26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bendera tak Laku, Pedagang Mengeluh

Perayaan 17 Agustus Mendekati Lebaran

MEDAN-HUT ke-67 RI tinggal tiga hari lagi, namun hal itu tidak membuat para penjual bendera merah-putih bernafas lega. Pasalnya, bukan penjualan yang meningkat, melainkan modal pun bisa saja tidak kembali, karena sepinya pembeli.

Dari sejumlah penjual bendera yang ditanyai, mereka semua mengeluh sebab pembeli tahun ini semakin sepi dibandingkan tahun-tahun lalu.
“Kalau laku lima saja satu hari sudah syukur. Kadang satu hari cuma laku tiga, bahkan cuma satu bendera saja yang laku pun pernah,” ujar Adi, pedagang bendera di Jalan Brigjen Katamso, Senin (13/8) siang.

Dia mengatakan, minat warga untuk membeli bendera sepertinya mulai surut sejak 3 tahun belakangan ini.

“Sudah tiga tahun ini penjualan saya terus merosot. Terlebih di tahun ini, penjualan semakin anjlok bang,” sebutnya.

Bendera yang dijual ukurannya bervariasi. Ada ukuran kecil yang diikatkan di spion sepeda motor, ada ukuran sedang dan ada juga ukuran besar untuk bendera yang biasa dipasang di depan rumah. Umumnya bendera-bendera itu dari kain dan dijahit oleh para pedagang itu sendiri.
Hal senada juga diungkapkan Irna (32), seorang pedagang bendera di Jalan Sisingamangaraja Medan. Dari enam tahun berturut-turut selama dia berjulan, baru tahun ini dia mengalami penjualan yang paling merosot.

“Sepi sekali pembeli tahun ini. Sejak 6 tahun saya berjulan di sini, baru tahun inilah yang penjualannya paling parah,” ujarnya.
Ibu dua anak itu mengatakan, kalau dulunya dia bisa menjual 20 hingga 25 bendera berbagai ukuran setiap harinya, namun sekarang hal itu jangan diharap.
“Kalau tahun ini paling banyak laku 10 bendera dalam satu hari. Nggak pernah lagi laku 20 bendera,” sebutnya.

Dikatakannya, dirinya mulai berjualan sejak tanggal 2 Agustus lalu. Dan dia akan menutup usaha musimannnya ini pada 16 Agustus mendatang. “Namanya juga pedagang musiman, kadang untung kadang rugi. Bagaimana lagi mau dibuat,” guraunya.

Niat untuk meraup keuntungan, di perayaan HUT ke-67 RI sepertinya tidak berpihak kepada para pedagang tahun ini.

“Beda sekali sama penjulan tahun lalu. Kalau sekarang ini sepertinya, jiwa nasionalisme kita sudah mulai memudar,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, polisi lalulintas saat ini tidak lagi mempermasalahkan ketika sepeda motor tidak memasang bendera.
“Polisi sekarang pun nggak tegas. Kalau dulu setiap kendaraan yang tidak memasang bendera bakal ditilang, tapi sekarang hal seperti itu tidak ada lagi. Ini sangat mempengaruhi penjualan kami,” tukasnya. (mag-12)

Perayaan 17 Agustus Mendekati Lebaran

MEDAN-HUT ke-67 RI tinggal tiga hari lagi, namun hal itu tidak membuat para penjual bendera merah-putih bernafas lega. Pasalnya, bukan penjualan yang meningkat, melainkan modal pun bisa saja tidak kembali, karena sepinya pembeli.

Dari sejumlah penjual bendera yang ditanyai, mereka semua mengeluh sebab pembeli tahun ini semakin sepi dibandingkan tahun-tahun lalu.
“Kalau laku lima saja satu hari sudah syukur. Kadang satu hari cuma laku tiga, bahkan cuma satu bendera saja yang laku pun pernah,” ujar Adi, pedagang bendera di Jalan Brigjen Katamso, Senin (13/8) siang.

Dia mengatakan, minat warga untuk membeli bendera sepertinya mulai surut sejak 3 tahun belakangan ini.

“Sudah tiga tahun ini penjualan saya terus merosot. Terlebih di tahun ini, penjualan semakin anjlok bang,” sebutnya.

Bendera yang dijual ukurannya bervariasi. Ada ukuran kecil yang diikatkan di spion sepeda motor, ada ukuran sedang dan ada juga ukuran besar untuk bendera yang biasa dipasang di depan rumah. Umumnya bendera-bendera itu dari kain dan dijahit oleh para pedagang itu sendiri.
Hal senada juga diungkapkan Irna (32), seorang pedagang bendera di Jalan Sisingamangaraja Medan. Dari enam tahun berturut-turut selama dia berjulan, baru tahun ini dia mengalami penjualan yang paling merosot.

“Sepi sekali pembeli tahun ini. Sejak 6 tahun saya berjulan di sini, baru tahun inilah yang penjualannya paling parah,” ujarnya.
Ibu dua anak itu mengatakan, kalau dulunya dia bisa menjual 20 hingga 25 bendera berbagai ukuran setiap harinya, namun sekarang hal itu jangan diharap.
“Kalau tahun ini paling banyak laku 10 bendera dalam satu hari. Nggak pernah lagi laku 20 bendera,” sebutnya.

Dikatakannya, dirinya mulai berjualan sejak tanggal 2 Agustus lalu. Dan dia akan menutup usaha musimannnya ini pada 16 Agustus mendatang. “Namanya juga pedagang musiman, kadang untung kadang rugi. Bagaimana lagi mau dibuat,” guraunya.

Niat untuk meraup keuntungan, di perayaan HUT ke-67 RI sepertinya tidak berpihak kepada para pedagang tahun ini.

“Beda sekali sama penjulan tahun lalu. Kalau sekarang ini sepertinya, jiwa nasionalisme kita sudah mulai memudar,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, polisi lalulintas saat ini tidak lagi mempermasalahkan ketika sepeda motor tidak memasang bendera.
“Polisi sekarang pun nggak tegas. Kalau dulu setiap kendaraan yang tidak memasang bendera bakal ditilang, tapi sekarang hal seperti itu tidak ada lagi. Ini sangat mempengaruhi penjualan kami,” tukasnya. (mag-12)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/