25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

23 Lingkungan dan 5 Kecamatan Masuk Zona Merah, Bobby Klaim Positivity Rate Cuma 33 Persen

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini, ada 5 kecamatan dan 23 lingkungan di Kota Medan masuk dalam zona merah atau dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi, sehingga terpaksa diisolasi. Namun begitu, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengklaim, tingkat positivity rate (angka yang menunjukkan seberapa besar orang terinfeksi virus corona di dalam sebuah populasi) di Kota Medan masih terkendali.

ISOLASI: Suasana di Lingkungan 23, Kelurahan Mangga, Medan Tuntungan, yang diisolasi karena tingkat penyebaran Covid-19 di sana cukup tinggi.

Menurut Bobby Nasution, meskipun jumlah lingkungan yang diisolasi semakin tinggi, namun tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada positivity rate di Kota Medan. “Peningkatan kasus sebenarnya sama saja. Ini bisa dilihat dari positivity rate yang ada di Kota Medan, sekarang berada di angka 33 persen,” kata Bobby kepada wartawan, Kamis (12/8).

Dikatakan Bobby, Pemko Medan terus berupaya untuk meningkatkan jumlah testing di Kota Medan setiap harinya. Saat ini, testing di Kota Medan semakin meluas dengan target 4.900 spesimen per hari. “Ini semakin meluas, semakin banyak karena testing yang kita lakukan per hari terus mendekati target, yakni 4.900 spesimen per hari. Ini kita coba terus menerus kita tingkatkan,” ujarnya.

Menurut Bobby, semakin banyak angka testing Kota Medan per hari, tentuny akan semakin mempengaruhi angka positivity rate. Sebab, peningkatan testing selalu berbanding lurus dengan angka positivity rate. “Jadi kalaupun terus kita tingkatkan kalau positivity rate kita masih 33 persen, semakin banyak yang dites berarti semakin besar pula angka pengali dari 33 persen itu” katanya.

Bobby juga mengklaim, beberapa hari yang lalu angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan terpantau menurun. Bila biasanya penambahan kasus Covid-19 per hari mencapai 600an kasus lebih, maka kini penambahannya sudah di bawah 400 kasus per hari.

Namun saat ini, terang Bobby, angka kasus baru penyebaran Covid-19 di Kota Medan kembali meningkat. Kali ini, dari hasil testing yang terus ditingkatkan, kasus Covid-19 baru per hari mencapai 500-an kasus per hari. “Kemarin sempat turun, tapi naik lagi ke 500, untuk itu kita harapkan ini masyarakat, ayolah prokes itu dijaga, itu kuncinya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Karena BOR kita juga masih 73 persen untuk isolasi, dan untuk ruang ICU 72 Persen, kita harapkan bisa menurun,” ungkapnya.

Banyak Pelanggaran

Sementara, terkait 5 kecamatan yang kerap menjadi kecamatan dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Kota Medan, yakni Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Selayang, Medan Helvetia, dan Medan Sunggal, menurut Bobby, hal itu disebabkan banyaknya terjadi pelanggaran protokol kesehatan di lima kecamatan tersebut. “Lima kecamatan itu selalu yang paling tinggi (penyebaran Covid). Saya sampaikan kepada masyarakat Kota Medan ini, Ayolah sama-sama (patuhi prokes). Bisa dilihat dan dirasakan masyarakat juga, penyekatan itu kita lakukan di titik-titik (kecamatan) yang banyak melakukan pelanggaran,” katanya.

Bobby juga menegaskan, pada kecamatan-kecamatan yang paling tinggi tingkat penyebaran Covid-19 nya, paling banyak ditemukan pelanggaran di lokasi-lokasi usaha, khususnya usaha penjualan makan/minum di tempat. “Terkhusus yang buka usaha makan/minum di tempat, kita bukan mau membatas-batasi atau menutup usaha. Kalau misalnya terus melanggar prokes, saya katakan yang kita hukum bukan orangnya lagi, tapi virusnya. Bagaimana caranya biar tak berpindah virusnya dari orang ke orang, kita batasi mobilitasnya di situ,” ungkapnya.

Jadi kedepannya kalau mau cepat dibuka penyekatan, lanjut Bobby, dia mengajak para pelaku usaha untuk patuh dan jadi pengingat prokes kepada pelanggannya. “Pelanggan yang datang tak pakai masker, tegur. Intinya, 20 menit makan di tempat yang disampaikan pemerintah, itu harus dipatuhi. Selesai makan jangan lagi nongkrong, langsung pulang,” imbaunya.

Ditegaskan Bobby, Pemko Medan akan terus melakukan pengawasan dan operasi yustisi. Namun begitu, kepatuhan masyarakat tetap menjadi yang utama. Pasalnya ada begitu banyak pelaku usaha di Kota Medan, dan jumlah personel di lapangan tidak akan mungkin mampu mengawasi semua pelaku usaha yang ada di Kota Medan. “Untuk yustisi dan patroli itu masih dilakukan, setiap hari beberapa titik. Tapi ini gak bakal bisa (diawasi semuanya), pelaku usaha kita di Kota Medan ini banyak sekali. Yang paling efektif, patroli tetap dilakukan, tapi masyarakat kita semakin patuh terhadap prokes,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kota Medan, H Ihwan Ritonga, meminta kepada masyarakat Kota Medan untuk dapat lebih mematuhi protokol kesehatan. “Terkhusus kepada para pelaku usaha. Ayo lah, kita bekerjasama, kita patuhi prokes, supaya semua ini bisa segera berakhir,” ujarnya.

Ihwan juga meminta kepada para personel di lapangan untuk selalu rutin melakukan pengawasan dan patroli. Sebab sedikit banyaknya, patroli yang dilakukan dapat berpengaruh dalam peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. “Masyarakat juga harus terus diberi pemahaman bahwa mereka bukan dilarang berusaha, tetapi hanya diatur agar selalu menjalankan usahanya sesuai prokes dan jam operasional,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, dalam satu pekan terakhir, terjadi penambahan 9 lingkungan yang harus diisolasi, yakni dari 14 lingkungan menjadi 23 lingkungan. “Dari data ada 23 lingkungan yang diisolasi dan saat ini sudah ditangani dengan serius oleh kecamatan dan kelurahan masing-masing dibantu aparat setempat,” jelas kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Arjuna Sembiring, Rabu (11/8).

Adapun 23 lingkungan tersebut, tersebar pada 9 kecamatan di Kota Medan. Sembilan kecamatan tersebut yakni Kecamatan Medan Helvetia, Tuntungan, Tembung, Polonia, Johor, Area, Timur, Denai dan Labuhan.

Isoter Hampir Penuh

Sementara, hampir dua pekan diresmikan sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter), bed atau tempat tidur yang tersedia di gedung P4TK dan eks Hotel Soechi sudah hampir penuh dengan pasien Covid-19 kategori gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring kepada Sumut Pos, Kamis (12/8).

Namun, Arjuna tidak menjelaskan secara detil berapa jumlah keterisian bed di kedua lokasi Isoter tersebut, dengan alasan belum menerima data terbaru. “Kebetulan saya belum cek (data terbaru), nantilah saya cek. Kalau tak salah hampir penuh juga bed kita yang di eks Hotel Soechi dan gedung P4TK,” kata Arjuna.

Arjuna Sembiring menyebutkan, untuk menjalani perawatan isolasi mandiri (isoman) di tempat isolasi terpusat yang dimiliki Pemko Medan di eks Hotel Soechi di Jalan Cirebion Medan dan gedung P4TK di Jalan Setia Budi, Medan Helvetia, tidaklah begitu sulit. Dijelaskan Arjuna, masyarakat cukup membawa sejumlah syarat atau data yang nantinya akan diserahkan ke petugas yang ada di 2 lokasi tersebut. “Syaratnya pertama, pasien itu penduduk Kota Medan. Kedua, hasil swab antigennya reaktif. Nah yang keluarkan hasil swab itu bisa dari mana saja, di mana pasien itu melakukan swab antigen. Bisa dari puskesmas, bisa dari Rumah Sakit Pirngadi dan rumah sakit lainnya,” jelasnya.

Diterangkan Arjuna, setiap pasien yang dirawat di isoter milik Pemko Medan akan dilayani semua kebutuhan dasarnya. Antara lain obat-obatan dan multivitamin hingga makan dan minumnya. “Artinya, pasien yang dirawat di isoter itu cuma mengikuti aturan main yang ada di sana saja. Biaya gratis, tidak ada dikutip biaya,” terangnya.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah meminta Dinas Kesehatan untuk konsen dalam mengantisipasi penuhnya dua lokasi Isoter milik Pemko Medan, yakni Gedung P4TK dan Eks Hotel Soechi. “Dinkes harus segera cari solusi. Entah itu mencoba untuk menambah lokasi isoter baru, atau dengan peningkatan upaya lain, misalnya dengan meningkatkan upaya pencegahan dengan penerapan 3T (Tracing, Testing, Treatment) yang lebih masif,” kata Afif kepada Sumut Pos, Kamis (12/8).

Dijelaskan Afif, Dinkes Kota Medan juga harus terus mengutamakan pelayanan di setiap fasiilitas kesehatan di Kota Medan. “Beruntung kita ada Isoter Asrama Haji, sedikit banyaknya bisa menolong Pemko Medan dalam menampung warga Medan yang terpapar Covid-19. Sekali lagi, harus ada tindakan preventif dari Dinas Kesehatan,” pungkasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini, ada 5 kecamatan dan 23 lingkungan di Kota Medan masuk dalam zona merah atau dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi, sehingga terpaksa diisolasi. Namun begitu, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengklaim, tingkat positivity rate (angka yang menunjukkan seberapa besar orang terinfeksi virus corona di dalam sebuah populasi) di Kota Medan masih terkendali.

ISOLASI: Suasana di Lingkungan 23, Kelurahan Mangga, Medan Tuntungan, yang diisolasi karena tingkat penyebaran Covid-19 di sana cukup tinggi.

Menurut Bobby Nasution, meskipun jumlah lingkungan yang diisolasi semakin tinggi, namun tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada positivity rate di Kota Medan. “Peningkatan kasus sebenarnya sama saja. Ini bisa dilihat dari positivity rate yang ada di Kota Medan, sekarang berada di angka 33 persen,” kata Bobby kepada wartawan, Kamis (12/8).

Dikatakan Bobby, Pemko Medan terus berupaya untuk meningkatkan jumlah testing di Kota Medan setiap harinya. Saat ini, testing di Kota Medan semakin meluas dengan target 4.900 spesimen per hari. “Ini semakin meluas, semakin banyak karena testing yang kita lakukan per hari terus mendekati target, yakni 4.900 spesimen per hari. Ini kita coba terus menerus kita tingkatkan,” ujarnya.

Menurut Bobby, semakin banyak angka testing Kota Medan per hari, tentuny akan semakin mempengaruhi angka positivity rate. Sebab, peningkatan testing selalu berbanding lurus dengan angka positivity rate. “Jadi kalaupun terus kita tingkatkan kalau positivity rate kita masih 33 persen, semakin banyak yang dites berarti semakin besar pula angka pengali dari 33 persen itu” katanya.

Bobby juga mengklaim, beberapa hari yang lalu angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan terpantau menurun. Bila biasanya penambahan kasus Covid-19 per hari mencapai 600an kasus lebih, maka kini penambahannya sudah di bawah 400 kasus per hari.

Namun saat ini, terang Bobby, angka kasus baru penyebaran Covid-19 di Kota Medan kembali meningkat. Kali ini, dari hasil testing yang terus ditingkatkan, kasus Covid-19 baru per hari mencapai 500-an kasus per hari. “Kemarin sempat turun, tapi naik lagi ke 500, untuk itu kita harapkan ini masyarakat, ayolah prokes itu dijaga, itu kuncinya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Karena BOR kita juga masih 73 persen untuk isolasi, dan untuk ruang ICU 72 Persen, kita harapkan bisa menurun,” ungkapnya.

Banyak Pelanggaran

Sementara, terkait 5 kecamatan yang kerap menjadi kecamatan dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Kota Medan, yakni Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Selayang, Medan Helvetia, dan Medan Sunggal, menurut Bobby, hal itu disebabkan banyaknya terjadi pelanggaran protokol kesehatan di lima kecamatan tersebut. “Lima kecamatan itu selalu yang paling tinggi (penyebaran Covid). Saya sampaikan kepada masyarakat Kota Medan ini, Ayolah sama-sama (patuhi prokes). Bisa dilihat dan dirasakan masyarakat juga, penyekatan itu kita lakukan di titik-titik (kecamatan) yang banyak melakukan pelanggaran,” katanya.

Bobby juga menegaskan, pada kecamatan-kecamatan yang paling tinggi tingkat penyebaran Covid-19 nya, paling banyak ditemukan pelanggaran di lokasi-lokasi usaha, khususnya usaha penjualan makan/minum di tempat. “Terkhusus yang buka usaha makan/minum di tempat, kita bukan mau membatas-batasi atau menutup usaha. Kalau misalnya terus melanggar prokes, saya katakan yang kita hukum bukan orangnya lagi, tapi virusnya. Bagaimana caranya biar tak berpindah virusnya dari orang ke orang, kita batasi mobilitasnya di situ,” ungkapnya.

Jadi kedepannya kalau mau cepat dibuka penyekatan, lanjut Bobby, dia mengajak para pelaku usaha untuk patuh dan jadi pengingat prokes kepada pelanggannya. “Pelanggan yang datang tak pakai masker, tegur. Intinya, 20 menit makan di tempat yang disampaikan pemerintah, itu harus dipatuhi. Selesai makan jangan lagi nongkrong, langsung pulang,” imbaunya.

Ditegaskan Bobby, Pemko Medan akan terus melakukan pengawasan dan operasi yustisi. Namun begitu, kepatuhan masyarakat tetap menjadi yang utama. Pasalnya ada begitu banyak pelaku usaha di Kota Medan, dan jumlah personel di lapangan tidak akan mungkin mampu mengawasi semua pelaku usaha yang ada di Kota Medan. “Untuk yustisi dan patroli itu masih dilakukan, setiap hari beberapa titik. Tapi ini gak bakal bisa (diawasi semuanya), pelaku usaha kita di Kota Medan ini banyak sekali. Yang paling efektif, patroli tetap dilakukan, tapi masyarakat kita semakin patuh terhadap prokes,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kota Medan, H Ihwan Ritonga, meminta kepada masyarakat Kota Medan untuk dapat lebih mematuhi protokol kesehatan. “Terkhusus kepada para pelaku usaha. Ayo lah, kita bekerjasama, kita patuhi prokes, supaya semua ini bisa segera berakhir,” ujarnya.

Ihwan juga meminta kepada para personel di lapangan untuk selalu rutin melakukan pengawasan dan patroli. Sebab sedikit banyaknya, patroli yang dilakukan dapat berpengaruh dalam peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. “Masyarakat juga harus terus diberi pemahaman bahwa mereka bukan dilarang berusaha, tetapi hanya diatur agar selalu menjalankan usahanya sesuai prokes dan jam operasional,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, dalam satu pekan terakhir, terjadi penambahan 9 lingkungan yang harus diisolasi, yakni dari 14 lingkungan menjadi 23 lingkungan. “Dari data ada 23 lingkungan yang diisolasi dan saat ini sudah ditangani dengan serius oleh kecamatan dan kelurahan masing-masing dibantu aparat setempat,” jelas kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Arjuna Sembiring, Rabu (11/8).

Adapun 23 lingkungan tersebut, tersebar pada 9 kecamatan di Kota Medan. Sembilan kecamatan tersebut yakni Kecamatan Medan Helvetia, Tuntungan, Tembung, Polonia, Johor, Area, Timur, Denai dan Labuhan.

Isoter Hampir Penuh

Sementara, hampir dua pekan diresmikan sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter), bed atau tempat tidur yang tersedia di gedung P4TK dan eks Hotel Soechi sudah hampir penuh dengan pasien Covid-19 kategori gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring kepada Sumut Pos, Kamis (12/8).

Namun, Arjuna tidak menjelaskan secara detil berapa jumlah keterisian bed di kedua lokasi Isoter tersebut, dengan alasan belum menerima data terbaru. “Kebetulan saya belum cek (data terbaru), nantilah saya cek. Kalau tak salah hampir penuh juga bed kita yang di eks Hotel Soechi dan gedung P4TK,” kata Arjuna.

Arjuna Sembiring menyebutkan, untuk menjalani perawatan isolasi mandiri (isoman) di tempat isolasi terpusat yang dimiliki Pemko Medan di eks Hotel Soechi di Jalan Cirebion Medan dan gedung P4TK di Jalan Setia Budi, Medan Helvetia, tidaklah begitu sulit. Dijelaskan Arjuna, masyarakat cukup membawa sejumlah syarat atau data yang nantinya akan diserahkan ke petugas yang ada di 2 lokasi tersebut. “Syaratnya pertama, pasien itu penduduk Kota Medan. Kedua, hasil swab antigennya reaktif. Nah yang keluarkan hasil swab itu bisa dari mana saja, di mana pasien itu melakukan swab antigen. Bisa dari puskesmas, bisa dari Rumah Sakit Pirngadi dan rumah sakit lainnya,” jelasnya.

Diterangkan Arjuna, setiap pasien yang dirawat di isoter milik Pemko Medan akan dilayani semua kebutuhan dasarnya. Antara lain obat-obatan dan multivitamin hingga makan dan minumnya. “Artinya, pasien yang dirawat di isoter itu cuma mengikuti aturan main yang ada di sana saja. Biaya gratis, tidak ada dikutip biaya,” terangnya.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah meminta Dinas Kesehatan untuk konsen dalam mengantisipasi penuhnya dua lokasi Isoter milik Pemko Medan, yakni Gedung P4TK dan Eks Hotel Soechi. “Dinkes harus segera cari solusi. Entah itu mencoba untuk menambah lokasi isoter baru, atau dengan peningkatan upaya lain, misalnya dengan meningkatkan upaya pencegahan dengan penerapan 3T (Tracing, Testing, Treatment) yang lebih masif,” kata Afif kepada Sumut Pos, Kamis (12/8).

Dijelaskan Afif, Dinkes Kota Medan juga harus terus mengutamakan pelayanan di setiap fasiilitas kesehatan di Kota Medan. “Beruntung kita ada Isoter Asrama Haji, sedikit banyaknya bisa menolong Pemko Medan dalam menampung warga Medan yang terpapar Covid-19. Sekali lagi, harus ada tindakan preventif dari Dinas Kesehatan,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/