31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Gubernur Sumut Edy Geram, Keamanan 14 Bandara Diperketat

TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).
TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi geram dengan insiden bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. Edy menyebut tindakan penyerangan tersebut sebagai perbuatan kejin

“Jadi, yang pastinya itu adalah perbuatan keji. Agama apa pun tidak menoleransi kegiatan itu, melakukan, membuat orang menjadi cemas, orang menjadi takut, itulah teror,” kata Edy ditemui setelah menghadiri Rakornas Indonesia Maju di SICC, Jawa Barat, Rabu.

“Itu sangat salah, untuk sejauh ini saya belum tahu apa motifnya yang pasti adalah itu perbuatan salah. Itu yang bisa saya sampaikan,” lanjut dia.

Ia mengimbau masyarakat Sumut untuk tetap tenang, lantaran aparat tengah bekerja dan melakukan pengamanan. Selain itu, ia meminta ke depan masyarakat mau bekerjasama memberitahukan gerak-gerik yang mencurigakan. Apalagi, adanya kegiatan yang menjurus terhadap radikalisme. “Berikan masukan kalau mengetahui adanya kegiatan itu (hal-hal aneh),” ucapnya.

Mantan Pangkostrad itu berharap, aparat keamanan dapat bergerak cepat untuk mencari tahu apa motif bom bunuh diri ini. Dan bila ada korban akibat peristiwa memilukan itu, Pemerintah Sumut siap menanggung seluruh biaya pengobatannya. “Kita tahu dulu apa motifnya ini. Biaya pengobatan pasti ditanggung pemerintah, dan pemerintah provinsi bertanggung jawab,” katanya menambahkan bila ada terpapar radikal dari insiden itu akan bertindak tegas untuk memerintahkan jajaran segera menyeser dan menangkapi jaringan terorisme di Sumut.

Sementara, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto, meminta agar masyarakat ikut berperan serta dalam menjaga situasi pasca penyerangan teroris di Polrestabes Medan. Dia menilai, teroris bisa berada di manapun termasuk di tengah masyarakat biasa. “Kita harus lawan karena mereka ada di masyarakat dan mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu masyarakat harus waspada dengan situasi,” kata Agus yang juga berada di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Oleh karena itu, Agus meminta agar warga saling mengenal dengan orang-orang di wilayahnya. Selain itu, juga melaporkan kepada RT maupun lurah setempat, apabila melihat ada gelagat mencurigakan dari salah satu warga. “Kalau mereka ada di lingkungan kita mereka bisa melakukan (teror) di mana saja, korbannya bisa siapa saja, bukan hanya petugas tapi juga bisa masyarakat yang tidak berdosa,” imbuhnya.

Di sisi lain, Jenderal Bintang 2 ini menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir atas adanya teror ini. Dia memastikan seluruh aparat hukum akan bergerak untuk menjamin keselamatan warga. “Jangan takut! Harus dilawan, karena kita kepolisian ada, Densus 88 ada, unsur TNI ada bersama-sama melakukan upaya pencegahan kamtibmas,” tukas Agus.

Pasang Alat Deteksi di Gerbang Masuk

Pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, kemarin, Polda Sumut dan jajarannya meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, pihaknya sudah meningkatkan pola pengamanan terhadap para pengunjung kantor kepolisian sebagai pelayan masyarakat. Setiap kendaraan bermotor dan barang bawaan diperiksa secara intensif.

Selain itu, sebagai langkah antisipasi kejadian serupa dan tindak pidana lainnya, Polda Sumut sedang membangun atau menanam alat deteksi dini di pintu masuk dan gerbang utama Mapolda Sumut. “Itulah salah satu upaya kita untuk mencegah masuknya bahan peledak dan senjata api serta yang lainnya melalui alat yang ditanam di pintu masuk itu,” terang MP Nainggolan.

Menurut dia, nanti alat yang dipasang di pintu gerbang dengan cara ditanam itu dapat mendeteksi benda atau barang berbahaya yang dibawa pengunjung. “Alat itu akan mendeteksi apa saja yang dibawa oleh pengunjung,” pungkasnya.

Keamanan 14 Bandara Diperketat

Merespons peristiwa ledakan bom bunuh diri di halaman markas Polrestabes Medan pagi tadi, PT Angkasa Pura I (Persero) alias AP I melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat keamanan di 14 bandara yang dikelolanya.

“Angkasa Pura I berupaya menjaga situasi bandara-bandaranya agar tetap aman dan kondusif sehingga kegiatan operasional dan pelayanan kepada maskapai dan penumpang pesawat udara dapat berjalan dengan aman dan lancar,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu (13/11/2019).

“Untuk itu, diinstruksikan kepada seluruh kantor cabang Angkasa Pura I untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengamanan dengan menggunakan semua peralatan keamanan dan personel yang tersedia menurut SOP yang berlaku, mengingat bandara merupakan salah satu obyek vital sesuai Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,” katanya.

Berbagai langkah peningkatan keamanan yang dilakukan AP I antara lain dengan melakukan risk assessment terhadap ancaman teror serupa di seluruh bandara, meningkatkan kewaspadaan sesuai dengan hasil risk assessment tersebut, dan melakukan koordinasi dengan instansi keamanan (TNI/Polri) sebagai anggota komite keamanan bandara (Airport Security Committee/ASC) dalam rangka update informasi ancaman serta tindak lanjut langkah keamanan.

“Selain itu dilakukan peningkatan pemeriksaan di pre-screening lebih dari 10% terhadap barang bawaan yang masuk ke daerah terbatas, meningkatkan frekuensi pemeriksaan acak (random check) terhadap barang bawaan dan orang di pos pemeriksaan, serta meningkatkan patroli di perimeter bandara dari sebelumnya minimal setiap dua jam menjadi setiap 1 jam dengan rute acak dan waktu yang tidak terjadwal untuk memastikan perimeter tetap aman,” tambah Faik.

Upaya lainnya dengan meningkatkan frekuensi patroli berjalan (walking patrol) di dalam terminal bandara dan memastikan akses-akses ke daerah keamanan terbatas dan memastikan daerah steril terkunci apabila tidak digunakan, serta melakukan monitoring dengan CCTV apabila akses boarding digunakan.

“Hingga saat ini operasional di bandara-bandara Angkasa Pura I masih berjalan dengan normal. Apabila ditemukan indikasi ancaman, unit keamanan bandara akan langsung berkoordinasi dengan instansi keamanan terkait untuk melakukan langkah-langkah penanganannya,” ucap Faik.

Mahfud: Teroris Main Hit & Run

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menepis tuduhan yang menyebut pemerintah dan aparat keamanan telah kebobolan. Menurut dia aksi terorisme memang demikian. Selalu mencuri-curi kesempatan untuk berbuat onar dengan cara meresahkan masyarakat.

“Main hit and run. Lari sembunyi, lari sembunyi,” ungkap dia kepada awak media kemarin.

Menurut Mahfud, Itu merupakan cara-cara lama yang biasa dilakukan oleh teroris. Setelah insiden di Medan, dia yakin Polri akan bergerak cepat untuk mengungkap jaringan dari teroris yang meledakan diri di Polrestabes Medan. “Yang jelas kami menindak seperti itu kan langsung mencari jaringannya,” ucap dia. Dari teroris tersebut, jaringan yang berada di belakang akan terbuka. “Dan itu selalu tidak sulit,” tambahnya.

Pejabat yang pernah bertugas sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun mencontohkan insiden penusukan terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto. Setelah kejadian, Polri langsung bergerak dan berhasil menangkap puluhan terduga teroris. “Begitu ada peristiwa, ambil seluruhnya sampai 51 orang,” kata Mahfud.

Namun demikian, bukan berarti pemerintah dan aparat keamanan tidak melakukan pengawasan.

Langkah-langkah pengawasan untuk mencegah aksi terorisme selalu berjalan. Hanya, mereka tidak mungkin langsung mengamankan terduga teroris yang belum melakukan tindakan melanggar hukum. Karena itu, setelah ada aksi, Polri begerak cepat. Berkaitan dengan pelaku terorisme, menurut dia kualitas dan subjeknya sudah bertambah. “Dulu orang-orang tua dewasa. Sekarang ada perempuan,” ungkapnya.

Dari Istana, kencaman terhadap aksi teror bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan disuarakan. Juru bicara kepresidenan Fadjroel Rachman menyebut, aksi tersebut merupakan bentuk kejahatan dari kelompok tidak manusiawi. Dia menegaskan pemerintah tidak akan memberi toleransi sedikit pun terhadap aksi terorisme.”Para pelaku atau kelompok terorisme akan terus dikejar, ditangkap dan diadili oleh sistem hukum yang berlaku,” ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Fadjroel menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz dan Menko Polhukan Mohammad Mahfud MD mengenai kasus tersebut. Presiden meminta aparat mempercepat proses penanganannya.

Dengan begitu diharapkan dapat mengembalikan kondusifitas dan rasa aman bagi masyarakat. Untuk itu, Fadjroel meminta masyarakat tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. “Pemerintah akan melindungi setiap WNI dari kemungkinan tindakan-tindakan terorisme,” tuturnya. Setelah bom meledak di Medan, pihak kepolisian di seluruh wilayah langsung meningkatkan kewaspadaan.

Lebih lanjut dia menyampaikan, masih berulangnya kasus terorisme di Indonesia, Presiden Jokowi sudah meminta agar persoalan tersebut tidak hanya diselesaikan aparat negara. Melainkan harus pula didukung oleh masyarakat. Salah satu upaya yang diharapkan adalah aktif memantau lingkungan dan tidak imenyebarkan konten-konten yang menimbulkan ketakutan. “Menimbulkan ketakutan Itu kan tujuan teroris,” tuturnya. (prn/ris/idr/syn/far/lyn/mia)

TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).
TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi geram dengan insiden bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. Edy menyebut tindakan penyerangan tersebut sebagai perbuatan kejin

“Jadi, yang pastinya itu adalah perbuatan keji. Agama apa pun tidak menoleransi kegiatan itu, melakukan, membuat orang menjadi cemas, orang menjadi takut, itulah teror,” kata Edy ditemui setelah menghadiri Rakornas Indonesia Maju di SICC, Jawa Barat, Rabu.

“Itu sangat salah, untuk sejauh ini saya belum tahu apa motifnya yang pasti adalah itu perbuatan salah. Itu yang bisa saya sampaikan,” lanjut dia.

Ia mengimbau masyarakat Sumut untuk tetap tenang, lantaran aparat tengah bekerja dan melakukan pengamanan. Selain itu, ia meminta ke depan masyarakat mau bekerjasama memberitahukan gerak-gerik yang mencurigakan. Apalagi, adanya kegiatan yang menjurus terhadap radikalisme. “Berikan masukan kalau mengetahui adanya kegiatan itu (hal-hal aneh),” ucapnya.

Mantan Pangkostrad itu berharap, aparat keamanan dapat bergerak cepat untuk mencari tahu apa motif bom bunuh diri ini. Dan bila ada korban akibat peristiwa memilukan itu, Pemerintah Sumut siap menanggung seluruh biaya pengobatannya. “Kita tahu dulu apa motifnya ini. Biaya pengobatan pasti ditanggung pemerintah, dan pemerintah provinsi bertanggung jawab,” katanya menambahkan bila ada terpapar radikal dari insiden itu akan bertindak tegas untuk memerintahkan jajaran segera menyeser dan menangkapi jaringan terorisme di Sumut.

Sementara, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto, meminta agar masyarakat ikut berperan serta dalam menjaga situasi pasca penyerangan teroris di Polrestabes Medan. Dia menilai, teroris bisa berada di manapun termasuk di tengah masyarakat biasa. “Kita harus lawan karena mereka ada di masyarakat dan mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu masyarakat harus waspada dengan situasi,” kata Agus yang juga berada di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Oleh karena itu, Agus meminta agar warga saling mengenal dengan orang-orang di wilayahnya. Selain itu, juga melaporkan kepada RT maupun lurah setempat, apabila melihat ada gelagat mencurigakan dari salah satu warga. “Kalau mereka ada di lingkungan kita mereka bisa melakukan (teror) di mana saja, korbannya bisa siapa saja, bukan hanya petugas tapi juga bisa masyarakat yang tidak berdosa,” imbuhnya.

Di sisi lain, Jenderal Bintang 2 ini menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir atas adanya teror ini. Dia memastikan seluruh aparat hukum akan bergerak untuk menjamin keselamatan warga. “Jangan takut! Harus dilawan, karena kita kepolisian ada, Densus 88 ada, unsur TNI ada bersama-sama melakukan upaya pencegahan kamtibmas,” tukas Agus.

Pasang Alat Deteksi di Gerbang Masuk

Pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, kemarin, Polda Sumut dan jajarannya meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, pihaknya sudah meningkatkan pola pengamanan terhadap para pengunjung kantor kepolisian sebagai pelayan masyarakat. Setiap kendaraan bermotor dan barang bawaan diperiksa secara intensif.

Selain itu, sebagai langkah antisipasi kejadian serupa dan tindak pidana lainnya, Polda Sumut sedang membangun atau menanam alat deteksi dini di pintu masuk dan gerbang utama Mapolda Sumut. “Itulah salah satu upaya kita untuk mencegah masuknya bahan peledak dan senjata api serta yang lainnya melalui alat yang ditanam di pintu masuk itu,” terang MP Nainggolan.

Menurut dia, nanti alat yang dipasang di pintu gerbang dengan cara ditanam itu dapat mendeteksi benda atau barang berbahaya yang dibawa pengunjung. “Alat itu akan mendeteksi apa saja yang dibawa oleh pengunjung,” pungkasnya.

Keamanan 14 Bandara Diperketat

Merespons peristiwa ledakan bom bunuh diri di halaman markas Polrestabes Medan pagi tadi, PT Angkasa Pura I (Persero) alias AP I melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat keamanan di 14 bandara yang dikelolanya.

“Angkasa Pura I berupaya menjaga situasi bandara-bandaranya agar tetap aman dan kondusif sehingga kegiatan operasional dan pelayanan kepada maskapai dan penumpang pesawat udara dapat berjalan dengan aman dan lancar,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu (13/11/2019).

“Untuk itu, diinstruksikan kepada seluruh kantor cabang Angkasa Pura I untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengamanan dengan menggunakan semua peralatan keamanan dan personel yang tersedia menurut SOP yang berlaku, mengingat bandara merupakan salah satu obyek vital sesuai Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,” katanya.

Berbagai langkah peningkatan keamanan yang dilakukan AP I antara lain dengan melakukan risk assessment terhadap ancaman teror serupa di seluruh bandara, meningkatkan kewaspadaan sesuai dengan hasil risk assessment tersebut, dan melakukan koordinasi dengan instansi keamanan (TNI/Polri) sebagai anggota komite keamanan bandara (Airport Security Committee/ASC) dalam rangka update informasi ancaman serta tindak lanjut langkah keamanan.

“Selain itu dilakukan peningkatan pemeriksaan di pre-screening lebih dari 10% terhadap barang bawaan yang masuk ke daerah terbatas, meningkatkan frekuensi pemeriksaan acak (random check) terhadap barang bawaan dan orang di pos pemeriksaan, serta meningkatkan patroli di perimeter bandara dari sebelumnya minimal setiap dua jam menjadi setiap 1 jam dengan rute acak dan waktu yang tidak terjadwal untuk memastikan perimeter tetap aman,” tambah Faik.

Upaya lainnya dengan meningkatkan frekuensi patroli berjalan (walking patrol) di dalam terminal bandara dan memastikan akses-akses ke daerah keamanan terbatas dan memastikan daerah steril terkunci apabila tidak digunakan, serta melakukan monitoring dengan CCTV apabila akses boarding digunakan.

“Hingga saat ini operasional di bandara-bandara Angkasa Pura I masih berjalan dengan normal. Apabila ditemukan indikasi ancaman, unit keamanan bandara akan langsung berkoordinasi dengan instansi keamanan terkait untuk melakukan langkah-langkah penanganannya,” ucap Faik.

Mahfud: Teroris Main Hit & Run

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menepis tuduhan yang menyebut pemerintah dan aparat keamanan telah kebobolan. Menurut dia aksi terorisme memang demikian. Selalu mencuri-curi kesempatan untuk berbuat onar dengan cara meresahkan masyarakat.

“Main hit and run. Lari sembunyi, lari sembunyi,” ungkap dia kepada awak media kemarin.

Menurut Mahfud, Itu merupakan cara-cara lama yang biasa dilakukan oleh teroris. Setelah insiden di Medan, dia yakin Polri akan bergerak cepat untuk mengungkap jaringan dari teroris yang meledakan diri di Polrestabes Medan. “Yang jelas kami menindak seperti itu kan langsung mencari jaringannya,” ucap dia. Dari teroris tersebut, jaringan yang berada di belakang akan terbuka. “Dan itu selalu tidak sulit,” tambahnya.

Pejabat yang pernah bertugas sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun mencontohkan insiden penusukan terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto. Setelah kejadian, Polri langsung bergerak dan berhasil menangkap puluhan terduga teroris. “Begitu ada peristiwa, ambil seluruhnya sampai 51 orang,” kata Mahfud.

Namun demikian, bukan berarti pemerintah dan aparat keamanan tidak melakukan pengawasan.

Langkah-langkah pengawasan untuk mencegah aksi terorisme selalu berjalan. Hanya, mereka tidak mungkin langsung mengamankan terduga teroris yang belum melakukan tindakan melanggar hukum. Karena itu, setelah ada aksi, Polri begerak cepat. Berkaitan dengan pelaku terorisme, menurut dia kualitas dan subjeknya sudah bertambah. “Dulu orang-orang tua dewasa. Sekarang ada perempuan,” ungkapnya.

Dari Istana, kencaman terhadap aksi teror bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan disuarakan. Juru bicara kepresidenan Fadjroel Rachman menyebut, aksi tersebut merupakan bentuk kejahatan dari kelompok tidak manusiawi. Dia menegaskan pemerintah tidak akan memberi toleransi sedikit pun terhadap aksi terorisme.”Para pelaku atau kelompok terorisme akan terus dikejar, ditangkap dan diadili oleh sistem hukum yang berlaku,” ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Fadjroel menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz dan Menko Polhukan Mohammad Mahfud MD mengenai kasus tersebut. Presiden meminta aparat mempercepat proses penanganannya.

Dengan begitu diharapkan dapat mengembalikan kondusifitas dan rasa aman bagi masyarakat. Untuk itu, Fadjroel meminta masyarakat tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. “Pemerintah akan melindungi setiap WNI dari kemungkinan tindakan-tindakan terorisme,” tuturnya. Setelah bom meledak di Medan, pihak kepolisian di seluruh wilayah langsung meningkatkan kewaspadaan.

Lebih lanjut dia menyampaikan, masih berulangnya kasus terorisme di Indonesia, Presiden Jokowi sudah meminta agar persoalan tersebut tidak hanya diselesaikan aparat negara. Melainkan harus pula didukung oleh masyarakat. Salah satu upaya yang diharapkan adalah aktif memantau lingkungan dan tidak imenyebarkan konten-konten yang menimbulkan ketakutan. “Menimbulkan ketakutan Itu kan tujuan teroris,” tuturnya. (prn/ris/idr/syn/far/lyn/mia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/