28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Syaiful Syafri Diserang Lagi

Konsep Terlalu Muluk dan tak Ada Data

MEDAN- Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara Syaiful Syafri kembali dicecar anggota Panitia Khusus (Pansus) Pendidikan DPRD Sumut, di aula DPRD Sumut, Senin (14/3). Semua pernyataan yang disampaikan para anggota Pansus Pendidikan sangat pedas kepada Syaiful Syafri.

Awalnya, rapat dimulai dengan pemaparan yang disampaikan Syaiful Syafri. Dia menjelaskan tentang tiga poin yakni, program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dalam percepatan peningkatan mutu pendidikan di Sumatera Utara, permasalahan-permasalahan yang terjadi pada bidang pendidikan serta program Tahun Ajaran 2011 dan
rencana program kegiatan Tahun Ajaran 2012.

Dikatakannya, dalam intinya, ada tiga isu hangat yang dihadapi Dinas Pendidikan Sumut yakni, isu percepatan pembangunan PAUD, isu siswa miskin dan isu pendidikan miskin.

Untuk itu, Dinas Pendidikan Sumut menyiapkan konsep percepatan peningkatan mutu pendidikan di Sumut dengan beberapa item antara lain, peningkatan kompetnsi, penggunaan TIK dalam pembelajaran, penerapan model pembelajaran kontekstual, pembentukan gugus kendali mutu dan peningkatan guru profesional.
Pada kesempatan itu, melalui staf ahlinya Mutsuhito Sholin, Syaiful Syafri menjelaskan, ada banyak sekolah yang tidak baik di Sumatera Utara.

Tak lama setelah memberi pemaparan, Syaiful Syafri langsung diserang beragam pertanyaan, mengenai program atau konsep yang ditawarkan terlalu muluk, kemudian menyatakan banyaknya sekolah yang buruk, namun tidak memiliki data untuk itu, kemudian menyangkut juga persoalan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima Sumut sebesar Rp1 triliun lebih, memiliki peluang penyalahgunaan.

Semua kritik yang disampaikan para anggota Pansus Pendidikan sangat pedas diterima Syaiful Syafri. Sampai-sampai, saat anggota Pansus Sopar Siburian memberi pertanyaan mengenai pemetaan sekolah-sekolah yang dianggap buruk, dan kemudian pemetaan daerah-daerah yang masuk kategori tertinggal dan sebagainya, Syaiful Syafri sempat mengernyitkan jidadnya dan tangan sebelah kirinya tampak mengelus-elus jidadnya. Lucunya lagi, Syaiful Syafri tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan Sopar Siburian dan beberapa anggota Pansus Pendidikan lainnya.
“Tadi sudah saya siapkan bahannya semua. Tapi, nggak tahu kemana kok jadi nggak ada. Saya janji, rapat selanjutnya semua data akan kami serahkan kepada anggota Pansus,” katanya dengan wajah memerah.

Mendengar jawaban itu, Sopar Siburian langsung mematahkannya. “Kalau memang datanya cuma ini, lebih baik data ini dikasih ke Komisi E saja. Ini Pansus, kami data yang jelas,” kata Sopar dengan nada tegas.

Hal senada juga disampaikan Ketua Pansus Pendidikan Aduhot Simamora. “Ya, kalau datanya hanya seperti ini, cocoknya ini dikasih ke Komisi E saja. Kita sekarang rapat Pansus, kami butuh yang terbaru, detil. Jadi agar kami bisa membahasnya lebih mendalam,” kata Aduhot Simamora beberapa saat sebelum menutup rapat tersebut.
Sebelumnya, anggota Pansus Pendidikan lainnya, Yusuf Siregar dengan nada lantang juga menyoroti mengenai program kerja Dinas Pendidikan Sumut tersebut. Dikatakannya, dirinya tidak yakin, Disdik Sumut akan mampu merealisasikan program yang terlalu muluk tersebut. “Saya berani jamin, jangankan sampai 100 persen program ini akan terealisasi. Paling cuma 30 persennya saja. Itu pun sudah sangat bagus, kalau bisa mencapai 30 persen,” tandasnya.

Sementara, terkait mengenai Sekda Provsu, seorang anggota DPRD Sumut dari Fraksi Demokrat yang meminta namanya tak dikorankan menyatakan, keberadaan Syaiful Syafri dalam nominasi kandidat Sekda Provsu tidak lebih hanya sebagai penggembira atau objek pelengkap saja.

“Ya, saya pikir Syaiful Syafri ini hanya objek pelengkap saja. Kalau prediksi saya, Kadispenda Syafaruddin yang lebih layak jadi Sekda. Karena kalau dilihat dari kepangkatan dan jabatan, Syafaruddin di atas dua calon lainnya. Dilihat dari senioritas, sudah barang tentu Syafaruddin diatas lainnya,” kata perempuan berjilbab yang juga mantan wartawan ini kepada Sumut Pos.

Sementara itu, Syaiful Syafri yang dikonfirmasi Sumut Pos mengenai hal tersebut, dirinya belum bisa memastikan apakah akan terpilih atau tidak. “Kalau cerita peluang, semuanya berpeluang. Makanya ikut Fit and Profer Test,” katanya.

Dikatakannya, untuk keputusan, masih menunggu dari Mendagri yang juga membutuhkan persetujuan dari Presiden. “Semuanya tergantung user. Itu juga harus mendapat persetujuan Mendagri, kemudian ke Presiden,” katanya.
Sembari berjalan dan menggandeng wartawan koran ini, Syaiful Syafri dengan tertawa renyah mengatakan kepada wartawan koran ini, agar ditulis bahwa dirinya adalah Sekda Provsu. “Adek tulis lah, abang ini jadi Sekda,” katanya sembari tertawa.(ari)

Konsep Terlalu Muluk dan tak Ada Data

MEDAN- Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara Syaiful Syafri kembali dicecar anggota Panitia Khusus (Pansus) Pendidikan DPRD Sumut, di aula DPRD Sumut, Senin (14/3). Semua pernyataan yang disampaikan para anggota Pansus Pendidikan sangat pedas kepada Syaiful Syafri.

Awalnya, rapat dimulai dengan pemaparan yang disampaikan Syaiful Syafri. Dia menjelaskan tentang tiga poin yakni, program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dalam percepatan peningkatan mutu pendidikan di Sumatera Utara, permasalahan-permasalahan yang terjadi pada bidang pendidikan serta program Tahun Ajaran 2011 dan
rencana program kegiatan Tahun Ajaran 2012.

Dikatakannya, dalam intinya, ada tiga isu hangat yang dihadapi Dinas Pendidikan Sumut yakni, isu percepatan pembangunan PAUD, isu siswa miskin dan isu pendidikan miskin.

Untuk itu, Dinas Pendidikan Sumut menyiapkan konsep percepatan peningkatan mutu pendidikan di Sumut dengan beberapa item antara lain, peningkatan kompetnsi, penggunaan TIK dalam pembelajaran, penerapan model pembelajaran kontekstual, pembentukan gugus kendali mutu dan peningkatan guru profesional.
Pada kesempatan itu, melalui staf ahlinya Mutsuhito Sholin, Syaiful Syafri menjelaskan, ada banyak sekolah yang tidak baik di Sumatera Utara.

Tak lama setelah memberi pemaparan, Syaiful Syafri langsung diserang beragam pertanyaan, mengenai program atau konsep yang ditawarkan terlalu muluk, kemudian menyatakan banyaknya sekolah yang buruk, namun tidak memiliki data untuk itu, kemudian menyangkut juga persoalan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima Sumut sebesar Rp1 triliun lebih, memiliki peluang penyalahgunaan.

Semua kritik yang disampaikan para anggota Pansus Pendidikan sangat pedas diterima Syaiful Syafri. Sampai-sampai, saat anggota Pansus Sopar Siburian memberi pertanyaan mengenai pemetaan sekolah-sekolah yang dianggap buruk, dan kemudian pemetaan daerah-daerah yang masuk kategori tertinggal dan sebagainya, Syaiful Syafri sempat mengernyitkan jidadnya dan tangan sebelah kirinya tampak mengelus-elus jidadnya. Lucunya lagi, Syaiful Syafri tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan Sopar Siburian dan beberapa anggota Pansus Pendidikan lainnya.
“Tadi sudah saya siapkan bahannya semua. Tapi, nggak tahu kemana kok jadi nggak ada. Saya janji, rapat selanjutnya semua data akan kami serahkan kepada anggota Pansus,” katanya dengan wajah memerah.

Mendengar jawaban itu, Sopar Siburian langsung mematahkannya. “Kalau memang datanya cuma ini, lebih baik data ini dikasih ke Komisi E saja. Ini Pansus, kami data yang jelas,” kata Sopar dengan nada tegas.

Hal senada juga disampaikan Ketua Pansus Pendidikan Aduhot Simamora. “Ya, kalau datanya hanya seperti ini, cocoknya ini dikasih ke Komisi E saja. Kita sekarang rapat Pansus, kami butuh yang terbaru, detil. Jadi agar kami bisa membahasnya lebih mendalam,” kata Aduhot Simamora beberapa saat sebelum menutup rapat tersebut.
Sebelumnya, anggota Pansus Pendidikan lainnya, Yusuf Siregar dengan nada lantang juga menyoroti mengenai program kerja Dinas Pendidikan Sumut tersebut. Dikatakannya, dirinya tidak yakin, Disdik Sumut akan mampu merealisasikan program yang terlalu muluk tersebut. “Saya berani jamin, jangankan sampai 100 persen program ini akan terealisasi. Paling cuma 30 persennya saja. Itu pun sudah sangat bagus, kalau bisa mencapai 30 persen,” tandasnya.

Sementara, terkait mengenai Sekda Provsu, seorang anggota DPRD Sumut dari Fraksi Demokrat yang meminta namanya tak dikorankan menyatakan, keberadaan Syaiful Syafri dalam nominasi kandidat Sekda Provsu tidak lebih hanya sebagai penggembira atau objek pelengkap saja.

“Ya, saya pikir Syaiful Syafri ini hanya objek pelengkap saja. Kalau prediksi saya, Kadispenda Syafaruddin yang lebih layak jadi Sekda. Karena kalau dilihat dari kepangkatan dan jabatan, Syafaruddin di atas dua calon lainnya. Dilihat dari senioritas, sudah barang tentu Syafaruddin diatas lainnya,” kata perempuan berjilbab yang juga mantan wartawan ini kepada Sumut Pos.

Sementara itu, Syaiful Syafri yang dikonfirmasi Sumut Pos mengenai hal tersebut, dirinya belum bisa memastikan apakah akan terpilih atau tidak. “Kalau cerita peluang, semuanya berpeluang. Makanya ikut Fit and Profer Test,” katanya.

Dikatakannya, untuk keputusan, masih menunggu dari Mendagri yang juga membutuhkan persetujuan dari Presiden. “Semuanya tergantung user. Itu juga harus mendapat persetujuan Mendagri, kemudian ke Presiden,” katanya.
Sembari berjalan dan menggandeng wartawan koran ini, Syaiful Syafri dengan tertawa renyah mengatakan kepada wartawan koran ini, agar ditulis bahwa dirinya adalah Sekda Provsu. “Adek tulis lah, abang ini jadi Sekda,” katanya sembari tertawa.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/