23.3 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Tidak Diberi Uang, Sopir Dipukuli

Pungli Marak di Pos Polisi Laikan Pakpak Bharat

MEDAN- Faisal (33) dan Feri Rahmad (30) warga Dusun Julitambo Tanjung, Kecamatan Juli Kabupaten Bireun Naggroe Aceh Darusalam (NAD) mendatangi Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Bid Propam Poldasu), Kamis (13/9) petang. Sopir Pertamina itu mengadukan  oknum Polres Pakpak Barat dalam kasus penganiayaan yang dialami mereka. Selain dianiaya, keduanya juga mengaku mengalami pungutan liar (pungli) oleh sejumlah oknum polisi di Pos Polisi Laikan, Polres Pakpak Bharat.

Laporan itu tertuang dalam STPL/126/IX/2012 Propam, tertanggal 13 September 2012.

Ceritanya, Faisal mengaku, Senin (11/9) siang itu ia dan adiknya Feri mengangkut 18.000 liter premium milik Pertamina menuju Subulsallam dengan angkutan truk tangki BL 9010 DB. Seperti biasa, saat melintas di depan Pos Polisi Laikan, Faisal menyetor upeti kepada petugas jaga. “Siapapun yang melintas di pos itu selalu menyetor. Namanya berteman mau gak mau akupun menyetor sejumlah uang kepada penjaga pos,” ujarnya.

Namun saat Faisal memberi Rp5 ribu, seorang petugas jaga tiba-tiba menolak sambil marah-marah. Polisi berpakaian dinas itu kemudian meminta Rp50 ribu kepadanya. “Biasanya Rp5 sampai 10 ribu, tapi kemarin dia malah minta Rp50 ribu. Nggak kami kasih, kami langsung jalan,” jelas Faisal saat mendampingi Feri membuat pengaduan.

Tak berapa lama, petugas jaga itu kemudian mengkomandoi teman-temannya sesama polisi untuk mengejar korban. Sekitar 200 meter berjalan, Faisal dan Feri dihadang enam oknum polisi dengan mengendarai sepeda motor. Enam polisi langsung menghajar Feri dan Faisal. Keduanya pasrah ketika menjadi bulan-bulanan oknum polisi yang diketahui bertugas di Polres Pakpak Barat itu. “Mereka 6 orang. 5 orang pakaian polisi, 1 orang lagi pakaian preman tapi memakai celana polisi. Uang kami diminta yang tinggal Rp50 ribu, kayak binatang kami dibuatnya,” kata Faisal. “Yang kami tahu namanya cuma tiga, Briptu Tamba, Briptu Marbun dan Brigadir Perangin-angin. Yang lainnya kami nggak tahu bang. Ketiga orang itu ikut memukuli kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Pakpak Bharat AKBP Gultom mengaku sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut. Dia juga memastikan apakah anggotanya yang melakukan penganiayaan itu atau tidak. (mag-12)

Pungli Marak di Pos Polisi Laikan Pakpak Bharat

MEDAN- Faisal (33) dan Feri Rahmad (30) warga Dusun Julitambo Tanjung, Kecamatan Juli Kabupaten Bireun Naggroe Aceh Darusalam (NAD) mendatangi Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Bid Propam Poldasu), Kamis (13/9) petang. Sopir Pertamina itu mengadukan  oknum Polres Pakpak Barat dalam kasus penganiayaan yang dialami mereka. Selain dianiaya, keduanya juga mengaku mengalami pungutan liar (pungli) oleh sejumlah oknum polisi di Pos Polisi Laikan, Polres Pakpak Bharat.

Laporan itu tertuang dalam STPL/126/IX/2012 Propam, tertanggal 13 September 2012.

Ceritanya, Faisal mengaku, Senin (11/9) siang itu ia dan adiknya Feri mengangkut 18.000 liter premium milik Pertamina menuju Subulsallam dengan angkutan truk tangki BL 9010 DB. Seperti biasa, saat melintas di depan Pos Polisi Laikan, Faisal menyetor upeti kepada petugas jaga. “Siapapun yang melintas di pos itu selalu menyetor. Namanya berteman mau gak mau akupun menyetor sejumlah uang kepada penjaga pos,” ujarnya.

Namun saat Faisal memberi Rp5 ribu, seorang petugas jaga tiba-tiba menolak sambil marah-marah. Polisi berpakaian dinas itu kemudian meminta Rp50 ribu kepadanya. “Biasanya Rp5 sampai 10 ribu, tapi kemarin dia malah minta Rp50 ribu. Nggak kami kasih, kami langsung jalan,” jelas Faisal saat mendampingi Feri membuat pengaduan.

Tak berapa lama, petugas jaga itu kemudian mengkomandoi teman-temannya sesama polisi untuk mengejar korban. Sekitar 200 meter berjalan, Faisal dan Feri dihadang enam oknum polisi dengan mengendarai sepeda motor. Enam polisi langsung menghajar Feri dan Faisal. Keduanya pasrah ketika menjadi bulan-bulanan oknum polisi yang diketahui bertugas di Polres Pakpak Barat itu. “Mereka 6 orang. 5 orang pakaian polisi, 1 orang lagi pakaian preman tapi memakai celana polisi. Uang kami diminta yang tinggal Rp50 ribu, kayak binatang kami dibuatnya,” kata Faisal. “Yang kami tahu namanya cuma tiga, Briptu Tamba, Briptu Marbun dan Brigadir Perangin-angin. Yang lainnya kami nggak tahu bang. Ketiga orang itu ikut memukuli kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Pakpak Bharat AKBP Gultom mengaku sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut. Dia juga memastikan apakah anggotanya yang melakukan penganiayaan itu atau tidak. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/