30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Kades Ditinju Camat

Camat Secanggang Ibnu Hajar dan 13-5 Kades Tj Ibus, Surdik
Camat Secanggang Ibnu Hajar dan 13-5 Kades Tj Ibus, Surdik

 

SECANGGANG, SUMUTPOS.CO – Kantor Camat Secanggang mendadak ramai, Selasa (13/5) pagi. Aksi Camat meninju kening Surdik, Kades Tanjung Ibus hingga berdarah sempat jadi tontonan seru warga dan pedagang musiman.

Aksi Camat Secanggang, Ibnu Hajar S.Sos tentunya menjadi perhatian masyarakat di sekitar kantor camat. Apalagi di kawasan tersebut sedang ada pekanan (pasar dadakan). Para pedagang pakaian, makanan dan sayuran serta pedagang lainnya yang jaraknya hanya beberapa meter dari pagar kantor camat, saling berbisik membicarakan keributan tersebut.

Apalagi Kades Tanjung Ibus, Surdik yang keluar dari kantor camat, tampak mengeluarkan darah di bagian keningnya, sementara di bagian wajahnya yang lain terlihat lembam.

Meski tak mengkhawatirkan kondisi lukanya, tapi Surdik sempat diberikan perawatan medis melalui pertolongan pertama. Ibnu Hajar ketika dikonfirmasi siangnya, dengan tenang mengatakan kalau kejadian itu spontan saja.

Dibebernya, pagi itu seperti biasa ia sedang berada di kantor. Tak berselang lama, ia mendengar suara dentuman keras seperti benda dipukul di luar ruangan. Beberapa detik kemudian, suara tendangan kembali terdengar. Seiring dengan itu muncullah Surdik. Rupanya, suara keras hantaman tadi karena pintu ditendang oleh Surdik.

“Pagi itu saya lagi bertiga dengan staf kantor kecamatan yakni Ahyar dan Wanto, tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara tendangan pintu itu. Begitu dilihat rupanya kades (Surdik) yang menendangnya. Nggak tahu kita apa masalahnya bang, datang-datang dia langsung mengamuk begitu,” jelas Ibnu, menduga kemarahan Surdik berkaitan dengan aksi demo warganya beberapa waktu lalu yang memintanya mundur sebagai kades.

Melihat gelagat Surdik yang kurang baik, oleh Ahyar dan Wanto ia coba ditenangkan. “Namun, bukanya tenang, Surdik malah marah-marah seraya menuding saya ikut menunggangi aksi demo warga pada tanggal 30 April lalu,” lirih camat.

“Saya sudah bilang sama kades, kalau masalah demo itu ya cemanalah, kalau memang ada yang salah, Pak Kades haruslah instropeksi diri kenapa masyarakat bisa jadi seperti ini. Saya hanya sebatas menyikapi saja tuntutan mereka, kata saya,” urai Ibnu.

Tapi, sambungnya, Surdik tetap tak terima dan mengatakan yang bukan-bukan. “Hingga akhirnya secara spontan tangan saya melayang ke arah wajahnya. Sebenarnya nggak ada sama siapapun saya beritahukan masalah ini bang, soalnya malu, tapi terimakasihlah karena abang sudah peduli dengan kami. Kapolsek saja tadi tidak saya beritahukan masalah ini, ya cemana ya bang, kalau diibaratkan antara Camat dan Kades itu seperti ayah dan anaklah posisinya,” ujarnya.

Terpisah Kades Tanjung Ibus, Surdik ketika dikonfirmasi mengaku kejadian tersebut spontan saja. “Memang ada saya tendang pintu kantor camat itu pagi tadi. Itu sebenarnya spontan saja bang, sebenarnya panjang ceritanya,” ketus Surdik.

Menurut Surdik, rasa kesal berawal dari demo yang dilakukan warga beberapa waktu lalu dengan mendatangi kantor kecamatan. Pada hari demo tersebut, tanpa adanya pertimbangan, Camat Secanggang Ibnu Hajar langsung mengeluarkan surat rekomendasi yang dilayangkan ke Bupati untuk penonaktifannya.

“Demo warga itu tanggal 30 April, oleh camat hari itu juga langsung dikeluarkan surat rekomendasi yang dikirimkan ke Bupati Langkat untuk menonaktifkan saya. Harusnya selaku pimpinan, camat memanggil saya dan memberitahukan apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki, tapi itu tidak dilakukannya,” ujarnya.

“Belakangan dari teman-teman kades saya mendapat informasi kalau saya direkomendasikan untuk dinonaktifkan. Untuk kebenaranya saya bersama Kades Sungai Ular langsung melakukan pengecekan ke Kantor Pemdes (pemerintahan dan Desa) di Stabat. Ternyata benar, nama saya dan Kades Sungai Ular direkomendasikan camat untuk dinonaktifkan, jadi siapa yang tidak marah kalau diperlakukan seperti itu,” ujarnya.

“Awalnya saya coba memendam perasaan tersebut, tapi begitu masuk ke kantor camat tiba-tiba emosi saya meledak. Ya saya lampiaskan dengan menendang daun pintu kantor. Padahal saya datang mau membayarkan uang beras miskin (Raskin). Memang saya sempat dipukul camat di bagian kepala hingga mengeluarkan darah, yang lain nggak ada luka, yang luka di kening saja. Memang ada beberapa kali dipukul, tapi nggak luka,” ujar Surdik seraya mengaku sedang merumuskan masalah ini dengan keluarga untuk menentukan dilanjutkan ke hukum atau tidak.(dw/trg/bd)

Camat Secanggang Ibnu Hajar dan 13-5 Kades Tj Ibus, Surdik
Camat Secanggang Ibnu Hajar dan 13-5 Kades Tj Ibus, Surdik

 

SECANGGANG, SUMUTPOS.CO – Kantor Camat Secanggang mendadak ramai, Selasa (13/5) pagi. Aksi Camat meninju kening Surdik, Kades Tanjung Ibus hingga berdarah sempat jadi tontonan seru warga dan pedagang musiman.

Aksi Camat Secanggang, Ibnu Hajar S.Sos tentunya menjadi perhatian masyarakat di sekitar kantor camat. Apalagi di kawasan tersebut sedang ada pekanan (pasar dadakan). Para pedagang pakaian, makanan dan sayuran serta pedagang lainnya yang jaraknya hanya beberapa meter dari pagar kantor camat, saling berbisik membicarakan keributan tersebut.

Apalagi Kades Tanjung Ibus, Surdik yang keluar dari kantor camat, tampak mengeluarkan darah di bagian keningnya, sementara di bagian wajahnya yang lain terlihat lembam.

Meski tak mengkhawatirkan kondisi lukanya, tapi Surdik sempat diberikan perawatan medis melalui pertolongan pertama. Ibnu Hajar ketika dikonfirmasi siangnya, dengan tenang mengatakan kalau kejadian itu spontan saja.

Dibebernya, pagi itu seperti biasa ia sedang berada di kantor. Tak berselang lama, ia mendengar suara dentuman keras seperti benda dipukul di luar ruangan. Beberapa detik kemudian, suara tendangan kembali terdengar. Seiring dengan itu muncullah Surdik. Rupanya, suara keras hantaman tadi karena pintu ditendang oleh Surdik.

“Pagi itu saya lagi bertiga dengan staf kantor kecamatan yakni Ahyar dan Wanto, tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara tendangan pintu itu. Begitu dilihat rupanya kades (Surdik) yang menendangnya. Nggak tahu kita apa masalahnya bang, datang-datang dia langsung mengamuk begitu,” jelas Ibnu, menduga kemarahan Surdik berkaitan dengan aksi demo warganya beberapa waktu lalu yang memintanya mundur sebagai kades.

Melihat gelagat Surdik yang kurang baik, oleh Ahyar dan Wanto ia coba ditenangkan. “Namun, bukanya tenang, Surdik malah marah-marah seraya menuding saya ikut menunggangi aksi demo warga pada tanggal 30 April lalu,” lirih camat.

“Saya sudah bilang sama kades, kalau masalah demo itu ya cemanalah, kalau memang ada yang salah, Pak Kades haruslah instropeksi diri kenapa masyarakat bisa jadi seperti ini. Saya hanya sebatas menyikapi saja tuntutan mereka, kata saya,” urai Ibnu.

Tapi, sambungnya, Surdik tetap tak terima dan mengatakan yang bukan-bukan. “Hingga akhirnya secara spontan tangan saya melayang ke arah wajahnya. Sebenarnya nggak ada sama siapapun saya beritahukan masalah ini bang, soalnya malu, tapi terimakasihlah karena abang sudah peduli dengan kami. Kapolsek saja tadi tidak saya beritahukan masalah ini, ya cemana ya bang, kalau diibaratkan antara Camat dan Kades itu seperti ayah dan anaklah posisinya,” ujarnya.

Terpisah Kades Tanjung Ibus, Surdik ketika dikonfirmasi mengaku kejadian tersebut spontan saja. “Memang ada saya tendang pintu kantor camat itu pagi tadi. Itu sebenarnya spontan saja bang, sebenarnya panjang ceritanya,” ketus Surdik.

Menurut Surdik, rasa kesal berawal dari demo yang dilakukan warga beberapa waktu lalu dengan mendatangi kantor kecamatan. Pada hari demo tersebut, tanpa adanya pertimbangan, Camat Secanggang Ibnu Hajar langsung mengeluarkan surat rekomendasi yang dilayangkan ke Bupati untuk penonaktifannya.

“Demo warga itu tanggal 30 April, oleh camat hari itu juga langsung dikeluarkan surat rekomendasi yang dikirimkan ke Bupati Langkat untuk menonaktifkan saya. Harusnya selaku pimpinan, camat memanggil saya dan memberitahukan apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki, tapi itu tidak dilakukannya,” ujarnya.

“Belakangan dari teman-teman kades saya mendapat informasi kalau saya direkomendasikan untuk dinonaktifkan. Untuk kebenaranya saya bersama Kades Sungai Ular langsung melakukan pengecekan ke Kantor Pemdes (pemerintahan dan Desa) di Stabat. Ternyata benar, nama saya dan Kades Sungai Ular direkomendasikan camat untuk dinonaktifkan, jadi siapa yang tidak marah kalau diperlakukan seperti itu,” ujarnya.

“Awalnya saya coba memendam perasaan tersebut, tapi begitu masuk ke kantor camat tiba-tiba emosi saya meledak. Ya saya lampiaskan dengan menendang daun pintu kantor. Padahal saya datang mau membayarkan uang beras miskin (Raskin). Memang saya sempat dipukul camat di bagian kepala hingga mengeluarkan darah, yang lain nggak ada luka, yang luka di kening saja. Memang ada beberapa kali dipukul, tapi nggak luka,” ujar Surdik seraya mengaku sedang merumuskan masalah ini dengan keluarga untuk menentukan dilanjutkan ke hukum atau tidak.(dw/trg/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/