakukan penyelidikan untuk memasikan pemicunya,” kata Agus.

Karena itu, Agus telah menginstruksikan jajaran terkait untuk memberitahu PT PGN (Persero) agar menghentikan sementara penyaluran gas rumah tangga ke lokasi Jalan Kruing. Tujuannya untuk mencegah ledakan serupa terjadi kembali.

Selain itu, PT PGN diminta segera melakukan pengecekan instalasi gas rumah tangga di kawasan sekitar ledakan. Karena bau gas masih bisa tercium di lokasi. “Saya sudah peringatkan petugas PGN. Jangan sampai ada korban kembali. Masyarakat di sini cukup padat. Siapa yang lalai, akan kita proses sesuai dengan hukum,” ungkap Agus.

Ia mengimbau masyarakat lokasi kejadian, bila mencium bau gas agar segera melapor ke petugas kepolisian, atau langsung ke petugas PGN untuk segera ditindaklanjuti.

Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Namun korban luka yang masih menjalani perawatan medis di rumah sakit di Medan, belum bisa dimintai keterangan.

Kapolda menyesalkan insiden ledakan tersebut, yang menewaskan anak-anak di bawah umur. “Maha Kuasa sudah memberikan tanda-tanda kepada kita sekalian. Ada korban jiwa 2 meninggal. Penyesalan tidak ada gunanya,” pungkas Agus.

Ledakan pada Kamis sore dua hari lalu menewaskan dua orang anak-anak, yakni Jafier (10) dan Eren (2). Para korban tewas merupakan anak tetangga korban pasangan suami istri pemilik restoran ‘Kerang Rebus Rahmad’ atas nama Rahmad Efendi dan Nurmala Dewi. Pasutri ini juga menjadi korban luka bakar dalam insiden tersebut.

Ada 10 orang yang dilarikan ke rumah sakit terdekat. Yakni Rumah Sakit Umum (RSU) Royal Prima, RS Putri Hijau dan Klinik Dokter Linda. Dari keseluruhan korban, 4 orang di antaranya sudah diperbolehkan pulang atau rawat jalan.

“Kejadian ledakan kemarin mengakibatkan 12 orang korban. Dua di antaranya meninggal dunia, 6 dirawat rumah sakit, 4 dirawat jalan,” sebut Kapolda.

Menurut Agus, hasil olah TKP oleh Tim Labfor, tidak ditemukan kaitan dengan bahan peledak.

PGN dan Pertamina Bantah Jadi Penyebab Ledakan

Sementara, Perusahaan Gas Negara (PGN) Medan langsung menghentikan sementara penyaluran gas untuk pelanggan di Jalan Kriung Nomor 3 C dan D. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyelidik insiden ledakan yang terjadi pada Kamis (11/4) yang lalu.

Sales Area Head PGN Medan, Saeful Hadi mengatakan, kran gas untuk rumah tersebut langsung dimatikan saat insiden terjadi. Saat ini, pihaknya sedang menunggu hasil dari penyelidikan dari pihak yang berwenang. “Sesuai dengan SOP (Standart Operating Procedure). Kita hentikan sementara, dan kita lihat perkembangan,” ujarnya.

Dijelaskannya, rumah yang menjadi korban ledakan tersebut merupakan pelanggan PGN untuk rumah tangga. Karena itu, tekanan gas pada rumah tersebut juga kecil, sekitar 0,02 MMBTU. Untuk di Jalan Kriung sendiri, setidaknya ada 10 pelanggan PGN yang terdiri dari 8 pelanggan rumah tangga (RT), 1 pelanggan kecil (PK) dan 1 pelanggan IJKU (Industri Jasa Kecil Umum).

“Jadi, kita tidak menghentikan semua pelanggan. Hanya 1 saja. Karena, bila kita hentikan semua yang ada di Jalan Kriung, maka berdampak pada usaha pelanggan. Karena di sana yang menggunakan gas bumi untuk bahan bakar usaha. Selain itu, gas bumi memakai regulator, sehingga tidak saling berhubungan satu dengan yang lain, karena berbeda tekanan,” jelasnya.

Saeful optimis, pihaknya akan terbebas dari praduga ‘penyebab’ ledakan terjadi, karena berbagai bukti yang ditunjukkan oleh tim TPG (Tim Penanggulangan Gangguan) yang langsung turun ke lapangan saat terjadinya ledakan. “Seperti yang saya ketahui, hingga tadi pagi, masih tercium bau gas. Satu sifat gas bumi itu adalah tidak berbau. Namun, kita dari PGN memberikan bauan agar diketahui saat ada kebocoran. Tapi, bau kita tidak terlalu menyegat, seperti di TKP. Dan itu saja sudah menjadi poin bagi kita,” tutupnya.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, M Roby Hervindo juga enggan dipersalahkan dalam kasus ini. Ia mengatakan, tim dari PT Pertamina (Persero) sudah turun ke lokasi ledakan, melakukan identifikasi penyebab ledakan. “Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan indikasi sumber ledakan dari LPG. Tapi, kita menunggu pemeriksaan dari polisi. Karena polisi berhak memastikan dari mana penyebabnya,” ungkap Roby saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat siang.

Roby mengakui di ruko menjadi titik ledakan, ditemukan tabung gas. Namun hasil identifikasi di lokasi tidak ditemukan tabung gas pecah atau tabung sisa meledak. Begitupun, Pertamina siap membantu pihak kepolisian untuk memberikan informasi, guna mengetahui penyebab ledakan tersebut.

“Itu perumahan, kalau tabung gas pasti ada. Tapi di lapangan kita tidak melihat ada tabung yang pecah. Jadi, kita tunggu saja hasil pemeriksaan kepolisian. Karena mereka ahlinya,” tutur Roby.

“Informasi awal, ada tabung LPG 3 kg dan 12 kg. Tapi jumlahnya tidak tahu. Karena kondisi TKP sudah dipolice-line. Kita juga meminta keterangan tetangga korban,” jelas Roby.

Rahmad Luka Bakar 50 Persen

Pasutri pemilik restoran Sate Kerang Rahmad, yakni Rahmad Efendi (43) dan istrinya Nurmala Dewi (37), masih dirawat di Rumahsakit Royal Prima Jalan Ayahanda, Medan. Pasangan yang rukonya diduga sebagai sumber ledakan dahsyat yang menghancurkan empat ruko di Jalan Kruing, Medan, Kamis (11/4) malam itu, mengalami luka bakar cukup serius.

“Kita menerima pasien sebanyak 8 orang. Dua orang anak kecil yang meninggal dunia, sudah diserahkan ke keluarga. Kemudian dua orang yang mengalami luka bakar serius (Rahmad Efendi dan Nurmala Dewi, Red) mengalami luka bakar lebih dari 50 persen. Sementara 4 lagi mengalami cedera di kepala dan luka bakar, “ ungkap Direktur Utama (Dirut) RS Royal Prima, dr Suhartina Darmadi, M.K.M, tanpa menyebut identitas pasien.

Pihaknya mengklaim telah memberikan perawatan maksimal saat korban sampai di IGD. Untuk Rahmad Efendi dan Nurmala, berdasarkan informasi dari rumahsakit, saat ini kondisinya mulai stabil setelah dirawat inapkan di ICU.

“Sekarang kondisi mereka sudah stabil. Kebetulan tadi malam kita siaga semuanya, termasuk dokter spesialis bedah plastik. Sudah dilakukan tindakan medis dan sekarang sedang berada di ruang observasi,” sebutnya.

Tentang penyebab dua korban meninggal yang sempat dilarikan ke rumahsakit Royal Prima yakni Jafier (10) dan Eren (2), Suhartini mengaku tidak tahu penyebab tewas.

“Kita kurang tahu. Karena sewaktu tiba di IGD, sudah dalam keadaan meninggal,” terangnya sembari menyebut jenazah kedua korban sudah disemayamkan di rumahduka.

Informasi diperoleh, keempat pasien yang masih dirawat di RS Royal Prima di antaranya Tria (24) mengalami luka di kepala, Forina Wati warga Jalan Kruing No 3C (rawat jalan), Frasiska Natalia warga Jalan Kruing (rawat jalan), dan Natalia warga Jalan Kruing No 3C (rawat jalan). Mereka merupakan tetangga yang bersebelahan dengan restoran Sate Kerang Rahmad. (gus/dvs)

TINJAU: Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto meninjau lokasi ledakan di Jalan Kruing Medan, Jumat (12/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pascaledakan besar yang terjadi di Jalan Kruing Kota Medan, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Kamis (11/4) malam sekitar pukul 18.35 WIB, bau gas masih tercium di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Jumat (12/4). Sementara 5 unit rumah toko (ruko) yang terkena dampak ledakan, masih dibiarkan dalam kondisi ‘tercabik-cabik’.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, kemarin turun langsung ke lokasi untuk meninjau dan memantau olah TKP. Didampingi Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Dadang Hartanto, Kapolda Sumut sempat memperhatikan titik ledakan hebat tersebut.

“Polda sudah menurunkan tim Labfor Cabang Medan, berkordinasi dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan SAR Kota Medan untuk melakukan olah TKP. Kuat dugaan, penyebab ledakan bukan dari bahan peledak, melainkan bersumber dari gas. Dari tadi tim mencium bau gas. Kita bekerjasama juga dengan Basarnas untuk mengetahui sumber ledakan di mana, dan penyebab ledakan apakah dari gas PGN atau tabung gas,” sebut Agus, Jumat pagi.

Agus menjelaskan, hasil penyelidikan sementara, di lokasi ledakan ditemukan tabung gas dan juga instalasi gas bumi milik PT PGN. “Korban menggunakan dua gas. Satu gas negara dan satu lagi tabung gas. Kita nyatakan ledakan diduga keras disebabkan oleh gas. Tapi gas yang mana? Masih dilakukan penyelidikan untuk memasikan pemicunya,” kata Agus.

Karena itu, Agus telah menginstruksikan jajaran terkait untuk memberitahu PT PGN (Persero) agar menghentikan sementara penyaluran gas rumah tangga ke lokasi Jalan Kruing. Tujuannya untuk mencegah ledakan serupa terjadi kembali.

Selain itu, PT PGN diminta segera melakukan pengecekan instalasi gas rumah tangga di kawasan sekitar ledakan. Karena bau gas masih bisa tercium di lokasi. “Saya sudah peringatkan petugas PGN. Jangan sampai ada korban kembali. Masyarakat di sini cukup padat. Siapa yang lalai, akan kita proses sesuai dengan hukum,” ungkap Agus.

Ia mengimbau masyarakat lokasi kejadian, bila mencium bau gas agar segera melapor ke petugas kepolisian, atau langsung ke petugas PGN untuk segera ditindaklanjuti.

Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Namun korban luka yang masih menjalani perawatan medis di rumah sakit di Medan, belum bisa dimintai keterangan.

Kapolda menyesalkan insiden ledakan tersebut, yang menewaskan anak-anak di bawah umur. “Maha Kuasa sudah memberikan tanda-tanda kepada kita sekalian. Ada korban jiwa 2 meninggal. Penyesalan tidak ada gunanya,” pungkas Agus.

Ledakan pada Kamis sore dua hari lalu menewaskan dua orang anak-anak, yakni Jafier (10) dan Eren (2). Para korban tewas merupakan anak tetangga korban pasangan suami istri pemilik restoran ‘Kerang Rebus Rahmad’ atas nama Rahmad Efendi dan Nurmala Dewi. Pasutri ini juga menjadi korban luka bakar dalam insiden tersebut.

Ada 10 orang yang dilarikan ke rumah sakit terdekat. Yakni Rumah Sakit Umum (RSU) Royal Prima, RS Putri Hijau dan Klinik Dokter Linda. Dari keseluruhan korban, 4 orang di antaranya sudah diperbolehkan pulang atau rawat jalan.

“Kejadian ledakan kemarin mengakibatkan 12 orang korban. Dua di antaranya meninggal dunia, 6 dirawat rumah sakit, 4 dirawat jalan,” sebut Kapolda.

Menurut Agus, hasil olah TKP oleh Tim Labfor, tidak ditemukan kaitan dengan bahan peledak.

PGN dan Pertamina Bantah Jadi Penyebab Ledakan

Sementara, Perusahaan Gas Negara (PGN) Medan langsung menghentikan sementara penyaluran gas untuk pelanggan di Jalan Kriung Nomor 3 C dan D. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyelidik insiden ledakan yang terjadi pada Kamis (11/4) yang lalu.

Sales Area Head PGN Medan, Saeful Hadi mengatakan, kran gas untuk rumah tersebut langsung dimatikan saat insiden terjadi. Saat ini, pihaknya sedang menunggu hasil dari penyelidikan dari pihak yang berwenang. “Sesuai dengan SOP (Standart Operating Procedure). Kita hentikan sementara, dan kita lihat perkembangan,” ujarnya.

Dijelaskannya, rumah yang menjadi korban ledakan tersebut merupakan pelanggan PGN untuk rumah tangga. Karena itu, tekanan gas pada rumah tersebut juga kecil, sekitar 0,02 MMBTU. Untuk di Jalan Kriung sendiri, setidaknya ada 10 pelanggan PGN yang terdiri dari 8 pelanggan rumah tangga (RT), 1 pelanggan kecil (PK) dan 1 pelanggan IJKU (Industri Jasa Kecil Umum).

“Jadi, kita tidak menghentikan semua pelanggan. Hanya 1 saja. Karena, bila kita hentikan semua yang ada di Jalan Kriung, maka berdampak pada usaha pelanggan. Karena di sana yang menggunakan gas bumi untuk bahan bakar usaha. Selain itu, gas bumi memakai regulator, sehingga tidak saling berhubungan satu dengan yang lain, karena berbeda tekanan,” jelasnya.

Saeful optimis, pihaknya akan terbebas dari praduga ‘penyebab’ ledakan terjadi, karena berbagai bukti yang ditunjukkan oleh tim TPG (Tim Penanggulangan Gangguan) yang langsung turun ke lapangan saat terjadinya ledakan. “Seperti yang saya ketahui, hingga tadi pagi, masih tercium bau gas. Satu sifat gas bumi itu adalah tidak berbau. Namun, kita dari PGN memberikan bauan agar diketahui saat ada kebocoran. Tapi, bau kita tidak terlalu menyegat, seperti di TKP. Dan itu saja sudah menjadi poin bagi kita,” tutupnya.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, M Roby Hervindo juga enggan dipersalahkan dalam kasus ini. Ia mengatakan, tim dari PT Pertamina (Persero) sudah turun ke lokasi ledakan, melakukan identifikasi penyebab ledakan. “Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan indikasi sumber ledakan dari LPG. Tapi, kita menunggu pemeriksaan dari polisi. Karena polisi berhak memastikan dari mana penyebabnya,” ungkap Roby saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat siang.

Roby mengakui di ruko menjadi titik ledakan, ditemukan tabung gas. Namun hasil identifikasi di lokasi tidak ditemukan tabung gas pecah atau tabung sisa meledak. Begitupun, Pertamina siap membantu pihak kepolisian untuk memberikan informasi, guna mengetahui penyebab ledakan tersebut.

“Itu perumahan, kalau tabung gas pasti ada. Tapi di lapangan kita tidak melihat ada tabung yang pecah. Jadi, kita tunggu saja hasil pemeriksaan kepolisian. Karena mereka ahlinya,” tutur Roby.

“Informasi awal, ada tabung LPG 3 kg dan 12 kg. Tapi jumlahnya tidak tahu. Karena kondisi TKP sudah dipolice-line. Kita juga meminta keterangan tetangga korban,” jelas Roby.

Rahmad Luka Bakar 50 Persen

Pasutri pemilik restoran Sate Kerang Rahmad, yakni Rahmad Efendi (43) dan istrinya Nurmala Dewi (37), masih dirawat di Rumahsakit Royal Prima Jalan Ayahanda, Medan. Pasangan yang rukonya diduga sebagai sumber ledakan dahsyat yang menghancurkan empat ruko di Jalan Kruing, Medan, Kamis (11/4) malam itu, mengalami luka bakar cukup serius.

“Kita menerima pasien sebanyak 8 orang. Dua orang anak kecil yang meninggal dunia, sudah diserahkan ke keluarga. Kemudian dua orang yang mengalami luka bakar serius (Rahmad Efendi dan Nurmala Dewi, Red) mengalami luka bakar lebih dari 50 persen. Sementara 4 lagi mengalami cedera di kepala dan luka bakar, “ ungkap Direktur Utama (Dirut) RS Royal Prima, dr Suhartina Darmadi, M.K.M, tanpa menyebut identitas pasien.

Pihaknya mengklaim telah memberikan perawatan maksimal saat korban sampai di IGD. Untuk Rahmad Efendi dan Nurmala, berdasarkan informasi dari rumahsakit, saat ini kondisinya mulai stabil setelah dirawat inapkan di ICU.

“Sekarang kondisi mereka sudah stabil. Kebetulan tadi malam kita siaga semuanya, termasuk dokter spesialis bedah plastik. Sudah dilakukan tindakan medis dan sekarang sedang berada di ruang observasi,” sebutnya.

Tentang penyebab dua korban meninggal yang sempat dilarikan ke rumahsakit Royal Prima yakni Jafier (10) dan Eren (2), Suhartini mengaku tidak tahu penyebab tewas.

“Kita kurang tahu. Karena sewaktu tiba di IGD, sudah dalam keadaan meninggal,” terangnya sembari menyebut jenazah kedua korban sudah disemayamkan di rumahduka.

Informasi diperoleh, keempat pasien yang masih dirawat di RS Royal Prima di antaranya Tria (24) mengalami luka di kepala, Forina Wati warga Jalan Kruing No 3C (rawat jalan), Frasiska Natalia warga Jalan Kruing (rawat jalan), dan Natalia warga Jalan Kruing No 3C (rawat jalan). Mereka merupakan tetangga yang bersebelahan dengan restoran Sate Kerang Rahmad. (gus/dvs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/