Syarat untuk memajukan wisata Danau Toba, maka Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara harus ditingkatkan menjadi bandar udara internasional. Dengan begitu kunjungan wisatawan yang datang ke Danau Toba diharapkan akan meningkat.
“Orang kaya itu kan maunya nyaman, aman. Jalan darat dari Medan ke Parapat misalnya tak efektif lagi. Selain jauh, sarana infrastrktur jalannya juga kurang mendukung,” kata Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan kepada Metro Siantar (grup Sumut Pos), saat melakukan penyeberangan dari Parapat menuju Balige, Kamis (13/4).
Dia mengatakan bukan tidak mendukung pembangunan jalan tol dari Medan menuju Tebing Tinggi dan atau langsung ke Parapat. Namun pada umumnya para wisatawan, terutama dari luar negeri mereka umumnya ingin kemudahan dan cepat sampai tujuan.
Dahlan mengungkapkan, dari Medan ke Silangit, jika ditempuh naik pesawat paling lama butuh waktu 20 menit. “Kalau lewat darat kan, selain butuh waktu relatif lama risikonya juga terlalu berat. Namanya orang kaya, mereka umumnya tidak ingin cepat mati. Kalau saya kan sudah biasa lewat darat,” ujarnya berseloro.
Lanjut Dahlan, dari segi perspektif usaha perlu dikembangkan ekonomi kreatif di kawasan Danau Toba. UKM harus dikembangkan. Tapi kalau nggak ada yang beli, bagaimana. “Makanya itu tadi bandara dulu,” katanya.
Kembali soal bandara, Dahlan mengatakan, tahun ini akan dimulai dilakukan pembenahan, beberapa sarana akan ditingkatkan, seperti misalnya panjang landasan bandara akan ditambah jadi 2.600 meter. Kemudian ketebalan landasan juga akan ditambah beberapa sentimeter.
Kemudian akan dibangun stasiun pengisian bahan bakar untuk pesawat. “Sebetulnya sudah ada, tapi (stasiun pengisian bahan baker yang ada) tidak memenuhi syarat bandara internasional,” jelasnya.
Ia mengatakan, selain untuk wisawatan bandara Silangit juga memiliki prospek untuk penumpang komersil lainnya. Dia mencontohkan, pesawat dari Jakarta ke Medan, itu kira-kira 30 kali dalam satu hari. “Masa dari yang 30 kali itu tidak ada lima kali saja yang tujuan ke Tarutung sekitarnya, masa semuanya tujuan Medan, kan ada juga yang tujuannya Tarutung, Balige, Padangsidimpuan, ada Siantar. Nah kalau dikumpulkan orang-orangnya itu mungkin lima pesawat pasti adalah tujuan Tarutung sekitarnya,” kata dia.
Sehingga nanti kalau link Jakarta-Silangit itu dibuka, mungkin paling tidak ada dua pesawat dalam sehari untuk tujuan Bandara Silangit. “Masa dari 30 pesawat tidak ada dua pesawat saja tujuan Tarutung?” katanya.
“Sekarang orang Tarutung atau orang Balige, hendak tujuan Jakarta, pilih mana Bandara Polonia atau bandara Silangit?” katanya.
Ditanya apakah dana untuk peningkatan Bandara Silangit menjadi bandara Internasional sudah ditampung dalam APBN, Dahlan mengatakan, belum tahu. “APBN kan baru disahkan,” katanya.
Dalam pertemuan Wapres Boediono dengan kepala daerah se-Sumut di Rumah Dinas Gubernur, soal Bandara Silangit juga dibahas. Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan mengatakan pembangunan bandara tersebut terus dilakukan. Hal ioni terkait dengan pertanyaan dari Wakil Bupati (Wabup) Humbang Hasundutan (Humbahas), Margatim Manulang.
“Silangit sedang dibangun, besok (hari ini, red) akan diuji coba dengan menggunakan pesawat berbadan besar dari Garuda. Sudah mendapatkan izin dari pihak Garuda,” ungkap EE Mangindaan.
Dijelaskannya, rute penerbangan bandara tersebut juga akan diperbaiki, dari yang selama ini penumpang dari atau ke Nias selalu transit ke Medan, nantinya tidak lagi. Pelaksanaan rute penerbangan tersebut setelah selesai bandara tersebut.
“Biasanya selalu transit ke Medan. Nanti akan dibuka rute Jakarta-Batam-Silangit dan Jakarta-Pekanbaru-Silangit” cetusnya.
Sementara itu, pihak PT Garuda Indonesia, menyatakan belum ada penerbangan perdana ke Bandara Silangit. “Tidak ada penerbangan perdana PT Garuda Indonesia untuk tujuan rute Medan-Bandara Silangit. Pesawat PT Garuda Indonesia hanya dicarter untuk membawa rombongan saja menuju Bandara Silangit,” kata Humas PT Garuda Indonesia, Mohendi, Jumat (13/4).
Sambungnya, pesawat yang dicarter itu langsung didatangkan dari Jakarta, langsung. “Jenis pesawatnya Boeing 735 dengan kapasitas penumpang 12 Kelas Bisnis dan 84 Kelas Ekonomi,” tegasnya.
Dia menerangkan, pesawat tersebut dicarter hanya untuk keperluan satu hari saja dan bukan penerbangan perdana. “Pesawat tiba dari Jakarta Sabtu pagi dan siangnya langsung berangkat karena dicarter untuk satu hari saja. Sore harinya pesawat langsung kembali ke Jakarta karena keperluannya dicarter untuk satu hari saja membawa rombongan menuju Bandara Silangit,” akunya.
Hal senada juga diucapkan Mardiono, Staaf Duty Manager OIC Bandara Polonia Medan. “Pesawat itu berdasarkan laporan yang diterima di meja OIC hanya untuk penerbangan satu hari saja membawa rombongan menteri. Tak ada penerbangan perdana ke Bandara Silangit,” ucapnya. (dro/rait/smg/ari/jon)