25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Mencirim dan Medan Utara Geger ‘Kakek Sarung’

Terpisah, isu serupa juga menghebohkan kawasan Medan Utara. Tuti (34) misalnya. Warga Jalan Young Panah Hijau Gg. Rasmi, Kel. Labuhan Deli, Kec. Medan Marelan itu, mengaku beberapa bulan lalu pernah didatangi seorang kakek-kakek menjelang Magrib. Penampilannya jorok serta lusuh. Kakek tersebut menawarkan sebuah sarung terhadap dirinya sembari bercerita.

“Belilah sarung yang uwak bawa ini nak,” ucap kakek misterius tersebut, kenangnya.

Merasa heran lalu Tutik balik bertanya kembali. ”Darimana asal Uwak? Kemudian kakek itu menjawab panjanglah ceritanya. Uwak mau pulang tapi nggak ada ongkos?” ulang Tuti, mengaku suara kakek itu lirih dan hampir tak kedengaran.

Karena merasa kasihan, Tuti memberi Rp 5 ribu tanpa mengambil sarung yang ditawarkannya. Seingat Tuti, sarung yang ditawarkan kakek itu bukanlah kain kafan, melainkan kain sarung biasa bermotif garis-garis. Tuti juga tak sempat menyentuh sarung yang diisukan dapat mendatangkan bala itu.

Di Medan Utara, kabar itu juga beredar luas. Bahkan ada yang menyebutkan sydah ada korban di kawasan Martubung, Desa Andan Sari dan Hamparan Perak. Namun, itu semuanya hanya dari mulut ke mulut. Tak satupun yang tahu persisi siapa korbannya dan dimana alamatnya.

Seorang tokoh agama, Ustad H. Muhammad Yunus, menegaskan isu itu tak benar. “Saya mengharapkan kepada masyarakat jangan cepat terpancing dengan isu yang sekarang sedang berkembang. Isu adanya orang tua uzur yang membawa musibah itu, mengajarkan kepada kita untuk tidak menghargai orang tua. Padahal dalam Alquran, dianjurkan kepada kita untuk menghormati orang tua bukan untuk ditakuti. Sesungguhnya Allah SWT Maha Kuasa, kalau memang izinnya kita akan mati, tanpa didatangi kakek maupun nenek penjual sarung kita akan mati juga,” ucapnya.(mag2/cr2/trg)

Terpisah, isu serupa juga menghebohkan kawasan Medan Utara. Tuti (34) misalnya. Warga Jalan Young Panah Hijau Gg. Rasmi, Kel. Labuhan Deli, Kec. Medan Marelan itu, mengaku beberapa bulan lalu pernah didatangi seorang kakek-kakek menjelang Magrib. Penampilannya jorok serta lusuh. Kakek tersebut menawarkan sebuah sarung terhadap dirinya sembari bercerita.

“Belilah sarung yang uwak bawa ini nak,” ucap kakek misterius tersebut, kenangnya.

Merasa heran lalu Tutik balik bertanya kembali. ”Darimana asal Uwak? Kemudian kakek itu menjawab panjanglah ceritanya. Uwak mau pulang tapi nggak ada ongkos?” ulang Tuti, mengaku suara kakek itu lirih dan hampir tak kedengaran.

Karena merasa kasihan, Tuti memberi Rp 5 ribu tanpa mengambil sarung yang ditawarkannya. Seingat Tuti, sarung yang ditawarkan kakek itu bukanlah kain kafan, melainkan kain sarung biasa bermotif garis-garis. Tuti juga tak sempat menyentuh sarung yang diisukan dapat mendatangkan bala itu.

Di Medan Utara, kabar itu juga beredar luas. Bahkan ada yang menyebutkan sydah ada korban di kawasan Martubung, Desa Andan Sari dan Hamparan Perak. Namun, itu semuanya hanya dari mulut ke mulut. Tak satupun yang tahu persisi siapa korbannya dan dimana alamatnya.

Seorang tokoh agama, Ustad H. Muhammad Yunus, menegaskan isu itu tak benar. “Saya mengharapkan kepada masyarakat jangan cepat terpancing dengan isu yang sekarang sedang berkembang. Isu adanya orang tua uzur yang membawa musibah itu, mengajarkan kepada kita untuk tidak menghargai orang tua. Padahal dalam Alquran, dianjurkan kepada kita untuk menghormati orang tua bukan untuk ditakuti. Sesungguhnya Allah SWT Maha Kuasa, kalau memang izinnya kita akan mati, tanpa didatangi kakek maupun nenek penjual sarung kita akan mati juga,” ucapnya.(mag2/cr2/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/