Sementara kejadian penyerangan oleh orang gila di Masjid kembali terjadi. Masjid Baiturrahim di Tuban Jawa Timur diserang oleh seseorang yang diduga tidak waras. Hampir semua kaca masjid pecah karena dipukuli.
Sebelumnya, dua ustad di Jawa Barat dianiaya oleh pelaku yang keduanya dipastikan oleh polisi sebagai orang yang mengalami gangguan mental. Terkait penyerangan masjid di Tuban, Setyo menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan pengecekan terkait penyerangan masjid.
Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, Polri ini harus bertindak cepat untuk menangani gejala kerja-kerja intelijen. Jangan hanya membantah, namun harus benar-benar memberikan bukti nyata. ”Ya kalau disebut gila, tunjukkan surat dokternya. Bawa dokternya ke hadapan masyarakat untuk menjelaskan,” tuturnya.
Dari kacamatanya, motif ini bisa dikaitkan dengan tindakan penyerangan terhadap masjid, ustad serta ulama di beberapa daerah. “Dari yang saya lihat ini mengarah pembalasan tindakan penyerangan sebelum-belumnya. Karena selain pilihan tempatnya, sampai saat ini juga belum ada kelompok radikal yang bertanggungjawab,” katanya saat dihubungi INDOPOS (grup Sumut Pos).
Tetapi walau bukan dari kelompok teroris yang sudah mempunyai jejak rekam di Indonesia. Chaidar juga punya pandangan kalau kejadian ini bisa saja jadi pertanda lahirnya embrio kelompok teroris baru. “Bisa jadi lahir di luar ISIS dan Al Qaeda. Lahirnya kelompok ini karena kecewa dengan kedua jaringan besar ini yang cuman bisa ribut sesama Islam saja,” tegasnya.
Tak ketinggalan, Chaidar juga berbicara perihal dampak penyerangan ini. Salah satunya adalah membangkitkan rasa terobati ya moral torment yang diidap oleh umat islam. “Ini juga akan membenarkan perilaku diskriminatif dan intoleransi. Soalnya negara dianggap berat sebelah,” tambahnya. (idr/rvn/jpg)
Masjid Diserang Orang Gila
Sementara kejadian penyerangan oleh orang gila di Masjid kembali terjadi. Masjid Baiturrahim di Tuban Jawa Timur diserang oleh seseorang yang diduga tidak waras. Hampir semua kaca masjid pecah karena dipukuli.
Sebelumnya, dua ustad di Jawa Barat dianiaya oleh pelaku yang keduanya dipastikan oleh polisi sebagai orang yang mengalami gangguan mental. Terkait penyerangan masjid di Tuban, Setyo menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan pengecekan terkait penyerangan masjid.
Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, Polri ini harus bertindak cepat untuk menangani gejala kerja-kerja intelijen. Jangan hanya membantah, namun harus benar-benar memberikan bukti nyata. ”Ya kalau disebut gila, tunjukkan surat dokternya. Bawa dokternya ke hadapan masyarakat untuk menjelaskan,” tuturnya.
Dari kacamatanya, motif ini bisa dikaitkan dengan tindakan penyerangan terhadap masjid, ustad serta ulama di beberapa daerah. “Dari yang saya lihat ini mengarah pembalasan tindakan penyerangan sebelum-belumnya. Karena selain pilihan tempatnya, sampai saat ini juga belum ada kelompok radikal yang bertanggungjawab,” katanya saat dihubungi INDOPOS (grup Sumut Pos).
Tetapi walau bukan dari kelompok teroris yang sudah mempunyai jejak rekam di Indonesia. Chaidar juga punya pandangan kalau kejadian ini bisa saja jadi pertanda lahirnya embrio kelompok teroris baru. “Bisa jadi lahir di luar ISIS dan Al Qaeda. Lahirnya kelompok ini karena kecewa dengan kedua jaringan besar ini yang cuman bisa ribut sesama Islam saja,” tegasnya.
Tak ketinggalan, Chaidar juga berbicara perihal dampak penyerangan ini. Salah satunya adalah membangkitkan rasa terobati ya moral torment yang diidap oleh umat islam. “Ini juga akan membenarkan perilaku diskriminatif dan intoleransi. Soalnya negara dianggap berat sebelah,” tambahnya. (idr/rvn/jpg)