24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Kejar Target di Tengah Keterbatasan

Peluang Emas Wushu untuk SEA Games XXVI/2011

JAKARTA-Peluang lima emas bagi tim Wushu Indonesia pada SEA Games XXVI/2011 November mendatang cukup terbuka. Namun, mereka harus berjuang ekstra keras karena berbagaia keterbatasan yang diterima dalam masa persiapan.

Sekjen PB Wushu Indonesia (WI) Ngatino mengungkapkan bahwa pihaknya memikul beban berat meski tampil sebagai tuan rumah pada ajang oleharaga terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

“Sebagai tuan rumah cukup berat bagi kami untuk bisa mengumpulkan target lima medali emas. Negara lain seperti Vietnam kekuatannya merata, jadi kami harus berjuang keras, “ katanya, kemarin (12/9).
Kekuatan Wushu Indonesia sebenarnya sangat optimistis melihat hasil di SEA Games 2009 dengan raihan satu emas dan enam perak.  Keyakinan mengkonversikan emas menjadi perak itu cukup besar pada awal pemusatan latihan karena waktu yang panjang untuk mempersiapkan pewushu.

Sayang, di tengah jalan ternyata program-program yang telah dipersiapakan PB WI ternyata tidak bisa berjalan mulus. Salah satunya adalah dalam progam training centre (TC) di Tiongkok. Pemusatan latihan yang rencannya digelar pada April lalu, ternyata baru bisa berjalan mulai awal September lalu. Berselisih empat bulan dari rencana awal.
“Itu karena dana memang tak kunjung turun. jadi kami terus menunda-nudan keberangkatan. Tapi, kami tinggal diam dan tetap berlatih intensif di Jakarta. Atlet kami juga sudah Internasional, jadi tidak terlalu mempermasalahkan,” katanya.

Selain itu, Program Indonesia Emas (Prima) juga sempat mempersulit masalah besaran dana yang akan diberikan. Awalnya mereka ngotot hanya mau memberi anggaran USD 50 dolar perhari untuk atlet. Padahal, kebutuhan di Tiongkok cukup besar dan membutuhkan anggaran minimal USD 120 perhari.

Karena anggaran yang minim itu pula, pemusatan latihan di Tiongkok dipastikan tidak bisa maksimal untuk meningkatkan performa atlet. Pasalnya, bayaran untuk pelatih selama TC di Beijing cukup besar, alhasil anggaran yang diberikan Prima pun cukup hanya untuk melatih mereka selama empat jam per hari.
“Karena itu latihan di Beijing lebih banyak dengan uji coba melawan atlet-atlet di sana. Tujuan TC di Beijing ini lebih ke penuatan mental pemain lah,” ucapnya.

Mereka di Beijing pun tak akan lebih dari satu bulan disana sekaligus dijadikan persiapan untuk turun di Kejuaraan Dunia di Iran pada 9 sampai 15 Oktober mendatang.
“Semoga dengan program ini, anak-anak bisa meraih prestasi maksimal di SEA Games. Meskipun ada keterbatasan, semangat anaka-anak untuk menjadi lebih baik sangat besar. Ini  demi Indonesia,” tandansya. (aam/jpnn)

Peluang Emas Wushu untuk SEA Games XXVI/2011

JAKARTA-Peluang lima emas bagi tim Wushu Indonesia pada SEA Games XXVI/2011 November mendatang cukup terbuka. Namun, mereka harus berjuang ekstra keras karena berbagaia keterbatasan yang diterima dalam masa persiapan.

Sekjen PB Wushu Indonesia (WI) Ngatino mengungkapkan bahwa pihaknya memikul beban berat meski tampil sebagai tuan rumah pada ajang oleharaga terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

“Sebagai tuan rumah cukup berat bagi kami untuk bisa mengumpulkan target lima medali emas. Negara lain seperti Vietnam kekuatannya merata, jadi kami harus berjuang keras, “ katanya, kemarin (12/9).
Kekuatan Wushu Indonesia sebenarnya sangat optimistis melihat hasil di SEA Games 2009 dengan raihan satu emas dan enam perak.  Keyakinan mengkonversikan emas menjadi perak itu cukup besar pada awal pemusatan latihan karena waktu yang panjang untuk mempersiapkan pewushu.

Sayang, di tengah jalan ternyata program-program yang telah dipersiapakan PB WI ternyata tidak bisa berjalan mulus. Salah satunya adalah dalam progam training centre (TC) di Tiongkok. Pemusatan latihan yang rencannya digelar pada April lalu, ternyata baru bisa berjalan mulai awal September lalu. Berselisih empat bulan dari rencana awal.
“Itu karena dana memang tak kunjung turun. jadi kami terus menunda-nudan keberangkatan. Tapi, kami tinggal diam dan tetap berlatih intensif di Jakarta. Atlet kami juga sudah Internasional, jadi tidak terlalu mempermasalahkan,” katanya.

Selain itu, Program Indonesia Emas (Prima) juga sempat mempersulit masalah besaran dana yang akan diberikan. Awalnya mereka ngotot hanya mau memberi anggaran USD 50 dolar perhari untuk atlet. Padahal, kebutuhan di Tiongkok cukup besar dan membutuhkan anggaran minimal USD 120 perhari.

Karena anggaran yang minim itu pula, pemusatan latihan di Tiongkok dipastikan tidak bisa maksimal untuk meningkatkan performa atlet. Pasalnya, bayaran untuk pelatih selama TC di Beijing cukup besar, alhasil anggaran yang diberikan Prima pun cukup hanya untuk melatih mereka selama empat jam per hari.
“Karena itu latihan di Beijing lebih banyak dengan uji coba melawan atlet-atlet di sana. Tujuan TC di Beijing ini lebih ke penuatan mental pemain lah,” ucapnya.

Mereka di Beijing pun tak akan lebih dari satu bulan disana sekaligus dijadikan persiapan untuk turun di Kejuaraan Dunia di Iran pada 9 sampai 15 Oktober mendatang.
“Semoga dengan program ini, anak-anak bisa meraih prestasi maksimal di SEA Games. Meskipun ada keterbatasan, semangat anaka-anak untuk menjadi lebih baik sangat besar. Ini  demi Indonesia,” tandansya. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/