Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara, pada 2011, sebanyak 67.314 warga Sumut ditemukan positif menderita malaria. Untuk mengetahui seperti apa perkembangan penyakit tersebut? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Farida Noris Ritonga dengan Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakitn (P2P) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (Propsu), Sukarni MKes, Rabu (11/1).
Bagaimana pemeriksaan yang dilakukan terhadap penderita malaria? Malaria ini disebabkan oleh nyamuk anopheles. Untuk mengetahui seseorang menderita malaria, sebelumnya dilakukan pemeriksaan jumlah spesimen darah dengan menggunakan mikroskof ataupun ravid test (RDT). Penderita positif malaria ini dirawat di beberapa layanan kesehatan seperti di puskesmas, puskesmas pembantu dan pos kesehatan desa.
Bagaimana gejala seseorang yang menderita malaria?
Ada dua gejala malaria di antaranya gejala malaria ringan yaitu demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala, pucat karena kurang darah, kadang-kadang dimulai dengan lemahnya kondisi badan, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Diare pada anak-anak untuk di daerah yang spesifik. Sedangkan gejala malaria berat yaitu penderita mengalami kejang-kejang, hilangnya kesadaran, kuning pada mata, panas yang tinggi, air seni berwarna merah tua, nafas cepat tidak seperti biasanya, terus mengalami muntah. Bahkan mengakibatkan pingsan sampai menyebabkan koma.
Daerah mana saja yang paling tinggi ditemukan penderita malaria?
Untuk daerah yang paling banyak ditemukan penderita malaria di antaranya di Nias dengan jumlah 14.165 kasus, Deliserdang dengan jumlah kasus 9124, Mandailing Natal (Madina) dengan 7011 kasus, Padang Lawas dengan 6942 kasus, Labuhan Batu jumlah kasus 6263, Nias Selatan sebanyak 4692 kasus. Kemudian Batu Bara ada 4340 kasus, Tapanuli Tengah (Tapteng) dengan jumlah kasus 3416, Padang Lawas Utara (Paluta) dengan 2622 kasus.
Berapa kasus untuk ibu hamil yang positif malaria yang ditemukan?
Sementara ibu hamil yang positif malaria ada sebanyak 453 kasus. Ibu hamil yang menderita malaria sangat berbahaya. Jika ibu hamil yang menderita malaria ini melahirkan maka bayinya memiliki risiko berat badan lahir rendah (BBLR) dua kali lebih besar, bisa memicu anemia berat dan kemungkinan besar bayi yang dikandungnya akan lahir prematur dan kurang gizi.
Apa yang harus dilakukan?
Dinkes Sumut sendiri lebih intensif melakukan pemeriksaan di daerah endemis malaria. Selain itu, kita melakukan eliminasi terhadap penyakit malaria ini di tahun 2020. Artinya, di tahun yang ditargetkan tersebut sudah tidak ada lagi penderita malaria yang ditemukan termasuk di Sumatera Utara sendiri. (*)