26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Festival Busana Daerah Tingkat TK di Food and Fashion Festival 2011

Cinta Tanah Air Sejak Dini

MEDAN- Besarnya pengaruh budaya luar dikhawatirkan dapat mengikis kecintaan generasi muda terhadap budaya Indonesia. Karenanya, perlu kiranya menanamkan rasa cinta terhadap tanah air dan budaya sejak usia dini Untuk itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara menggelar Festival Busana Cilik Tingkat Taman Kanak-Kanak pada ajang Food And Fashion Festival 2011 di Merdeka Walk yang diikuti puluhan siswa, Minggu (12/6).

“Dengan festival busana cilik daerah seperti ini, diharapkan para siswa TK tersebut dapat lebih mencintai budaya yang ada di Indonesia,” ujar Kasubdis Pemasaran dan Promosi Disbudpar Sumut Mukhlis saat menyaksikan para peserta bergaya di atas catwalk.

Selain itu lanjut Mukhlis, festival ini merupakan wadah bagi para siswa TK untuk dapat berkreasi sembari meraih prestasi. Bagi yang mendapat prestasi tentunya mereka akan merasa bangga sehingga dapat membuat dirinya lebih berkembang di masa mendatang. “Atas kemenangan itu mereka akan lebih mencintai budaya yang ada di daerahnya,” kata Mukhlis.

Dalam lomba tersebut, dewan juri Dra Maimanah Ketua Grup Bina Kreatif Seni Anak Kota Medan didampingi Nuning Putriani SSn SPd Kepsek Commont Wealth International Academy/Tumble TOTS dan Dina Maifitri SPd mengungkapkan, kriteria penilaian yang ditetapkan kepada puluhan peserta dari berbagai taman kanak-kanan yang ada di daerah ini, yakni, aspek busana dan gaya, kerapian dan keindahan busana, make up, penampilan serta harmonisasi.

Dari festival tersebut, Wawa yang mengenakan busana Jawa keluar sebagai juara I, sementara Tita yang mengenakan baju adat Padang tampil di posisi kedua dan Leoni Riski Pratiwi yang mengenakan baju adat Bali merebut tempat ketiga. Untuk Juara Harapan I ditempati Tera, Harapan II diraih Olga Olivia dan Juara Harapan III diraih M Raydika Teriyansyah. Dalam festival tersebut Disbudpar Sumut juga memberikan tropi bagi para juara berbakat yakni, Juara Berbagai I diraih Dini Elpita, Riki Juara II, Affan juara III dan Difa Juara IV.

Tak kalah dengan festival busana cilik tadi, makanan tradisional khas Sumatera Utara (Sumut) yang dipamerkan juga diserbu pengunjung. Antusias tinggi ini sebagai apresiasi terhadap kelestarian makanan (kuliner) di tengah membanjirnya berbagai macam makanan dari luar negeri. Even promosi wisata ini, tidak disia-siakan beberapa hotel di Kota Medan seperti Hotel Tiara dan Hermes Place yang ikut menyajikan kuliner khas Sumut.

Di malam kedua, Hotel Tiara Medan menyajikan menu makanan dari sambal teri kacang, anyang pakis ayam touge, gulai rebung, pajri nenas, ikan gulai dan daging pagar puri. Sementara Hotel Hermes Palace Medan menyajikan nasi uduk dan lontong Medan. “Menu malam ini khas Melayu dan kemarin khas kuliner dari Batak. Yang kita sajikan ini memang menjadi handalan makanan hotel kita,” ujar seorang staf di stan makanan, Desmon.

Sama halnya makanan ringan yang dipromosikan di stan Kabupaten Batubara, dari 50 bungkus untuk lima jenis kue khas daerah nya tersebut telah hampir 80 persen sudah laku terjual. “Ini kue khas dari daerah kita dan hasil kerajinan masyarakat setempat. Di even kedua malam ini, pengunjung banyak membeli kue tersebut yang memang selalu jadi pilihan oleh-oleh bila berkunjung ke Batubara,” jelasnya.

Kue-kue khas tersebut yakni terdiri dari kue karas-karas, cincin, kue bingkang, kue manggis dan kue dangai dengan harga jual rata-rata hanya Rp5.000 per bungkus.

Selain kuliner, di stan even tersebut juga menampilkan berbagai jenis kerajinan dari tas, pakaian dan peci yang terbuat dari bahan ulos dan songket serta juga batik tulis. Seperti di stan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), selain pameran foto-foto kawasan wisata di Sumut dan Aceh juga mempromosikan kerajinan pakaian batik tulis. (jul)

Cinta Tanah Air Sejak Dini

MEDAN- Besarnya pengaruh budaya luar dikhawatirkan dapat mengikis kecintaan generasi muda terhadap budaya Indonesia. Karenanya, perlu kiranya menanamkan rasa cinta terhadap tanah air dan budaya sejak usia dini Untuk itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara menggelar Festival Busana Cilik Tingkat Taman Kanak-Kanak pada ajang Food And Fashion Festival 2011 di Merdeka Walk yang diikuti puluhan siswa, Minggu (12/6).

“Dengan festival busana cilik daerah seperti ini, diharapkan para siswa TK tersebut dapat lebih mencintai budaya yang ada di Indonesia,” ujar Kasubdis Pemasaran dan Promosi Disbudpar Sumut Mukhlis saat menyaksikan para peserta bergaya di atas catwalk.

Selain itu lanjut Mukhlis, festival ini merupakan wadah bagi para siswa TK untuk dapat berkreasi sembari meraih prestasi. Bagi yang mendapat prestasi tentunya mereka akan merasa bangga sehingga dapat membuat dirinya lebih berkembang di masa mendatang. “Atas kemenangan itu mereka akan lebih mencintai budaya yang ada di daerahnya,” kata Mukhlis.

Dalam lomba tersebut, dewan juri Dra Maimanah Ketua Grup Bina Kreatif Seni Anak Kota Medan didampingi Nuning Putriani SSn SPd Kepsek Commont Wealth International Academy/Tumble TOTS dan Dina Maifitri SPd mengungkapkan, kriteria penilaian yang ditetapkan kepada puluhan peserta dari berbagai taman kanak-kanan yang ada di daerah ini, yakni, aspek busana dan gaya, kerapian dan keindahan busana, make up, penampilan serta harmonisasi.

Dari festival tersebut, Wawa yang mengenakan busana Jawa keluar sebagai juara I, sementara Tita yang mengenakan baju adat Padang tampil di posisi kedua dan Leoni Riski Pratiwi yang mengenakan baju adat Bali merebut tempat ketiga. Untuk Juara Harapan I ditempati Tera, Harapan II diraih Olga Olivia dan Juara Harapan III diraih M Raydika Teriyansyah. Dalam festival tersebut Disbudpar Sumut juga memberikan tropi bagi para juara berbakat yakni, Juara Berbagai I diraih Dini Elpita, Riki Juara II, Affan juara III dan Difa Juara IV.

Tak kalah dengan festival busana cilik tadi, makanan tradisional khas Sumatera Utara (Sumut) yang dipamerkan juga diserbu pengunjung. Antusias tinggi ini sebagai apresiasi terhadap kelestarian makanan (kuliner) di tengah membanjirnya berbagai macam makanan dari luar negeri. Even promosi wisata ini, tidak disia-siakan beberapa hotel di Kota Medan seperti Hotel Tiara dan Hermes Place yang ikut menyajikan kuliner khas Sumut.

Di malam kedua, Hotel Tiara Medan menyajikan menu makanan dari sambal teri kacang, anyang pakis ayam touge, gulai rebung, pajri nenas, ikan gulai dan daging pagar puri. Sementara Hotel Hermes Palace Medan menyajikan nasi uduk dan lontong Medan. “Menu malam ini khas Melayu dan kemarin khas kuliner dari Batak. Yang kita sajikan ini memang menjadi handalan makanan hotel kita,” ujar seorang staf di stan makanan, Desmon.

Sama halnya makanan ringan yang dipromosikan di stan Kabupaten Batubara, dari 50 bungkus untuk lima jenis kue khas daerah nya tersebut telah hampir 80 persen sudah laku terjual. “Ini kue khas dari daerah kita dan hasil kerajinan masyarakat setempat. Di even kedua malam ini, pengunjung banyak membeli kue tersebut yang memang selalu jadi pilihan oleh-oleh bila berkunjung ke Batubara,” jelasnya.

Kue-kue khas tersebut yakni terdiri dari kue karas-karas, cincin, kue bingkang, kue manggis dan kue dangai dengan harga jual rata-rata hanya Rp5.000 per bungkus.

Selain kuliner, di stan even tersebut juga menampilkan berbagai jenis kerajinan dari tas, pakaian dan peci yang terbuat dari bahan ulos dan songket serta juga batik tulis. Seperti di stan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), selain pameran foto-foto kawasan wisata di Sumut dan Aceh juga mempromosikan kerajinan pakaian batik tulis. (jul)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/