32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Kisah Saksi-saksi Bom Surabaya

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Salah satu saksi bom bunuh diri di GKI, menceritakan pengebom didrop dengan sepeda motor. “Didrop oleh sepeda motor,” ujar Mulia Harton, yang bekerja sebagai juru parkir di gereja itu. Ibu tersebut membawa 2 anak serta 1 remaja.

Temannya Yesaya mencoba menghalangi perempuan bercadar ini. “Cara berpakaiannya beda dengan jemaat. Cara jalannya juga jinjing gitu, mas. Kayak terburu-buru. Makanya langsung ditahan sama teman saya,” cerita Mulia.

Dan bom pun meledak. “Setengah badannya terbang ke atas, Mas,” jelas Mulia.

Setelah bom pertama itu meledak, ledakan kedua menyusul. Rupanya berasal dari remaja, anak si ibu.

Dalam kejadian itu, petugas gereja, Yesaya yang berada pada jarak yang paling dekat, masih terselamatkan meski luka cukup parah terkena serpihan bom.

“Setelah ledakan mereka berdua tergeletak dan anaknya satu lagi terluka sama seperti security,” imbuhnya.

Sementara terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Jawa Timur, disebut mengendarai sepeda motor menerobos gerbang gereja. Momen tersebut sempat terekam CCTV.

Dilihat dari rekaman CCTV, tampak ada 2 orang yang mengendarai sepeda motor bergerak ke arah gereja pukul 07.08. Tampak 2 orang itu membawa barang bawaan yang diduga sebagai bom.

Keduanya mengendarai motor perlahan kemudian berbelok ke gerbang gereja dan seketika meledak. Orang-orang di sekitar lokasi tampak panik menjauhi lokasi.

Rekaman CCTV itu senada dengan kesaksian seorang saksi mata bernama Samsia. Dia menyebut 2 terduga pelaku bom bunuh diri itu membunyikan klakson sesaat sebelum bom meledak. “Saya pas lihat masuk orang 2 menerobos masuk tapi orangnya langsung mati (meledak). Jadi mereka pakai motor langsung tet (klakson). Kan nggak biasanya begitu,” kata Samsia.

Samsia yang berjualan di dekat pintu gerbang gereja sampai terpental karena ledakan. Dia melihat ada 2 polisi dan dua pihak keamanan gereja yang jadi korban. “Satpam kena 2, polisi kena. Satu satpam, perempuan tukang catat di gereja. Saya terlempar 15 meter,” ujar dia.

Sedangkan di Gereja GPPS Jalan Arjuno Surabaya, petugas keamanan Gereja Pantekosta Erens A. Ratupa mengatakan, bom teror ini berasal dari satu unit mobil yang merangsek masuk ke halaman gereja.  “Mereka tiba-tiba masuk dan melemparkan bom itu.  Mobil mereka ikut terbakar,” katanya.

“Terjadinya waktu misa pertama,” tambah Erens.

Usai bom itu, polisi masih menemukan bom yang masih aktif di di paha salah satu anak pelaku. Tim Penjinak Bom dari Brimob Polda Jatim pun meledakkan sisa bahan peledak aktif. (bbs/mea)

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Salah satu saksi bom bunuh diri di GKI, menceritakan pengebom didrop dengan sepeda motor. “Didrop oleh sepeda motor,” ujar Mulia Harton, yang bekerja sebagai juru parkir di gereja itu. Ibu tersebut membawa 2 anak serta 1 remaja.

Temannya Yesaya mencoba menghalangi perempuan bercadar ini. “Cara berpakaiannya beda dengan jemaat. Cara jalannya juga jinjing gitu, mas. Kayak terburu-buru. Makanya langsung ditahan sama teman saya,” cerita Mulia.

Dan bom pun meledak. “Setengah badannya terbang ke atas, Mas,” jelas Mulia.

Setelah bom pertama itu meledak, ledakan kedua menyusul. Rupanya berasal dari remaja, anak si ibu.

Dalam kejadian itu, petugas gereja, Yesaya yang berada pada jarak yang paling dekat, masih terselamatkan meski luka cukup parah terkena serpihan bom.

“Setelah ledakan mereka berdua tergeletak dan anaknya satu lagi terluka sama seperti security,” imbuhnya.

Sementara terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Jawa Timur, disebut mengendarai sepeda motor menerobos gerbang gereja. Momen tersebut sempat terekam CCTV.

Dilihat dari rekaman CCTV, tampak ada 2 orang yang mengendarai sepeda motor bergerak ke arah gereja pukul 07.08. Tampak 2 orang itu membawa barang bawaan yang diduga sebagai bom.

Keduanya mengendarai motor perlahan kemudian berbelok ke gerbang gereja dan seketika meledak. Orang-orang di sekitar lokasi tampak panik menjauhi lokasi.

Rekaman CCTV itu senada dengan kesaksian seorang saksi mata bernama Samsia. Dia menyebut 2 terduga pelaku bom bunuh diri itu membunyikan klakson sesaat sebelum bom meledak. “Saya pas lihat masuk orang 2 menerobos masuk tapi orangnya langsung mati (meledak). Jadi mereka pakai motor langsung tet (klakson). Kan nggak biasanya begitu,” kata Samsia.

Samsia yang berjualan di dekat pintu gerbang gereja sampai terpental karena ledakan. Dia melihat ada 2 polisi dan dua pihak keamanan gereja yang jadi korban. “Satpam kena 2, polisi kena. Satu satpam, perempuan tukang catat di gereja. Saya terlempar 15 meter,” ujar dia.

Sedangkan di Gereja GPPS Jalan Arjuno Surabaya, petugas keamanan Gereja Pantekosta Erens A. Ratupa mengatakan, bom teror ini berasal dari satu unit mobil yang merangsek masuk ke halaman gereja.  “Mereka tiba-tiba masuk dan melemparkan bom itu.  Mobil mereka ikut terbakar,” katanya.

“Terjadinya waktu misa pertama,” tambah Erens.

Usai bom itu, polisi masih menemukan bom yang masih aktif di di paha salah satu anak pelaku. Tim Penjinak Bom dari Brimob Polda Jatim pun meledakkan sisa bahan peledak aktif. (bbs/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/