MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anda punya banyak koleksi batu akik dengan berbagai keunikannya? Tapi belum tentu memiliki 2 jenis batu langka ini. Namanya Batu Dajjal dan Mulia Magnet.
Di Medan, sepertinya baru Bento (50) yang memilikinya. Bahkan, untuk Batu Mulia Magnet, dia baru memilikinya beberapa minggu ini. Sepintas, batu ini hampir sama dengan batu Badar Besi.
Tapi, bila diperhatikan lebih seksama lagi, terlihat bedanya. Batu ini memiliki tekstur yang lebih licin dan mengkilap. Saat diberi cahaya, tampak warna hijau tua dan hijau muda pada batu ini lebih memberkas lagi. Cahaya senter itu juga menembus.
Pemilik batu yang berperawakan gemuk itu kemudian menimbang-nimbang batu sejenak. Dielusnya sisi permukaan batu itu dan diperlihatkannya. Serat-sert dalam batu itu serabut. Simpang siur seperti benang kusut tercetak dalam batu. “Lihat bedanya, kalau Badar Besi tak seperti ini,” ungkapnya.
Batu ini adalah batu langka dan di Medan jarang yang memiliki batu seperti ini. “Memang kebanyakan orang menyangkanya sebagai batu Badar Besi. Di dalamnya ada unsur magnet. Bukan pula batu Blackjet, ini batu Mulia Magnet,” sambungnya.
Bento merahasiakan asal batu itu. Pengakuannya, batu itu diperolehnya dari hasil penggalian yang dilakukannya di sebelah Timur Indonesia.
Di daerah itu lokasinya terik dan kering. Ia menggali hingga kedalaman 100 meter lebih. Barulah batu itu nampak. “Batu ini ada di tempat kering,” katanya. Dibebernya pula, beberapa jam sebelumnya, ada pengunjung yang menawar batu yang masih dalam bentuk bongkahan itu. Seorang lelaki berkulit sawo matang datang padanya dan menawar seharga Rp50 juta tapi ditolaknya. Katanya, harga yang ditawarnya terlalu rendah dari kepuasan yang bisa didapat. “Kalau Rp300 juta, saya mau,” ucapnya tergelak kecil, mengatakan itu sebanding dengaan perjuangan untuk mendapatkan batu langka itu.
Tak lama, satu koleksinya diperlihatkan juga. Yang ini sudah dibentuk menjadi batu cincin. Mirip sekali dengan batu Sulaiman. Halus, mengkilap dan ada sebuah ukiran di batu itu. Seperti gambar segitiga. Katanya itu simbol pewayangan jawa. Di tengahnya ada gambar mirip sebuah keris berdiri dan seakan terbentuk api di tengah keris itu.
Tak tahu banyak apa arti lukisan yang ada di dalamnya. Namun, jika diperhatikan lebih lama. Segitiga itu lebih menyimbolkan segitiga bermuda yang mengartikan Dajjal. Dia akhirnya menamai batu itu Batu Dajjal. “Yang ini batu Dajjal,” ujarnya.
Sekilas, memang mirip batu Sulaiman. Tapi, jika dipegang dan dielus, serat pada permukaan batu cincin ini terasa. Pembentukannya alami. “Pegang aja, permukaannya kasar,” yakinnya. Memang, cincin ini belum ada yang menawarnya. Namun jika ada yang berani menawar seharga Rp100 juta, ia berani melepasnya. Untuk batu ini, ia juga enggan menceritakan lokasi persis tempat ia mendapatkannya. “Ini batu langka, rahasia dari mana saya dapatnya,” ujarnya.
Tentang kelangkaan dua batu yang dimiliki Bento, Humas Asosiasi Pecinta Batu Permata Sumatera Utara (APBPSU), Bedul mengakui, kedua batu itu langka dan belum dimiliki kebanyakan orang. Sambungnya, meskipun Batu Magnet hampir mendekati Batu Badar Besi dan Batu Dajjal hampir serupa dengan Batu Sulaiman, namun kedua batu itu memiliki ciri khas yang berbeda yang tidak dimiliki batu lain. “Belum ada batu itu dalam koleksi kita,” tambahnya.
Hal senada diakui Teguh, seorang pengusaha batu akik. Dia mengaku belum pernah mendapati batu seperti yang dimiliki oleh Bento. Berminat, silahkan saja datang ke Jl. Sei Mencirim Gg. Keluarga, Dusun II Kec. Sunggal Deli Serdang. Sebut saja Bento..Bento..Bento.(cr3/trg)