25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kota Medan Dilanda Kabut Asap dan Abu Vulkanik

Foto: Gatha Ginting/PM Gunung Sinabung kembali menghembuskan awan panas raksasa setinggi 3.000 meter ke arah timur, Kamis (9/10/2014). Kota Berastagi dipenuhi hujan debu dan pasir.
Foto: Gatha Ginting/PM
Gunung Sinabung kembali menghembuskan awan panas raksasa setinggi 3.000 meter ke arah timur, Kamis (9/10/2014). Kota Berastagi dipenuhi hujan debu dan pasir.

MEDAN, SUMTUPOS.CO – Setelah diterpa guyuran abu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung, Kota Medan dilanda kabut asap, Minggu (12/10). Kabut asap itu merata terlihat di seluruh kawasan di Kota Medan. Namun jarak pandang masih cukup aman.

Selain Medan, sejumlah daerah lain juga dilanda kabut asap. Antara lain Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Tapanuli Selatan, serta Kota Padangsidimpuan dan Pematang Siantar.

Kabut asap ini bersumber dari kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera. Berdasarkan data pantauan satelit Terra dan Aqua dari BMKG sekitar pukul 05.00 WIB, di Sumatera terdapat 153 titik panas atau hotspot. Dari jumlah itu, sebanyak 144 ada di Sumatera Selatan, Riau 3, Jambi 3, Kepulauan Riau 2 dan Aceh 1.

Kabut asap yang melanda Medan, masih berpeluang bercampur dengan abu vulkanik Gunung Sinabung. Gunung yang berada di Kabupaten Karo tersebut masih terus erupsi hingga hari ini. Tiga hari terakhir abu letusannya menyebar ke beberapa daerah, termasuk Medan.

Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, seputar Kota Medan sedang berawan.

“Pantauan dari radar cuaca saat ini Medan sedang berawan. Kalau mengenai kabut asap, bisa saja. Namun, untuk titik hospot (titik api) saat ini hanya 4 di Sumatera Selatan, bahkan sudah tidak terlihat,” kata Hendra Suwarta, Kepala Bidang Pelayanan Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Minggu (12/10).

Bahkan di Riau, lanjut Hendra sudah tak terlihat lagi titik api. “Namun, bisa saja kabut asap ini sisa dari pembakaran hutan, titik api sudah tak ada lagi, jadi tinggal asapnya. Kemungkinan asap ini segera hilang, mengingat Medan memasuki musim hujan sampai akhir Oktober nanti,” sebutnya sembari mengatakan suhu di Medan 30 derajat celcius dengan kecepatan angin 30 km/jam.

Sementara itu, informasi yang diterima dari Sutopo Purwo Nugroho selaku,
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan Riau kembali diselimuti asap, sehingga udara sangat tidak sehat.

Di mana hotspot di wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak ada matinya. Meskipun pemadaman terus dilakukan, baik di darat, udara, penegakan hukum dan lainnya. Tapi pembakaran masih terus dilakukan.

“Berdasarkan satelit Terra dan Aqua dari BMKG pada Minggu (12/10) pukul 05.00 WIB, di Sumatera ada 153, dimana Sumsel 144, Riau 3, Jambi 3, Kepri 2 dan Aceh 1. Data ini belum seluruhnya hotspot terpantau karena satelit Modis baru akan melintas Sumatera pukul 16.00 Wib. Artinya hotspot yang ada lebih dari data tersebut,” tulisnya. (cr-2/nit/riz/smg)

Foto: Gatha Ginting/PM Gunung Sinabung kembali menghembuskan awan panas raksasa setinggi 3.000 meter ke arah timur, Kamis (9/10/2014). Kota Berastagi dipenuhi hujan debu dan pasir.
Foto: Gatha Ginting/PM
Gunung Sinabung kembali menghembuskan awan panas raksasa setinggi 3.000 meter ke arah timur, Kamis (9/10/2014). Kota Berastagi dipenuhi hujan debu dan pasir.

MEDAN, SUMTUPOS.CO – Setelah diterpa guyuran abu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung, Kota Medan dilanda kabut asap, Minggu (12/10). Kabut asap itu merata terlihat di seluruh kawasan di Kota Medan. Namun jarak pandang masih cukup aman.

Selain Medan, sejumlah daerah lain juga dilanda kabut asap. Antara lain Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Tapanuli Selatan, serta Kota Padangsidimpuan dan Pematang Siantar.

Kabut asap ini bersumber dari kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera. Berdasarkan data pantauan satelit Terra dan Aqua dari BMKG sekitar pukul 05.00 WIB, di Sumatera terdapat 153 titik panas atau hotspot. Dari jumlah itu, sebanyak 144 ada di Sumatera Selatan, Riau 3, Jambi 3, Kepulauan Riau 2 dan Aceh 1.

Kabut asap yang melanda Medan, masih berpeluang bercampur dengan abu vulkanik Gunung Sinabung. Gunung yang berada di Kabupaten Karo tersebut masih terus erupsi hingga hari ini. Tiga hari terakhir abu letusannya menyebar ke beberapa daerah, termasuk Medan.

Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, seputar Kota Medan sedang berawan.

“Pantauan dari radar cuaca saat ini Medan sedang berawan. Kalau mengenai kabut asap, bisa saja. Namun, untuk titik hospot (titik api) saat ini hanya 4 di Sumatera Selatan, bahkan sudah tidak terlihat,” kata Hendra Suwarta, Kepala Bidang Pelayanan Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Minggu (12/10).

Bahkan di Riau, lanjut Hendra sudah tak terlihat lagi titik api. “Namun, bisa saja kabut asap ini sisa dari pembakaran hutan, titik api sudah tak ada lagi, jadi tinggal asapnya. Kemungkinan asap ini segera hilang, mengingat Medan memasuki musim hujan sampai akhir Oktober nanti,” sebutnya sembari mengatakan suhu di Medan 30 derajat celcius dengan kecepatan angin 30 km/jam.

Sementara itu, informasi yang diterima dari Sutopo Purwo Nugroho selaku,
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan Riau kembali diselimuti asap, sehingga udara sangat tidak sehat.

Di mana hotspot di wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak ada matinya. Meskipun pemadaman terus dilakukan, baik di darat, udara, penegakan hukum dan lainnya. Tapi pembakaran masih terus dilakukan.

“Berdasarkan satelit Terra dan Aqua dari BMKG pada Minggu (12/10) pukul 05.00 WIB, di Sumatera ada 153, dimana Sumsel 144, Riau 3, Jambi 3, Kepri 2 dan Aceh 1. Data ini belum seluruhnya hotspot terpantau karena satelit Modis baru akan melintas Sumatera pukul 16.00 Wib. Artinya hotspot yang ada lebih dari data tersebut,” tulisnya. (cr-2/nit/riz/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/