26 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

KNIA Dipadati Turis Lokal Dadakan

MEDAN-Di hari terakhir libur Idul Fitri, Minggu (11/8),  Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dipadati turis lokal dadakan. Turis lokal didominasi para pengguna sepeda motor, sehingga terjadi antrean yang cukup panjang di pintu gerbang pengambilan karcis parkir.

Melihat terlalu panjaga antrean di pintu masuk sepeda motor, membuat pengunjung yang lain mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh kedalam. Namun para pengunjung yang gagal masuk untuk melihat dari dekat bandara KNIA, lebih memilih bersantai dan menghabiskan waktunya di seputaran pintu gerbang masuk.

Melihat banyaknya turis lokal dadakan di seputaran pintu gerbang masuk, dimanfaatkan sebahagian orang untuk menjadi pedagang musiman demi meraup rupiah.

Salah satunya Mina Br Sitorus rela menjadi penjajah minuman air mineral kemasan. Dirinya mengaku sudah berjualan hari ke 2 lebaran atau tepatnya pada Jumat (9/8) kemarin.

Dari hari Jumat hingga Minggu Mina berhasil menjual 5 kotak air mineral kemasan tersebut, dimana Sabtu dan Minggu berhasil menjual masing-masing 2 kotak perhari sedangkan Jum’at satu kotak. Satu kotak berisikan 24 botol air mineral kemasan yang artinya dalam waktu 3 hari, Mina berhasil menjual 120 botol.

Keuntungan yang didapatinya cukup lumayan. Pasalnya Mina menjual satu botol air mineral dengan harga yang berbeda dari harga pada umumnya, yakni  Rp5.000 per botol, dimana harga jualnya biasanya hanya Rp3.000.” Lumayan lah keuntungannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya anak sekolah,” aku Mina, Minggu (11/8).

Mina melakukan ini juga demi membantu sang suami yang bekerja menjadi ojek sepeda motor di seputaran bandara KNIA. Ibu 5 anak ini sebenarnya berprofesi sebagai  seorang petani.

Hal yang dilakukan Minah tidak diterapkan oleh Joko yang berjualan bakso bakar. Dia tetap mematok harga seperti biasa yakni Rp1.000 per satu tusuk bakso bakar.

Sejak hari raya kedua atau tepatnya Jum’at kemarin, Joko sudah mulai berjualan bakso bakar di dekat pintu gerbang masuk kendaraan. Setiap hari dirinya berhasil menjual 800 tusuk bakso bakar setiap hari hanya dalam waktu beberapa jam.

Untuk meraup untung lebih banyak, Joko lebih memilih membawa lebih banyak barang dagangan. “ Lumayanlah untung berjualan selama tiga hari ini, bisa membantu untuk biaya anak sekolah,” tuturnya. (dik)

MEDAN-Di hari terakhir libur Idul Fitri, Minggu (11/8),  Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dipadati turis lokal dadakan. Turis lokal didominasi para pengguna sepeda motor, sehingga terjadi antrean yang cukup panjang di pintu gerbang pengambilan karcis parkir.

Melihat terlalu panjaga antrean di pintu masuk sepeda motor, membuat pengunjung yang lain mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh kedalam. Namun para pengunjung yang gagal masuk untuk melihat dari dekat bandara KNIA, lebih memilih bersantai dan menghabiskan waktunya di seputaran pintu gerbang masuk.

Melihat banyaknya turis lokal dadakan di seputaran pintu gerbang masuk, dimanfaatkan sebahagian orang untuk menjadi pedagang musiman demi meraup rupiah.

Salah satunya Mina Br Sitorus rela menjadi penjajah minuman air mineral kemasan. Dirinya mengaku sudah berjualan hari ke 2 lebaran atau tepatnya pada Jumat (9/8) kemarin.

Dari hari Jumat hingga Minggu Mina berhasil menjual 5 kotak air mineral kemasan tersebut, dimana Sabtu dan Minggu berhasil menjual masing-masing 2 kotak perhari sedangkan Jum’at satu kotak. Satu kotak berisikan 24 botol air mineral kemasan yang artinya dalam waktu 3 hari, Mina berhasil menjual 120 botol.

Keuntungan yang didapatinya cukup lumayan. Pasalnya Mina menjual satu botol air mineral dengan harga yang berbeda dari harga pada umumnya, yakni  Rp5.000 per botol, dimana harga jualnya biasanya hanya Rp3.000.” Lumayan lah keuntungannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya anak sekolah,” aku Mina, Minggu (11/8).

Mina melakukan ini juga demi membantu sang suami yang bekerja menjadi ojek sepeda motor di seputaran bandara KNIA. Ibu 5 anak ini sebenarnya berprofesi sebagai  seorang petani.

Hal yang dilakukan Minah tidak diterapkan oleh Joko yang berjualan bakso bakar. Dia tetap mematok harga seperti biasa yakni Rp1.000 per satu tusuk bakso bakar.

Sejak hari raya kedua atau tepatnya Jum’at kemarin, Joko sudah mulai berjualan bakso bakar di dekat pintu gerbang masuk kendaraan. Setiap hari dirinya berhasil menjual 800 tusuk bakso bakar setiap hari hanya dalam waktu beberapa jam.

Untuk meraup untung lebih banyak, Joko lebih memilih membawa lebih banyak barang dagangan. “ Lumayanlah untung berjualan selama tiga hari ini, bisa membantu untuk biaya anak sekolah,” tuturnya. (dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru