MEDAN, SUMUTPOS.CO – Adanya wacana pembangunan tol dalam Kota Medan yang digagas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara belum ada kejelasan. Tokoh Masyarakat Medan Utara, Saharuddin mengatakan, pembangunan tol dalam kota sudah dicetuskan akan terlaksana pada Juli 2019 lalu, namun, sampai saat ini pembangunan tol dalam kota yang akan dibangun sepanjang 30,97 km dengan biaya Rp7 triliun belum ada kejelasan.
“Pembangunan tol dalam kota mengkuti aliran Sungai Deli adalah terobosan dan inovasi terbaru bagi Pemerintah Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Tapi, wacana itu terkesan hanya sebatas lips service bagi masyarakat,” tegasnya.
Diungkapkan Ketua Gerbaksu ini, pembangunan tol dalam pasti banyak menimbulkan pro dan kontra, tetapi wacana itu tidak juga terwujud. Ia ingin pembangunan tol itu segera terwujud dan segera dikeluarkan blue print atau desain tol dalam kota tersebut.
Selain itu, kata dia, perlu adanya kajian AMDAL yang dibuka secara transparan ke publik. “Kita ingin ada keterbukaan informasi tentang perkembangan pembangunan tol, jangan hanya sebatas cakap- cakap,” tegasnya.
Selama program tol dalam kota mengikuti aliran Sungai Deli, estetika Sungai Deli tetap terjaga dan kawasan Sungai Deli sebagai jalur perlintasan tol tersebut. “Ini sangat baik dan luar biasa. Kita sangat mendukung, tapi estetika Sungai Deli harus tetap terjaga. Agar, kelestarian sungai itu tetap baik sebagai induk pengaliran air di Kota Medan. Tapi sampai hari ini belum ada penjelasan perkembangan pembangunan tol dalam kota,” kesalnya.
Harapan Saharudin, regulasi segera mensosialisasikan dan mempublikasikan AMDAL secara transparan. Sebab, sisi keuntungan dan kerugian dari pembangunan tol dalam kota dapat diketahui secara luas di masyarakat. “Terobosan dan inovasi yang diwacanakan sangat baik, kita ingin ini segera terlaksana. Apabila ada kendala atau hambatan harus disampaikan secara terbuka kepada publik,” pungkasnya. (fac/ila)