26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PDP Covid-19, Istri Ketua PN Medan Meninggal, Sempat Dirawat Bersama Suami

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengadilan Negeri (PN) Medan kembali berduka. Rahmi Sutio, istri Ketua PN Medan, Sutio Jumagi Akhirno meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Royal Prima Medan, Minggu (13/9). Humas PN Medan, Imanuel Tarigan mengatakan, almarhumah meninggal dunia setelah 3 pekan menjalani perawatan bersama suaminya, karena suspek virus corona (Covid-19).

TINJAU: Menko PMK Muhajir Effendy didampingi Gubsu Edy Rahmayadi meninjau penanganan Covid-19 di Ruang Isolasi Infeksi RSUP H Adam Malik Medan, Sabtu (12/9).
TINJAU: Menko PMK Muhajir Effendy didampingi Gubsu Edy Rahmayadi meninjau penanganan Covid-19 di Ruang Isolasi Infeksi RSUP H Adam Malik Medan, Sabtu (12/9).

“Benar, meninggal pada pukul 14.25 WIB di RS Roya Prima dengan status PDP Covid-19,” ungkap Humas PN Medan, Immanuel Tarigan. Dikatakannya, pihak PN Medan belum dapat memastikan proses pemakaman. Sebab, masih menunggu konfirmasi dari pihak rumah sakit. Immanuel pun mengenang sosok Ketua Dharmayukti Karini PN Medan tersebut. “Keluarga besar PN Medan berduka dan sangat kehilangan atas meninggalnya ibu Rahmi Sutio, beliau selama ini teladan bagi ibu Dharmayukti Karini PN Medan,” katanya.

Diketahui, Ketua PN Medan, Sutio Jumagi Akhirno terkonfirmasi positif Covid-19 pada 25 Agustus 2020 lalu. Bersama istrinya, Jumagi menjalani perawatan di RS Royal Prima Medan.

Saat itu, Immanuel Tarigan mengatakan, Ketua PN Medan masih dalam kondisi stabil dan terlihat baik. Pimpinan pengadilan ini masih melakukan komunikasi dengan hakim maupun stafnya. “Komunikasi tetap berjalan secara daring maupun lainnya. Aktivitas pengadilan tetap berjalan meski Ketua PN Medan dinyatakan positif terpapar corona,” ujarnya.

37 Pegawai PN Medan Positif Covid

Selain itu, Immanuel juga mengungkapkan, PN Medan kembali memperpanjang work from home (WFH) mulai hari ini, Senin (14/9), sampai Kamis (18/9) mendatang untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Apalagi berdasarkan hasil swab yang dilakukan pada 4 September lalu, dari 81 orang yang ikut swab, 37 diantaranya dinyatakan positif Covid-19. “Mereka yang positif terdiri dari hakim, pegawai, dan honorer,” ungkapnya.

Semua yang dinyatakan positif, sebut Immanuel, telah menjalani isolasi mandiri. Sedangkan pada masa WFH, pelayanan publik dibatasi dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. “Sementara sidang yang tidak bisa ditunda lagi seperti masa penahanan sudah mau habis, maka wajib dilaksanakan sidang dengan sidang online,” pungkasnya.

Sebelumnya berdasarkan hasil swab yang dilaksanakan para hakim, pegawai dan honorer PN Medan pada 27 Agustus lalu. Sebanyak 13 hakim positif Covid-19. Selain hakim, 25 orang lainnya baik pegawai, panitera pengganti dan honorer juga dinyatakan positif Covid-19.

Tidak hanya itu, pada 2 September kemarin, seorang hakim PN Medan meninggal karena Covid-19, setelah sebelumnya menjalani isolasi dengan status pasien dalam pemantauan di RS Royal Prima. PN Medan kemudian mengambil langkah untuk penutupan akses atau lockdown selama sepekan, guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan memberlakukan kerja bagi hakim dan pegawai dari rumah, atau WFH selama masa lockdown berlangsung.

Positif Tambah 103 Kasus, Meninggal Nihil

Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB menyatakan, perkembangan terbaru data Covid-19 hingga Minggu (13/9) sore, tercatat ada penambahan angka konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 103 kasus. “Konfirmasi tambah 103 kasus baru, saat ini totalnya berjumlah 8.465 orang,” ujar Whiko.

Ia menyebutkan, penambahan 103 kasus baru konfirmasi Covid-19 paling berasal dari Medan sebanyak 45 kasus/orang. Kemudian, disusul Gunung Sitoli 19 kasus, Deliserdang 10 kasus, Padang Sidempuan 4 kasus, Nias Selatan 3 kasus, Asahan 3 kasus, dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Sumut. “Penambahan juga terjadi terhadap angka suspek sebanyak 15 kasus. Kini, totalnya sebanyak 948 orang mengalami suspek,” sebut Whiko.

Meski demikian, sambung Whiko, terdapat pula penambahan kasus pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 64 orang. Saat ini, jumlahnya mencapai 5.105 orang. “Pasien Covid-19 sembuh paling banyak dari Medan 48 orang, Deliserdang 5 orang, Karo 4 orang, Binjai 2 orang, Sergai 2 orang, Tebing Tinggi 1 orang, Siantar 1 orang, dan Simalungun 1 orang,” bebernya sembari menambahkan, untuk jumlah kasus meninggal dunia akibat Covid-19 tidak ada penambahan dan jumlahnya mencapai 356 orang. Sedangkan spesimen 58.568 sampel.

Covid-19 di Kepulauan Nias Meningkat

Sementara pada Sabtu (12/9) lalu, Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy meninjau penanganan Covid-19 di Ruang Isolasi Infeksi RSUP H Adam Malik (HAM) Medan. Didampingi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi dan Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM dr Zainal Safri, Muhadjir masuk ke ruang pengawasan Nurse Station. Di dalam ruangan tersebut, terdapat monitor rekaman CCTV dan juga monitor pemantau kondisi kesehatan pasien yang terhubung dengan pasien di ruangan masing-masing.

Kepada wartawan usai peninjauan, Muhadjir mengaku lega karena Ruang Infeksi Covid-19 yang dibangun atas bantuan pemerintah pusat melalui BNPB bisa dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan kasus corona berat. “Saya sudah pantau dan Alhamdulilah benar-benar dimanfaatkan secara maksimal,” katanya.

Dikatakannya, guna membantu percepatan penanganan Covid-19 maka diberikan bantuan alat-alat kesehatan berupa Alat Pelindung Diri (APD) hingga masker N95. Bantuan diserahkan langsung kepada Dirut RSUP Adam Malik, dr Zainal Safri. “Harapan saya, bantuan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melindungi para tenaga medis yang menjadi garda terdepan,” pesan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Lebih lanjut Muhadjir mengungkapkan, menurut keterangan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto, ada kenaikan kasus Covid-19 pada beberapa kabupaten/kota di Sumut salah satunya Kepulauan Nias. Oleh karena itu, daerah yang mengalami peningkatan kasus tersebut harus segera ditangani. “Pak Menkes telah mengirimkan tim ke sana dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kasus Covid-19 di Kepulauan Nias bisa teratasi,” akunya.

Muhadjir menambahkan, perihal geliat ekonomi di masa pandemi harus terus diupayakan tumbuh positif. Kata dia, kesehatan memang menjadi prioritas namun ekonomi juga harus berjalan dan tidak boleh diabaikan. “Kegiatan ekonomi jangan sampai macet. Pak gubernur dan aparatnya harus bisa mengatur strategi ada keseimbangan penanganan Covid-19 dan ekonomi,” tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingan Menko PMK, serta pemberian bantuan yang dibawa untuk penanganan Covid-19 di Sumut. “Pastinya kita sangat mengharapkan bantuan dari pemerinta pusat, khususnya alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Tak hanya itu, kami juga melakukan pengadaan tentunya tetapi tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat,” ujar Edy.

Dirut RSUP HAM dr Zainal Safri mengaku merasa terhormat atas kunjungan dan bantuan dari Menko PMK. Dikatakan dia, ruang isolasi infeksi tambahan yang mulai beroperasi sejak bulan Juli lalu telah dimanfaatkan secara maksimal, khusus untuk pasien berat. “Saat ini tersedia sebanyak 65 bed untuk pasien berat, termasuk 15 tambahan dari ruang isolasi infeksi. Dari jumlah itu, terisi sebanyak 63 bed dan 2 lagi masih kosong,” imbuhnya. (man/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengadilan Negeri (PN) Medan kembali berduka. Rahmi Sutio, istri Ketua PN Medan, Sutio Jumagi Akhirno meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Royal Prima Medan, Minggu (13/9). Humas PN Medan, Imanuel Tarigan mengatakan, almarhumah meninggal dunia setelah 3 pekan menjalani perawatan bersama suaminya, karena suspek virus corona (Covid-19).

TINJAU: Menko PMK Muhajir Effendy didampingi Gubsu Edy Rahmayadi meninjau penanganan Covid-19 di Ruang Isolasi Infeksi RSUP H Adam Malik Medan, Sabtu (12/9).
TINJAU: Menko PMK Muhajir Effendy didampingi Gubsu Edy Rahmayadi meninjau penanganan Covid-19 di Ruang Isolasi Infeksi RSUP H Adam Malik Medan, Sabtu (12/9).

“Benar, meninggal pada pukul 14.25 WIB di RS Roya Prima dengan status PDP Covid-19,” ungkap Humas PN Medan, Immanuel Tarigan. Dikatakannya, pihak PN Medan belum dapat memastikan proses pemakaman. Sebab, masih menunggu konfirmasi dari pihak rumah sakit. Immanuel pun mengenang sosok Ketua Dharmayukti Karini PN Medan tersebut. “Keluarga besar PN Medan berduka dan sangat kehilangan atas meninggalnya ibu Rahmi Sutio, beliau selama ini teladan bagi ibu Dharmayukti Karini PN Medan,” katanya.

Diketahui, Ketua PN Medan, Sutio Jumagi Akhirno terkonfirmasi positif Covid-19 pada 25 Agustus 2020 lalu. Bersama istrinya, Jumagi menjalani perawatan di RS Royal Prima Medan.

Saat itu, Immanuel Tarigan mengatakan, Ketua PN Medan masih dalam kondisi stabil dan terlihat baik. Pimpinan pengadilan ini masih melakukan komunikasi dengan hakim maupun stafnya. “Komunikasi tetap berjalan secara daring maupun lainnya. Aktivitas pengadilan tetap berjalan meski Ketua PN Medan dinyatakan positif terpapar corona,” ujarnya.

37 Pegawai PN Medan Positif Covid

Selain itu, Immanuel juga mengungkapkan, PN Medan kembali memperpanjang work from home (WFH) mulai hari ini, Senin (14/9), sampai Kamis (18/9) mendatang untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Apalagi berdasarkan hasil swab yang dilakukan pada 4 September lalu, dari 81 orang yang ikut swab, 37 diantaranya dinyatakan positif Covid-19. “Mereka yang positif terdiri dari hakim, pegawai, dan honorer,” ungkapnya.

Semua yang dinyatakan positif, sebut Immanuel, telah menjalani isolasi mandiri. Sedangkan pada masa WFH, pelayanan publik dibatasi dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. “Sementara sidang yang tidak bisa ditunda lagi seperti masa penahanan sudah mau habis, maka wajib dilaksanakan sidang dengan sidang online,” pungkasnya.

Sebelumnya berdasarkan hasil swab yang dilaksanakan para hakim, pegawai dan honorer PN Medan pada 27 Agustus lalu. Sebanyak 13 hakim positif Covid-19. Selain hakim, 25 orang lainnya baik pegawai, panitera pengganti dan honorer juga dinyatakan positif Covid-19.

Tidak hanya itu, pada 2 September kemarin, seorang hakim PN Medan meninggal karena Covid-19, setelah sebelumnya menjalani isolasi dengan status pasien dalam pemantauan di RS Royal Prima. PN Medan kemudian mengambil langkah untuk penutupan akses atau lockdown selama sepekan, guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan memberlakukan kerja bagi hakim dan pegawai dari rumah, atau WFH selama masa lockdown berlangsung.

Positif Tambah 103 Kasus, Meninggal Nihil

Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB menyatakan, perkembangan terbaru data Covid-19 hingga Minggu (13/9) sore, tercatat ada penambahan angka konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 103 kasus. “Konfirmasi tambah 103 kasus baru, saat ini totalnya berjumlah 8.465 orang,” ujar Whiko.

Ia menyebutkan, penambahan 103 kasus baru konfirmasi Covid-19 paling berasal dari Medan sebanyak 45 kasus/orang. Kemudian, disusul Gunung Sitoli 19 kasus, Deliserdang 10 kasus, Padang Sidempuan 4 kasus, Nias Selatan 3 kasus, Asahan 3 kasus, dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Sumut. “Penambahan juga terjadi terhadap angka suspek sebanyak 15 kasus. Kini, totalnya sebanyak 948 orang mengalami suspek,” sebut Whiko.

Meski demikian, sambung Whiko, terdapat pula penambahan kasus pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 64 orang. Saat ini, jumlahnya mencapai 5.105 orang. “Pasien Covid-19 sembuh paling banyak dari Medan 48 orang, Deliserdang 5 orang, Karo 4 orang, Binjai 2 orang, Sergai 2 orang, Tebing Tinggi 1 orang, Siantar 1 orang, dan Simalungun 1 orang,” bebernya sembari menambahkan, untuk jumlah kasus meninggal dunia akibat Covid-19 tidak ada penambahan dan jumlahnya mencapai 356 orang. Sedangkan spesimen 58.568 sampel.

Covid-19 di Kepulauan Nias Meningkat

Sementara pada Sabtu (12/9) lalu, Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy meninjau penanganan Covid-19 di Ruang Isolasi Infeksi RSUP H Adam Malik (HAM) Medan. Didampingi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi dan Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM dr Zainal Safri, Muhadjir masuk ke ruang pengawasan Nurse Station. Di dalam ruangan tersebut, terdapat monitor rekaman CCTV dan juga monitor pemantau kondisi kesehatan pasien yang terhubung dengan pasien di ruangan masing-masing.

Kepada wartawan usai peninjauan, Muhadjir mengaku lega karena Ruang Infeksi Covid-19 yang dibangun atas bantuan pemerintah pusat melalui BNPB bisa dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan kasus corona berat. “Saya sudah pantau dan Alhamdulilah benar-benar dimanfaatkan secara maksimal,” katanya.

Dikatakannya, guna membantu percepatan penanganan Covid-19 maka diberikan bantuan alat-alat kesehatan berupa Alat Pelindung Diri (APD) hingga masker N95. Bantuan diserahkan langsung kepada Dirut RSUP Adam Malik, dr Zainal Safri. “Harapan saya, bantuan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melindungi para tenaga medis yang menjadi garda terdepan,” pesan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Lebih lanjut Muhadjir mengungkapkan, menurut keterangan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto, ada kenaikan kasus Covid-19 pada beberapa kabupaten/kota di Sumut salah satunya Kepulauan Nias. Oleh karena itu, daerah yang mengalami peningkatan kasus tersebut harus segera ditangani. “Pak Menkes telah mengirimkan tim ke sana dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kasus Covid-19 di Kepulauan Nias bisa teratasi,” akunya.

Muhadjir menambahkan, perihal geliat ekonomi di masa pandemi harus terus diupayakan tumbuh positif. Kata dia, kesehatan memang menjadi prioritas namun ekonomi juga harus berjalan dan tidak boleh diabaikan. “Kegiatan ekonomi jangan sampai macet. Pak gubernur dan aparatnya harus bisa mengatur strategi ada keseimbangan penanganan Covid-19 dan ekonomi,” tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingan Menko PMK, serta pemberian bantuan yang dibawa untuk penanganan Covid-19 di Sumut. “Pastinya kita sangat mengharapkan bantuan dari pemerinta pusat, khususnya alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Tak hanya itu, kami juga melakukan pengadaan tentunya tetapi tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat,” ujar Edy.

Dirut RSUP HAM dr Zainal Safri mengaku merasa terhormat atas kunjungan dan bantuan dari Menko PMK. Dikatakan dia, ruang isolasi infeksi tambahan yang mulai beroperasi sejak bulan Juli lalu telah dimanfaatkan secara maksimal, khusus untuk pasien berat. “Saat ini tersedia sebanyak 65 bed untuk pasien berat, termasuk 15 tambahan dari ruang isolasi infeksi. Dari jumlah itu, terisi sebanyak 63 bed dan 2 lagi masih kosong,” imbuhnya. (man/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/