24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Terpapar Covid-19, 2 Dokter Meninggal dalam Sehari

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dunia kedokteran di Sumatera Utara kembali berduka. Dua lagi dokter di Medan meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19, Rabu (12/8). Kedua dokter tersebut yakni dr Dennis yang masih berusia 32 tahun, dan dokter senior, dr Sabar Tuah Barus SpAn

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL yang dikonfirmasi membenarkan meninggalnya kedua dokter ini. Dengan begitu, sudah ada 8 dokter di Medan yang gugur akibat paparan virus Corona. Namun untuk Sumut, sudah 12 dokter yang meninggal akibat Covid-19.

Mereka adalah dr Ucok Martin SpP, dr Irsan Nofi Hardi Nara Lubis SpS, dr Anna Mari Ulina Bukit, dr Aldreyn Asman Aboet SpAN, KIC, dr Andika Kesuma Putra, SpP (K), dr Ahmad Rasyidi Siregar SpB, dr Dennis dan dr Sabar Tuah Barus SpA. Sementara dari IDI Kisaran adalah dr Herwanto SpB, dari IDI Labuhanbatu Utara dr Maya Norismal Pasaribu, dari IDI Padang Sidimpuan dr M Hatta Lubis, SpPD dan dari IDI Langkat dr H Muhammad Arifin Sinaga.

“Almarhum dr Dennis adalah dokter termuda di Medan yang meninggal dunia dengan infeksi Covid-19,” kata Wijaya.

Menurut sepengetahuannya, dr Dennis bekerja di sebuah klinik di Kota Medan. “Setahu saya almarhum bekerja di salah satu klinik, tidak langsung menangani pasien Covid-19. Tapi sekarang inikan orang tanpa gejala pun banyak, jadi kita tidak bisa prediksi tertularnya dari mana. Saat ini temannya yang bekerja di klinik yang sama tengah dirawat di ICU salah satu RS di Kota Medan,” tambahnya.

Dia juga berharap, segala amal ibadah para dokter yang meninggal diterima di sisi Yang Maha Kuasa. “Semoga darmabakti, dedikasi, dan pengabdian beliau akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” harapnya.

Sedangkan dokter senior dr Sabar Tuah Barus SpA, menurut Wijaya meninggal dunia pada Rabu (12/8) sore. Sebelumnya, dia telah mendapatkan perawatan sejak sekitar 8 hari lalu. Wijaya menyampaikan, berdasarkan laporan yang dia diterima, dokter tersebut meninggal dunia di RS Murni Teguh. “Kondisi memang buruk saat masuk,” ungkapnya.

Namun sebelumnya, Wijaya mengaku harus memastikan dulu, apakah dr Sabar Tuah termasuk anggota IDI Medan. “Setelah kita cek, benar adanya anggota IDI Medan. Data terakhir kita di IDI Medan ini 2015, artinya beliau tidak update data. Data kita, beliau berpraktek di rumahnya,” terangnya.

Menurut Wijaya, meski banyak dokter yang gugur karena Covid-19, tidak akan sampai menimbulkan kekhawatiran terhadap dokter, sehingga sampai harus enggan berpraktek. Karena kata dia, jauh sebelum ada Covid-19, dokter selalu berpegang teguh pada sumpahnya untuk mengutamakan kesembuhan pasiennya bahkan menghargai kehidupan sejak masa pembuahan.

“Namun di balik prinsip sumpahnya tersebut, para dokter sebagai warga negara juga wajib mendapat perlindungan dari negara layaknya warga negara lainnya. Saya yakin dan percaya tidak ada satupun dokter akan meninggalkan tanggungjawabnya ini, sepanjang masih mampu dia bertahan ditengah krisis semangat dan bahaya infeksi Covid-19 yang selalu mengancam,” jelasnya.

Wijaya menyebutkan, kekhawatiran dirinya justru bagi layanan untuk pasien non-Covid yang akan terganggu, mengingat banyak tenaga kesehatan yang justru tidak langsung menangani pasien Covid terinfeksi saat ini. Oleh karena itu dia menuturkan, sangat penting memetakan kembali RS yang ada.

“Jika dinilai satu RS akan lebih bermakna dalam menangani pasien Non Covid, maka RS tersebut tidak boleh menangani pasien Covid, begitu sebaliknya,” pungkasnya.

Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB mengatakan, dr Dennis meninggal dunia pada Rabu sore sekitar pukul 17.53 WIB saat tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam Medan. “Sempat dirawat 5 hari di (Rumah Sakit) Siloam,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, dari pemeriksaan Swab PCR, dr Dennis dipastikan terkonfirmasi positif Covid-19. “Untuk Swab PCR nya positif,” tandasnya.

Sebelumnya, Whiko juga mengatakan, selama masa pandemi jumlah dokter dan tenaga medis di Sumut terinfeksi virus corona mencapai 348 orang. Bahkan beberapa dokter di antaranya meninggal dunia dalam kondisi positif virus Corona. “Tercatat sejak awal pandemi hingga 8 Agustus, tenaga kesehatan yang terpapar covid terdiri dari 42 dokter spesialis, 13 orang peserta pendidikan dokter spesialis, 29 dokter umum, 207 orang perawat, 29 bidan, dan 30 analis laboratorium. Dan beberapa orang dokter di antaranya meninggal dunia dengan konfirmasi covid positif,” bebernya.

Whiko mengatakan para petugas kesehatan berada di garis terdepan mengorbankan tenaga dan waktu untuk merawat penderita corona hingga sembuh. Jika masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, maka akan meringankan tugas para dokter dan tenaga medis dalam merawat penderita covid-19. “Jangan menambah penderita baru di Sumut, kita akan meringankan tugas mereka dalam merawat penderita Covid bila seluruh masyarakat melaksanakan protokol kesehatan yakni dengan mengenakan masker, jaga jarak minimal 2 meter, cuci tangan pakai sabun dan menghindari keramaian,” tegasnya.

Whiko mengatakan, orang yang sehat memiliki imunitas yang baik tidak akan sakit akibat covid namun justru menjadi orang tanpa gejala yang menularkan virus corona kepada orang-orang yang rentan. “Karena itu Pemerintah mewajibkan agar setiap orang mengenakan masker selama pandemi corona ini agar orang-orang yang rentan tidak tertular virus corona. Orang yang rentan ini di antaranya mereka yang lanjut usia, usia balita, orang yang menderita penyakit kronis dan imunitas yang rendah,” tegas Whiko.

Diketahui aturan protokol kesehatan dikeluarkan Presiden Jokowi melalui Inpres Nomor 6 2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid. Karena itu, lanjut Whiko, Gubernur Sumatera Utara telah menindaklanjutinya dengan melakukan sosialisasi secara masif. “Pak Gubernur juga meminta kepada bupati dan wali kota di Sumut untuk menerbitkan peraturan bupati atau peraturan wali kota dalam mendisiplinkan masyarakat dengan menerapkan sanksi sesuai Inpres yang mempertimbangkan kearifan lokal,” pungkasnya.

Positif 5.358 Orang, Sembuh 2.336 Orang

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 melalui swab PCR di Sumut kembali bertambah, Kamis (13/8) sore. Kini, total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 5.358 orang dari sebelumnya 5.264 orang.

Meski begitu, untuk kasus pasien sembuh juga bertambah dengan total 2.336 orang, yang sebelumnya 2.188 orang. “Sementara pasien meninggal dunia bertambah 6 orang, sehingga total menjadi 237 orang dari sebelumnya 231 orang,” kata Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whiko Irwan menjawab Sumut Pos.

Kemudian lanjut dia, jumlah kasus suspek (dalam pengawasan) yang dirawat saat ini ada 535 orang, sebelumnya berjumlah 550 orang. Lalu jumlah spesimen swab yang diperiksa hari itu sebanyak 28.255 sampel, dari sebelumnya 27.805 sampel. (bbs/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dunia kedokteran di Sumatera Utara kembali berduka. Dua lagi dokter di Medan meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19, Rabu (12/8). Kedua dokter tersebut yakni dr Dennis yang masih berusia 32 tahun, dan dokter senior, dr Sabar Tuah Barus SpAn

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL yang dikonfirmasi membenarkan meninggalnya kedua dokter ini. Dengan begitu, sudah ada 8 dokter di Medan yang gugur akibat paparan virus Corona. Namun untuk Sumut, sudah 12 dokter yang meninggal akibat Covid-19.

Mereka adalah dr Ucok Martin SpP, dr Irsan Nofi Hardi Nara Lubis SpS, dr Anna Mari Ulina Bukit, dr Aldreyn Asman Aboet SpAN, KIC, dr Andika Kesuma Putra, SpP (K), dr Ahmad Rasyidi Siregar SpB, dr Dennis dan dr Sabar Tuah Barus SpA. Sementara dari IDI Kisaran adalah dr Herwanto SpB, dari IDI Labuhanbatu Utara dr Maya Norismal Pasaribu, dari IDI Padang Sidimpuan dr M Hatta Lubis, SpPD dan dari IDI Langkat dr H Muhammad Arifin Sinaga.

“Almarhum dr Dennis adalah dokter termuda di Medan yang meninggal dunia dengan infeksi Covid-19,” kata Wijaya.

Menurut sepengetahuannya, dr Dennis bekerja di sebuah klinik di Kota Medan. “Setahu saya almarhum bekerja di salah satu klinik, tidak langsung menangani pasien Covid-19. Tapi sekarang inikan orang tanpa gejala pun banyak, jadi kita tidak bisa prediksi tertularnya dari mana. Saat ini temannya yang bekerja di klinik yang sama tengah dirawat di ICU salah satu RS di Kota Medan,” tambahnya.

Dia juga berharap, segala amal ibadah para dokter yang meninggal diterima di sisi Yang Maha Kuasa. “Semoga darmabakti, dedikasi, dan pengabdian beliau akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” harapnya.

Sedangkan dokter senior dr Sabar Tuah Barus SpA, menurut Wijaya meninggal dunia pada Rabu (12/8) sore. Sebelumnya, dia telah mendapatkan perawatan sejak sekitar 8 hari lalu. Wijaya menyampaikan, berdasarkan laporan yang dia diterima, dokter tersebut meninggal dunia di RS Murni Teguh. “Kondisi memang buruk saat masuk,” ungkapnya.

Namun sebelumnya, Wijaya mengaku harus memastikan dulu, apakah dr Sabar Tuah termasuk anggota IDI Medan. “Setelah kita cek, benar adanya anggota IDI Medan. Data terakhir kita di IDI Medan ini 2015, artinya beliau tidak update data. Data kita, beliau berpraktek di rumahnya,” terangnya.

Menurut Wijaya, meski banyak dokter yang gugur karena Covid-19, tidak akan sampai menimbulkan kekhawatiran terhadap dokter, sehingga sampai harus enggan berpraktek. Karena kata dia, jauh sebelum ada Covid-19, dokter selalu berpegang teguh pada sumpahnya untuk mengutamakan kesembuhan pasiennya bahkan menghargai kehidupan sejak masa pembuahan.

“Namun di balik prinsip sumpahnya tersebut, para dokter sebagai warga negara juga wajib mendapat perlindungan dari negara layaknya warga negara lainnya. Saya yakin dan percaya tidak ada satupun dokter akan meninggalkan tanggungjawabnya ini, sepanjang masih mampu dia bertahan ditengah krisis semangat dan bahaya infeksi Covid-19 yang selalu mengancam,” jelasnya.

Wijaya menyebutkan, kekhawatiran dirinya justru bagi layanan untuk pasien non-Covid yang akan terganggu, mengingat banyak tenaga kesehatan yang justru tidak langsung menangani pasien Covid terinfeksi saat ini. Oleh karena itu dia menuturkan, sangat penting memetakan kembali RS yang ada.

“Jika dinilai satu RS akan lebih bermakna dalam menangani pasien Non Covid, maka RS tersebut tidak boleh menangani pasien Covid, begitu sebaliknya,” pungkasnya.

Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB mengatakan, dr Dennis meninggal dunia pada Rabu sore sekitar pukul 17.53 WIB saat tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam Medan. “Sempat dirawat 5 hari di (Rumah Sakit) Siloam,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, dari pemeriksaan Swab PCR, dr Dennis dipastikan terkonfirmasi positif Covid-19. “Untuk Swab PCR nya positif,” tandasnya.

Sebelumnya, Whiko juga mengatakan, selama masa pandemi jumlah dokter dan tenaga medis di Sumut terinfeksi virus corona mencapai 348 orang. Bahkan beberapa dokter di antaranya meninggal dunia dalam kondisi positif virus Corona. “Tercatat sejak awal pandemi hingga 8 Agustus, tenaga kesehatan yang terpapar covid terdiri dari 42 dokter spesialis, 13 orang peserta pendidikan dokter spesialis, 29 dokter umum, 207 orang perawat, 29 bidan, dan 30 analis laboratorium. Dan beberapa orang dokter di antaranya meninggal dunia dengan konfirmasi covid positif,” bebernya.

Whiko mengatakan para petugas kesehatan berada di garis terdepan mengorbankan tenaga dan waktu untuk merawat penderita corona hingga sembuh. Jika masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, maka akan meringankan tugas para dokter dan tenaga medis dalam merawat penderita covid-19. “Jangan menambah penderita baru di Sumut, kita akan meringankan tugas mereka dalam merawat penderita Covid bila seluruh masyarakat melaksanakan protokol kesehatan yakni dengan mengenakan masker, jaga jarak minimal 2 meter, cuci tangan pakai sabun dan menghindari keramaian,” tegasnya.

Whiko mengatakan, orang yang sehat memiliki imunitas yang baik tidak akan sakit akibat covid namun justru menjadi orang tanpa gejala yang menularkan virus corona kepada orang-orang yang rentan. “Karena itu Pemerintah mewajibkan agar setiap orang mengenakan masker selama pandemi corona ini agar orang-orang yang rentan tidak tertular virus corona. Orang yang rentan ini di antaranya mereka yang lanjut usia, usia balita, orang yang menderita penyakit kronis dan imunitas yang rendah,” tegas Whiko.

Diketahui aturan protokol kesehatan dikeluarkan Presiden Jokowi melalui Inpres Nomor 6 2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid. Karena itu, lanjut Whiko, Gubernur Sumatera Utara telah menindaklanjutinya dengan melakukan sosialisasi secara masif. “Pak Gubernur juga meminta kepada bupati dan wali kota di Sumut untuk menerbitkan peraturan bupati atau peraturan wali kota dalam mendisiplinkan masyarakat dengan menerapkan sanksi sesuai Inpres yang mempertimbangkan kearifan lokal,” pungkasnya.

Positif 5.358 Orang, Sembuh 2.336 Orang

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 melalui swab PCR di Sumut kembali bertambah, Kamis (13/8) sore. Kini, total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 5.358 orang dari sebelumnya 5.264 orang.

Meski begitu, untuk kasus pasien sembuh juga bertambah dengan total 2.336 orang, yang sebelumnya 2.188 orang. “Sementara pasien meninggal dunia bertambah 6 orang, sehingga total menjadi 237 orang dari sebelumnya 231 orang,” kata Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whiko Irwan menjawab Sumut Pos.

Kemudian lanjut dia, jumlah kasus suspek (dalam pengawasan) yang dirawat saat ini ada 535 orang, sebelumnya berjumlah 550 orang. Lalu jumlah spesimen swab yang diperiksa hari itu sebanyak 28.255 sampel, dari sebelumnya 27.805 sampel. (bbs/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/