25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Teman Sekamar Mahasiswi Tewas di Equator Kabur

Eka Rasya Puspita, mahasiswi asal Tanjung Balai, tewas overdosis inex saat dugem di Equator Hotel Sochi Jalan Cirebon, Pasar Baru, Medan Kota, Minggu (12/3/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus tewasnya Eka Rasya Puspita (25), pengunjung karouke Equator cukup menghebohkan. Tidak hanya teman-teman korban, tetapi juga pihak penegak hukum.

Pasalnya, mereka baru mengetahui kejadian setelah membaca surat kabar Posmetro (grup SUMUTPOS.CO). Ini tak lepas dari belum adanya laporan yang masuk ke Polsek maupun Polrestabes.

Dan untuk menggali lebih dalam sosok cewek asal Tanjung Balai itu, wartawan menyambangi tempat kosnya di Jalan H. Adam Malik, Gang Selamat. Disana tampak sebuah mobil Fortuner Hitam BK 888 BB dan Toyota Vios terparkir di tengah halaman.

Seorang satpam membuka gerbang. Begitu masuk, terlihat seorang pria bertopi merah dipadu warna abu-abu muncul dari salah satu kamar.

Ditanya perihal benar tidaknya korban ngekos di tempat ini, satpam mengaku bernama Satri tersebut membenarkannya. Dikatakan, Eka sudah sebulan tinggal di kos-kosan terbilang mewah itu.

“Iya si Eka benar sudah meninggal. Saya dengar dari teman-teman satu kosnya. Korban sudah diantar ke kampungnya di Tanjung Balai. Biasanya Eka pergi sama si Karin, teman satu kamarnya,” ungkap Satri.

Lanjutnya, mereka selalu berdua tiap kali meninggalkan kos. Terakhir kali mereka terlihat pergi naik Grap, pada Sabtu pagi. Tak lama, seorang pria naik mobil Terios datang mau menjemput mereka. Namun karena Eka dan Karin keburu pergi, pria tersebut segera pergi.

“Aku rasa mereka sudah jumpa di luar. Soalnya dari Sabtu pagi sampai Minggu malam, mereka tidak ada balik ke kos,” kata Satri sembari menambahkan, dirinya sempat memarahi keduanya karena pulang tak menentu.

“Mereka tidak pernah jelas keluar dari kos. Heran saya sama mereka, tidak ada capek-capeknya. Sudah pulangnya tengah malam, keluar lagi paginya. Aku sendiri yang tidak keluar-keluar, hanya menjaga pos satpam ini,” sebutnya.

Ditambahkan, Karin diketahui asli orang Marelan. Gadis itu terkesan pendiam. Dia sama sekali tidak pernah menjawab walau dimarahi. Sedangkan si Eka, sesekali mau melawan.

“Kalau ingat itu, aku jadi merasa tidak enak hati. Kalau ada salah sama si Eka, minta maaf lah saya,” tambah satpam yang tinggal di dekat pabrik tenun Jalan Sekip itu.

Eka Rasya Puspita, mahasiswi asal Tanjung Balai, tewas overdosis inex saat dugem di Equator Hotel Sochi Jalan Cirebon, Pasar Baru, Medan Kota, Minggu (12/3/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus tewasnya Eka Rasya Puspita (25), pengunjung karouke Equator cukup menghebohkan. Tidak hanya teman-teman korban, tetapi juga pihak penegak hukum.

Pasalnya, mereka baru mengetahui kejadian setelah membaca surat kabar Posmetro (grup SUMUTPOS.CO). Ini tak lepas dari belum adanya laporan yang masuk ke Polsek maupun Polrestabes.

Dan untuk menggali lebih dalam sosok cewek asal Tanjung Balai itu, wartawan menyambangi tempat kosnya di Jalan H. Adam Malik, Gang Selamat. Disana tampak sebuah mobil Fortuner Hitam BK 888 BB dan Toyota Vios terparkir di tengah halaman.

Seorang satpam membuka gerbang. Begitu masuk, terlihat seorang pria bertopi merah dipadu warna abu-abu muncul dari salah satu kamar.

Ditanya perihal benar tidaknya korban ngekos di tempat ini, satpam mengaku bernama Satri tersebut membenarkannya. Dikatakan, Eka sudah sebulan tinggal di kos-kosan terbilang mewah itu.

“Iya si Eka benar sudah meninggal. Saya dengar dari teman-teman satu kosnya. Korban sudah diantar ke kampungnya di Tanjung Balai. Biasanya Eka pergi sama si Karin, teman satu kamarnya,” ungkap Satri.

Lanjutnya, mereka selalu berdua tiap kali meninggalkan kos. Terakhir kali mereka terlihat pergi naik Grap, pada Sabtu pagi. Tak lama, seorang pria naik mobil Terios datang mau menjemput mereka. Namun karena Eka dan Karin keburu pergi, pria tersebut segera pergi.

“Aku rasa mereka sudah jumpa di luar. Soalnya dari Sabtu pagi sampai Minggu malam, mereka tidak ada balik ke kos,” kata Satri sembari menambahkan, dirinya sempat memarahi keduanya karena pulang tak menentu.

“Mereka tidak pernah jelas keluar dari kos. Heran saya sama mereka, tidak ada capek-capeknya. Sudah pulangnya tengah malam, keluar lagi paginya. Aku sendiri yang tidak keluar-keluar, hanya menjaga pos satpam ini,” sebutnya.

Ditambahkan, Karin diketahui asli orang Marelan. Gadis itu terkesan pendiam. Dia sama sekali tidak pernah menjawab walau dimarahi. Sedangkan si Eka, sesekali mau melawan.

“Kalau ingat itu, aku jadi merasa tidak enak hati. Kalau ada salah sama si Eka, minta maaf lah saya,” tambah satpam yang tinggal di dekat pabrik tenun Jalan Sekip itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/