25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pelaku Ayah, Ibu & 4 Anaknya

Dita Oepriarto bersama istrinya Puji Puswati dan kekmpat nanak mereka, Fadil, 18, Firman Halim, 16, Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).

SUMUTPOS.CO – Tiga serangan teror bom bunuh diri menyasar tiga gereja di kota Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) pagi. Sedikitnya 13 orang tewas dan 43 orang lainnya luka-luka. Aparat kepolisian berhasil mengidentifikasi pelaku yang diduga kuat terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anaknya. Keluarga ini baru pulang dari Suriah, dan tergabung dalam Jamaah Anshorut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

Kapolri Jendral Tito Karnavian, dalam konferensi pers mendampingi Presiden Jokowi di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5/2018) sore merinci siapa dan bagaimana proses peledakan bom dilakukan. “Pelaku diduga satu keluarga,” ujar Tito.

Tito menjelaskan, yang melakukan serangan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuna dengan mobil Avanza bernama Dita Oepriarto. Dia disebut-sebut sebagai kepala keluarga. Dia beraksi pada pukul 07.53 WIB, setelah sebelumnya menurunkan istri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro.

“Sebelumnya, dia men-drop istri dan dua anak perempuannya,” terangnya. Istri Dita adalah Puji Puswati, perempuan kelahiran Banyuwangi. Sedangkan dua anaknya diketahui bernama Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).

Usai mendrop istri dan anak di GKI, Dita membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta. Kemudian meledakkan mobil tersebut di Gereja Pantekosta. Mom meledak pukul 07.53 WIB, dan menjadi bom ketiga.

Sebelum ia meledakkan mobil di Gereja Pantekosta, istri dan dua anak perempuannya telah menyerang GKI Diponegoro dengan bom yang meledak pukul 07.15 WIB. Hal itu sesuai dengan keterangan saksi. Dikatakan, saat itu ada seorang perempuan bersama dua anak perempuan meledakkan diri di dekat tempat parkir. Dua anak langsung tewas, namun ada satu bom yang masih menempel di paha salah satu anak tidak meledak.

Sementara dua anak laki-laki pasangan Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, sebelumnya berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel. “Dua orang laki-laki ini diduga adalah putra Dita. Yang satu namanya Fadil, 18, dan Firman Halim, 16,” jelas Kapolri Tito Karnavian.

Dita Oepriarto bersama istrinya Puji Puswati dan kekmpat nanak mereka, Fadil, 18, Firman Halim, 16, Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).

SUMUTPOS.CO – Tiga serangan teror bom bunuh diri menyasar tiga gereja di kota Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) pagi. Sedikitnya 13 orang tewas dan 43 orang lainnya luka-luka. Aparat kepolisian berhasil mengidentifikasi pelaku yang diduga kuat terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anaknya. Keluarga ini baru pulang dari Suriah, dan tergabung dalam Jamaah Anshorut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

Kapolri Jendral Tito Karnavian, dalam konferensi pers mendampingi Presiden Jokowi di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5/2018) sore merinci siapa dan bagaimana proses peledakan bom dilakukan. “Pelaku diduga satu keluarga,” ujar Tito.

Tito menjelaskan, yang melakukan serangan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuna dengan mobil Avanza bernama Dita Oepriarto. Dia disebut-sebut sebagai kepala keluarga. Dia beraksi pada pukul 07.53 WIB, setelah sebelumnya menurunkan istri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro.

“Sebelumnya, dia men-drop istri dan dua anak perempuannya,” terangnya. Istri Dita adalah Puji Puswati, perempuan kelahiran Banyuwangi. Sedangkan dua anaknya diketahui bernama Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).

Usai mendrop istri dan anak di GKI, Dita membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta. Kemudian meledakkan mobil tersebut di Gereja Pantekosta. Mom meledak pukul 07.53 WIB, dan menjadi bom ketiga.

Sebelum ia meledakkan mobil di Gereja Pantekosta, istri dan dua anak perempuannya telah menyerang GKI Diponegoro dengan bom yang meledak pukul 07.15 WIB. Hal itu sesuai dengan keterangan saksi. Dikatakan, saat itu ada seorang perempuan bersama dua anak perempuan meledakkan diri di dekat tempat parkir. Dua anak langsung tewas, namun ada satu bom yang masih menempel di paha salah satu anak tidak meledak.

Sementara dua anak laki-laki pasangan Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, sebelumnya berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel. “Dua orang laki-laki ini diduga adalah putra Dita. Yang satu namanya Fadil, 18, dan Firman Halim, 16,” jelas Kapolri Tito Karnavian.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/