MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kisah mengharukan datang dari peserta seminar penulis buku “Kembali Ke Titik Nol” Saptuari Sugiharto, yang digelar di Medan. Seorang peserta seminar memotong 20 kartu kredit miliknya, sebagai bentuk taubat dari utang dan riba.
“Seorang peserta dari Kisaran mengeluarkan satu dompet khusus berisi kartu utang. Dengan gagah berani, ia memotong kartunya satu per satu, dengan tangis yang terisak. Total 20 kartu utang! Peserta yang lain menyemangati dengan takbir berulang kali: Allahuakbarrr! Allahuakbarrr!” kisah Saptuari, yang ditulis di Group Belajar Wirausaha Bareng Saptuari, Senin (13/3).
Kemudian, lanjut Saptuari, pada pengguntingan kartunya yang terakhir, tangis si pria pecah. Seolah beban utang bertahun-tahun dimuntahkan saat itu.
“Badan saya yang beruntung jadi sasaran tangis taubatnya. Nggak sampai itu saja, dia langsung sujud taubat di atas kartu utang yang berceceran di lantai panggung. Saya melihat ke sekeliling, peserta yang lain ikut terharu. Air mata menggenang bahkan menetes. Masya Allah. Hidayah itu haknya Allah, jangan ditunda-tunda jika sinyal taubat itu sudah lahir di hatimu,” jelas Saptuari.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kisah mengharukan datang dari peserta seminar penulis buku “Kembali Ke Titik Nol” Saptuari Sugiharto, yang digelar di Medan. Seorang peserta seminar memotong 20 kartu kredit miliknya, sebagai bentuk taubat dari utang dan riba.
“Seorang peserta dari Kisaran mengeluarkan satu dompet khusus berisi kartu utang. Dengan gagah berani, ia memotong kartunya satu per satu, dengan tangis yang terisak. Total 20 kartu utang! Peserta yang lain menyemangati dengan takbir berulang kali: Allahuakbarrr! Allahuakbarrr!” kisah Saptuari, yang ditulis di Group Belajar Wirausaha Bareng Saptuari, Senin (13/3).
Kemudian, lanjut Saptuari, pada pengguntingan kartunya yang terakhir, tangis si pria pecah. Seolah beban utang bertahun-tahun dimuntahkan saat itu.
“Badan saya yang beruntung jadi sasaran tangis taubatnya. Nggak sampai itu saja, dia langsung sujud taubat di atas kartu utang yang berceceran di lantai panggung. Saya melihat ke sekeliling, peserta yang lain ikut terharu. Air mata menggenang bahkan menetes. Masya Allah. Hidayah itu haknya Allah, jangan ditunda-tunda jika sinyal taubat itu sudah lahir di hatimu,” jelas Saptuari.