26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Napi Kota Nyusup ke Kota, Napi Desa Kabur ke Desa

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Erlangga Masdiana meyakini, polisi akan mampu membekuk seluruh napi yang kabur dari Lapas Klas I Tanjunggusta, Medan.

PADAT: Ratusan warga memadati halaman depan Lapas Klas -I Tanjunggusta Medan, Jumat (12/7). //aminoer rasyid/SUMUT POS
PADAT: Ratusan warga memadati halaman depan Lapas Klas -I Tanjunggusta Medan, Jumat (12/7). //aminoer rasyid/SUMUT POS

Alasannya, mereka adalah napi, sehingga pihak kepolisian sudah pasti punya data-data pribadi dan jaringan seluruh napi yang kabur. “Jadi mau lari ke mana pun, kalau masih di dalam negeri, pasti tertangkap. Kecuali lari ke luar negeri tanpa paspor,” ujar Erlangga Masdiana kepada koran ini di Jakarta, kemarin (12/7).

Dia mengatakan, secara teori, tempat yang dituju napi untuk kabur, gampang diperkirakan. Untuk penjahat kelas kakap, begitu mereka kabur dari lapas, maka yang ditemui pertama kali adalah teman-teman atau jaringan lamanya. Untuk penjahat kelas teri alias ecek-ecek, mereka akan lari ke keluarganya.
Tapi secara umum, kata Erlangga, mereka akan balik ke komunitas lamanya. “Yang dari kota, dia akan lari ke kota (menemui kelompoknya, Red). Yang dari desa, ya dia akan balik lagi ke desa. Nah, polisi tinggal melihat lagi datanya, saya yakin gampang menangkapnya,” ujar Erlangga.

Memang, lanjutnya, penangkapan akan sulit jika napi yang kabur menyusup ke keramaian Kota Medan. “Justru yang memilih masuk ke kota, itu yang agak sulit ditangkap. Yang keluar kota pasti mudah ditangkap,” ujar Erlangga.

Mengenai faktor pemicu rusuh di lapas Tanjunggusta, Erlangga membenarkan bahwa over capacity merupakan faktor utama. Pasalnya, di ruangan yang sesak, maka ketegangan-ketegangan mudah muncul.

“Terlebih kultur di lapas-lapas di negara kita, dipenuhi kekerasan, ketegangan antarkelompok. Misal ada kelompok Medan, Palembang, Banten, Makassar, dan seterusnya. Jika over capacity tak segera diselesaikan, maka kasus Tanjunggusta bisa merembet ke LP-LP lain. Ingat kasus tahun 1987 di Inggris, tujuh lapas rusuh dalam waktu berdekatan. Ini juga terkait ketidakpuasan napi di dalam lapas,” kata Erlangga.

Bagaimana solusinya? Pertama, pola pemidanaan harus diubah. Jangan setiap kasus dilaporkan ke polisi, yang selanjutnya diproses dan dipidana penjara. “Kalau tak diubah, ya penjara makin sesak,” katanya.

Kedua, napi harus dipisah-pisahkan berdasar tingkat kejahatannya, dengan pola pengamanan yang juga harus dibedakan. Untuk lapas penjahat kelas kakap, harus maximum security. Berikutnya, low security, dan terakhir yang untuk penjahat ecek-ecek, minimal security.

62 Napi Berhasil Ditangkap

Di sisi lain, Poldasu mengatakan telah meringkus 61 napi yang kabur. “61 orang yang sudah diamankan, tersebar beberapa Polres seperti Polres Langkat, Polres Binjai, Polresta Medan, dan Polres Pelabuhan Belawan,” ungkap Kabid Humas Poldasu Kombes Raden Heru Prakoso, Jumat (12/7) sore.
Saat ditanya berapa total seluruh napi yang berhasil melarikan diri, Heru tidak mengetahui hal itu, pasalnya dirinya belum mendapatkan laporan atas hal tersebut. “Belum tahu saya,” sebut perwira melati tiga ini.

Terkait dengan itu, Polres Langkat mengerahkan 300 personel untuk mencari napi yang kabur. Sejauh ini Polres Langkat telah menangkap 5 napi. Aksi sweeping di empat titik dipimpin langsung Kapolres Langkat, AKBP L Eric Bhismo.

Waka Polres Langkat Kompol Safwan Khayat kepada wartawan di Mapolres, Jumat (12/7), menyebutkan banyak di antara warga tidak memiliki kartu pengenal terpaksa diamankan saat sweeping di gelar. Namun, setelah dijeput keluarga masing-masing sekaligus mengcros chek dapat kita kembalikan.
“Operasi ini akan kita laksanakan selama tiga hari berturut-turut. Setidaknya ada sekitar seratusan warga diamankan ketika sweeping dilaksanakan karena tidak memiliki kartu identitas atau pengenal lainnya,” kata Waka Polres Langkat, Kompol Safwan Khayat.

Napi Teroris Tak Tahu Jalan Pulang

Abu Azzam, salah satu napi kasus teroris, berhasil diamankan menjawab pertanyaan wartawan yang menemuinya di sel tahanan Mapolres, lari bersama napi lain karena adanya kesempatan saat berlangsungnya rusuh. Namun, dia mengaku tidak tahu mau kemana karena tak kuasai medan dan hanya berharap balik ke kampung halamannya di Tanjungbalai.

“Karena ada kesempatan ya ikut saja lari dalam suasanan kacau seperti itu, tak tahu mau ke mana yang penting jalan saja. Pengennya ke kampunglah (Tanjungbalai) kalau tau jalan,” tukas dia.

Sementara itu, enam titik menjadi lokasi razia yang digelar Polres Deliserdang. Polsek Lubukpakam melakukan razia di jalan lintas sumatera (Jalinsum) Medan-Lubukpakam setiap malamnya. Kamis (11/7), Polsek Lubukpakam merazia di dua lokasi yakni di depan kantor Pemkab Deliserdang dan di terminal Lubukpakam. “Kita gelar razia untuk mempersempit ruang gerak kaburnya narapidana melalui jalur lintas perbatasan Deliserdang ini,” Kata Kapolsek Lubukpakam AKP M Ikhwan Khalik saat, Jumat (12/7).

Selain itu Polres Deliserdang menggelarnya di lokasi lain, meliputi di wilayah hukum Polsek Tanjung Morawa dan Polsek Beringin. “Jadi memang sudah dilakukan razia itu sampai enam titik lokasi. Dua lapis Polsek Lubukpakam, dua lapis Polsek Beringin dan dua lapis di Polsek Tanjungmorawa,” jelas Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Patrianegara.

Antisipasi juga dilakukan Polres Pakpak Bharat. Ini dilakukan untuk menutup gerak napi yang ingin kabur ke Aceh. Jajaran Polres Pakpak Bharat juga menggelar operasi gabungan Siaga I di Pos Lantas Sukarame, Kecamatan Kerajaan, Jumat (12/7). Operasi yang dilaksanakan jajaran Polres Pakpak Bharat ini juga melibatkan personil TNI Kodim 0206 Dairi,Pakpak Bharat dan Polisi Pamong Praja (Pol PP). Sekurangnya 80 personil diturunkan ke jalan. “Razia gabungan ini akan terus kita laksanakan siang dan malam sampai batas waktu yang tidak ditentukan, “ tegas Kapolres Pakpak Bharat AKBP Guessepe Reinhart Gultom, SiK.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Ahmad Fauzi Dalimunthe melakukan hal yang berbeda. Dia melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Lobusona, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu Kamis (11/7) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Kasubbag Humas Polres Labuhanbatu AKP MT Aritonang kepada Sumut Pos, Kamis (12/7) menerangkan bahwa kedatangan mereka untuk melakukan pengecekan kondisi LP Lobusona Kelas IIA Rantauprapat. “Ya, tadi malam sekitar pukul 21.30 WIB,” katanya.

Diterangkan AKP MT Aritonang, kunjungan tersebut juga sebagai bentuk koordinasi maupun langkah ke depan serta antisipasi agar tidak terjadi kerusuhan di Lapas Tanjunggusta Medan. Di sana juga Kapolres menyarankan Kepala Lapas untuk meningkatkan pengawasan. (sam/gus/jie/btr/tam/jok)

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Erlangga Masdiana meyakini, polisi akan mampu membekuk seluruh napi yang kabur dari Lapas Klas I Tanjunggusta, Medan.

PADAT: Ratusan warga memadati halaman depan Lapas Klas -I Tanjunggusta Medan, Jumat (12/7). //aminoer rasyid/SUMUT POS
PADAT: Ratusan warga memadati halaman depan Lapas Klas -I Tanjunggusta Medan, Jumat (12/7). //aminoer rasyid/SUMUT POS

Alasannya, mereka adalah napi, sehingga pihak kepolisian sudah pasti punya data-data pribadi dan jaringan seluruh napi yang kabur. “Jadi mau lari ke mana pun, kalau masih di dalam negeri, pasti tertangkap. Kecuali lari ke luar negeri tanpa paspor,” ujar Erlangga Masdiana kepada koran ini di Jakarta, kemarin (12/7).

Dia mengatakan, secara teori, tempat yang dituju napi untuk kabur, gampang diperkirakan. Untuk penjahat kelas kakap, begitu mereka kabur dari lapas, maka yang ditemui pertama kali adalah teman-teman atau jaringan lamanya. Untuk penjahat kelas teri alias ecek-ecek, mereka akan lari ke keluarganya.
Tapi secara umum, kata Erlangga, mereka akan balik ke komunitas lamanya. “Yang dari kota, dia akan lari ke kota (menemui kelompoknya, Red). Yang dari desa, ya dia akan balik lagi ke desa. Nah, polisi tinggal melihat lagi datanya, saya yakin gampang menangkapnya,” ujar Erlangga.

Memang, lanjutnya, penangkapan akan sulit jika napi yang kabur menyusup ke keramaian Kota Medan. “Justru yang memilih masuk ke kota, itu yang agak sulit ditangkap. Yang keluar kota pasti mudah ditangkap,” ujar Erlangga.

Mengenai faktor pemicu rusuh di lapas Tanjunggusta, Erlangga membenarkan bahwa over capacity merupakan faktor utama. Pasalnya, di ruangan yang sesak, maka ketegangan-ketegangan mudah muncul.

“Terlebih kultur di lapas-lapas di negara kita, dipenuhi kekerasan, ketegangan antarkelompok. Misal ada kelompok Medan, Palembang, Banten, Makassar, dan seterusnya. Jika over capacity tak segera diselesaikan, maka kasus Tanjunggusta bisa merembet ke LP-LP lain. Ingat kasus tahun 1987 di Inggris, tujuh lapas rusuh dalam waktu berdekatan. Ini juga terkait ketidakpuasan napi di dalam lapas,” kata Erlangga.

Bagaimana solusinya? Pertama, pola pemidanaan harus diubah. Jangan setiap kasus dilaporkan ke polisi, yang selanjutnya diproses dan dipidana penjara. “Kalau tak diubah, ya penjara makin sesak,” katanya.

Kedua, napi harus dipisah-pisahkan berdasar tingkat kejahatannya, dengan pola pengamanan yang juga harus dibedakan. Untuk lapas penjahat kelas kakap, harus maximum security. Berikutnya, low security, dan terakhir yang untuk penjahat ecek-ecek, minimal security.

62 Napi Berhasil Ditangkap

Di sisi lain, Poldasu mengatakan telah meringkus 61 napi yang kabur. “61 orang yang sudah diamankan, tersebar beberapa Polres seperti Polres Langkat, Polres Binjai, Polresta Medan, dan Polres Pelabuhan Belawan,” ungkap Kabid Humas Poldasu Kombes Raden Heru Prakoso, Jumat (12/7) sore.
Saat ditanya berapa total seluruh napi yang berhasil melarikan diri, Heru tidak mengetahui hal itu, pasalnya dirinya belum mendapatkan laporan atas hal tersebut. “Belum tahu saya,” sebut perwira melati tiga ini.

Terkait dengan itu, Polres Langkat mengerahkan 300 personel untuk mencari napi yang kabur. Sejauh ini Polres Langkat telah menangkap 5 napi. Aksi sweeping di empat titik dipimpin langsung Kapolres Langkat, AKBP L Eric Bhismo.

Waka Polres Langkat Kompol Safwan Khayat kepada wartawan di Mapolres, Jumat (12/7), menyebutkan banyak di antara warga tidak memiliki kartu pengenal terpaksa diamankan saat sweeping di gelar. Namun, setelah dijeput keluarga masing-masing sekaligus mengcros chek dapat kita kembalikan.
“Operasi ini akan kita laksanakan selama tiga hari berturut-turut. Setidaknya ada sekitar seratusan warga diamankan ketika sweeping dilaksanakan karena tidak memiliki kartu identitas atau pengenal lainnya,” kata Waka Polres Langkat, Kompol Safwan Khayat.

Napi Teroris Tak Tahu Jalan Pulang

Abu Azzam, salah satu napi kasus teroris, berhasil diamankan menjawab pertanyaan wartawan yang menemuinya di sel tahanan Mapolres, lari bersama napi lain karena adanya kesempatan saat berlangsungnya rusuh. Namun, dia mengaku tidak tahu mau kemana karena tak kuasai medan dan hanya berharap balik ke kampung halamannya di Tanjungbalai.

“Karena ada kesempatan ya ikut saja lari dalam suasanan kacau seperti itu, tak tahu mau ke mana yang penting jalan saja. Pengennya ke kampunglah (Tanjungbalai) kalau tau jalan,” tukas dia.

Sementara itu, enam titik menjadi lokasi razia yang digelar Polres Deliserdang. Polsek Lubukpakam melakukan razia di jalan lintas sumatera (Jalinsum) Medan-Lubukpakam setiap malamnya. Kamis (11/7), Polsek Lubukpakam merazia di dua lokasi yakni di depan kantor Pemkab Deliserdang dan di terminal Lubukpakam. “Kita gelar razia untuk mempersempit ruang gerak kaburnya narapidana melalui jalur lintas perbatasan Deliserdang ini,” Kata Kapolsek Lubukpakam AKP M Ikhwan Khalik saat, Jumat (12/7).

Selain itu Polres Deliserdang menggelarnya di lokasi lain, meliputi di wilayah hukum Polsek Tanjung Morawa dan Polsek Beringin. “Jadi memang sudah dilakukan razia itu sampai enam titik lokasi. Dua lapis Polsek Lubukpakam, dua lapis Polsek Beringin dan dua lapis di Polsek Tanjungmorawa,” jelas Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Patrianegara.

Antisipasi juga dilakukan Polres Pakpak Bharat. Ini dilakukan untuk menutup gerak napi yang ingin kabur ke Aceh. Jajaran Polres Pakpak Bharat juga menggelar operasi gabungan Siaga I di Pos Lantas Sukarame, Kecamatan Kerajaan, Jumat (12/7). Operasi yang dilaksanakan jajaran Polres Pakpak Bharat ini juga melibatkan personil TNI Kodim 0206 Dairi,Pakpak Bharat dan Polisi Pamong Praja (Pol PP). Sekurangnya 80 personil diturunkan ke jalan. “Razia gabungan ini akan terus kita laksanakan siang dan malam sampai batas waktu yang tidak ditentukan, “ tegas Kapolres Pakpak Bharat AKBP Guessepe Reinhart Gultom, SiK.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Ahmad Fauzi Dalimunthe melakukan hal yang berbeda. Dia melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Lobusona, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu Kamis (11/7) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Kasubbag Humas Polres Labuhanbatu AKP MT Aritonang kepada Sumut Pos, Kamis (12/7) menerangkan bahwa kedatangan mereka untuk melakukan pengecekan kondisi LP Lobusona Kelas IIA Rantauprapat. “Ya, tadi malam sekitar pukul 21.30 WIB,” katanya.

Diterangkan AKP MT Aritonang, kunjungan tersebut juga sebagai bentuk koordinasi maupun langkah ke depan serta antisipasi agar tidak terjadi kerusuhan di Lapas Tanjunggusta Medan. Di sana juga Kapolres menyarankan Kepala Lapas untuk meningkatkan pengawasan. (sam/gus/jie/btr/tam/jok)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/