28.9 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Alat Musik dan Kerajinan Karo Dipamerkan di USU

ALAT MUSIK: Alat musik asal karo, Keteng-keteng yang ikut dipamerkan di USU.
istimewa/sumut pos
ALAT MUSIK: Alat musik asal karo, Keteng-keteng yang ikut dipamerkan di USU. istimewa/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah alat musik tradisi Karo dipamerkan di Festival Budaya Karo yang digelar Ikatan Mahasiswa Karo (Imka) Siroga, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatra Utara (USU). Festival ini berlangsung di Gedung Pancasila USU, Jalan Dr Mansyur, Medan, Rabu (13/11/2019)n

Berbagai alat musik yang dipamerkan itu antara lain, kulcapi, keteng-keteng, surdam, sarunai dan sebagainya. Selain itu, juga dipamerkan berbagai cinderamata berupa kerajinan tangan dan berbagai jenis uis dan buku-buku tentang budaya Karo. Harga alat musik itu pun ditawarkan beragam. Mulai dari Rp 1,4 juta untuk kulcapi dan Rp 450 ribu untuk keteng-keteng.

Ketua panitia Arbiansyah Tarigan mengatakan, festival ini digelar untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda Karo dengan budayanya. “Generasi muda Karo adalah penerus kebudayaan Karo. Ada tanggungjawab untuk melestarikan budayanya,” jelasnya. (mbo/ila)

ALAT MUSIK: Alat musik asal karo, Keteng-keteng yang ikut dipamerkan di USU.
istimewa/sumut pos
ALAT MUSIK: Alat musik asal karo, Keteng-keteng yang ikut dipamerkan di USU. istimewa/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah alat musik tradisi Karo dipamerkan di Festival Budaya Karo yang digelar Ikatan Mahasiswa Karo (Imka) Siroga, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatra Utara (USU). Festival ini berlangsung di Gedung Pancasila USU, Jalan Dr Mansyur, Medan, Rabu (13/11/2019)n

Berbagai alat musik yang dipamerkan itu antara lain, kulcapi, keteng-keteng, surdam, sarunai dan sebagainya. Selain itu, juga dipamerkan berbagai cinderamata berupa kerajinan tangan dan berbagai jenis uis dan buku-buku tentang budaya Karo. Harga alat musik itu pun ditawarkan beragam. Mulai dari Rp 1,4 juta untuk kulcapi dan Rp 450 ribu untuk keteng-keteng.

Ketua panitia Arbiansyah Tarigan mengatakan, festival ini digelar untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda Karo dengan budayanya. “Generasi muda Karo adalah penerus kebudayaan Karo. Ada tanggungjawab untuk melestarikan budayanya,” jelasnya. (mbo/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/