30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Calon Pengantin & 2 Terduga Teroris Tertangkap, Rencana Bom Bunuh Diri Gagal

istimewa
WAWANCARA: Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto diwawancarai wartawan usai menyaksikan pemusnahan bahan peledak yang disita dari rumah terduga teroris Abu Hamzah cs, Kamis (14/3).

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap tiga terduga teroris yang diduga masuk jaringan Abu Hamzah alias Husein alias Upang. Dua di antaranya ditangkap di Kota Tanjungbalai dan seorang lainnya dari Kota Sibolga. Ternyata, jaringan ini telah mempersiapkan aksi bom bunuh diri. Syukurnya, rencana aksi teror tersebut berhasil digagalkan Tim Densus 88.

KAPOLDA Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, satu di antara yang ditangkap di Tanjungbalai berinisial R, wanita yang akan menjadi istri kedua Abu Hamzah. Sedangkan seorang lagi lelaki berinisial M. Kata Agus, penangkapan kedua terduga teroris di Tanjungbalai ini berkat hasil pemeriksaan dan pengembangan yang dilakukan Tim Densus 88.

“Masih dalam pengembangan. Tapi informasinya, terduga teroris R akan menjadi istri kedua AH (Abu Hamzah) dan direkrut untuk jadi ’pengantin’,” kata Kapolda kepada wartawan, Kamis (14/3).

Berdasarkan informasi yang didapat, R dibekuk di Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai. R yang masih berusia 22 tahun ini beralamat di Jalan Ampera/Jalan Protokol Bagan, Dusun II, Desa Bagan Pekan, Kecamatan Tanjungbalai Asahan, Kabupaten Asahan.

Ia diamankan lantaran terlibat dalam pembelian bahan bom Sibolga. Tak cuma itu, R sendiri merupakan istri dari Hendri Syahli Manurung (27), warga Tanjungbalai, yang merupakan salah satu anggota teroris jaringan JAD kelompok Syaifuln

yang ditembak mati oleh Densus 88 Mabes Polri pada Oktober 2018 lalu.

Sementara untuk Kota Sibolga, kata Kapolda, sudah dilakukan penangkapan terhadap empat orang. Satu tambahan lain terduga teroris berinisial M yang ditangkap di Sibolga.

“Jadi ada empat terduga teroris di Sibolga yang sudah ditangkap,” ungkapnya.

Berdasarkan data, ketiga terduga teroris yang ditangkap sebelumnya yakni Abu Hamzah alias Husein alias Upang ditangkap pada Selasa (12/3) sekira pukul 14.00 WIB di Jalan Cendrawasih atau Jalan Selamat, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas. Kemudian, AK alias Ameng dan Hal, ditangkap pada pukul 10.30 WIB pada Selasa (12/3) dari Jalan Sisingamangaraja Simpang Jalan Gambolo, Kelurahan Pancuran Kerambil, Sibolga Sambas.

Rakit Bom Lima Peti

Sementara, seorang terduga teroris lainnya, yakni istri dari terduga teroris Abu Hamzah, yang diketahui berinisial As alias Sol, tewas bersama anaknya dengan cara meledakkan diri dengan menggunakan bom di dalam rumah mereka di jalan Cendrawasih, Gang Serumpun sekira pukul 01.30 WIB pada Rabu (13/3).

Abu Hamzah sendiri, kata Agus Andrianto, sudah merakit bom sebanyak 5 peti. Bom rakitan itu sudah dipasang ke rompi untuk dijadikan bom bunuh diri. “Untuk bahan yang sudah dirakit sebanyak lima peti dan sudah dipasang dalam rompi,” kata Agus.

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, ada indikasi kelompok teroris di Sibolga akan melakukan aksi bom bunuh diri. Indikasi tersebut muncul ketika ditemukannya barang bukti berupa satu buah bom rompi di kediaman terduga teroris AK alias Amenk.

Menurut Dedi, Amenk dan P alias Ogel turut ditangkap berdasarkan pengembangan dari penangkapan terduga teroris Husain alias Abu Hamzah pada Selasa (12/3/2019) lalu. “Ya (ada indikasi melakukan bom bunuh diri). Jadi betul kelompok ini akan melakukan lonewolf. Artinya, enggak serangan kelompok, tapi serangan person to person. Polanya mereka satu orang tapi bisa memberikan efek,” kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/2) siang.

Kendati begitu, Polisi belum bisa memastikan lokasi mana saja yang menjadi target kelompok teroris tersebut. Namun, Dedi menegaskan yang menjadi sasaran kelompok teroris sudah dipastikan merupakan aparat kepolisian. “Ini masih didalami belum ada kesimpulan karena masih proses,” katanya.

Dalam operasi yang dilakukan Densus 88 Antiteror terhadap kelompok teroris di Sibolga, turut disita barang bukti beberapa jenis bom dan bahan peledak seberat 300 kilogram. Barang bukti tersebut diperoleh dari dua lokasi, yakni di kediaman Abu Hamzah dan Amenk. Dari kediaman Abu Hamzah ditemukan barang bukti berupa dua buah bom pipa tabung dan empat buah cashing tabung pipa LPG.

“Kemudian ada 100 kg flash powder potasium korat, satu buah bom pipa elbow, ada empat buah bom yang sudah tertanam di halaman rumah sebagai bom ranjau,” ungkap Dedi.

Sementara itu, dari kediaman terduga teroris Amenk ditemukan barang bukti berupa satu buah bom rompi yang berisi 10 buah bom elbow. Amenk sendiri diketahui berperan sebagai penyumbang dana sebesar Rp 15 juta terhadap kelompok teroris Sibolga untuk membeli sejumlah bahan baku bom.

“Penyitaan tersebut antara lain satu buah bom rompi yang berisi 10 buah bom elbow, kemudian satu kardus berisi bahan peledak yang masih diperiksa di lab forensik,” imbuh Dedi.

Kejar Penyandang Dana Lain

Ternyata, dua rekan Abu Hamzah (AH), yakni Ameng alias AK dan Ogel alias P ternyata memiliki peran signifikan sebagai penyandang dana dan perencana aksi teror. Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, setelah memeriksa Abu Hamzah alias Husain, diketahui ada dua orang lain yang terlibat. Pertama, Ameng sebagai penyandang dana. “Ditangkap di Sumatera Utara (Sumut),” tuturnya.

Ameng diduga memberikan uang Rp15 juta untuk membuat bom. Saat diamankan ternyata Ameng juga kedapatan menyimpan bom rompi, sepuluh bom pipa dan satu kardus bahan peledak. Kemungkinan bom rompi itu untuk melakukan aksi bunuh diri. “Bahan peledak masih diperiksa di laboratorium forensik,” ujarnya.

Terduga teroris selanjutnya, Ogel alias P yang diduga berperan aktif membantu AH merancang aksi teror. Ada juga bahan peledak yang disimpan Ogel. “Dari penangkapan beberapa hari ini, total 300 Kg bahan peledak yang didapatkan. Bom yang telah terakit jumlahnya 15 buah,” terangnya.

Jumlah bahan peledak yang begitu banyak itu sangat tidak mungkin hanya dibeli dengan Rp15 juta yang diberikan Ameng. Maka, ada kemungkinan penyandang dana lainnya. “Saat ini sedang dilakukan pengejaran,” ujarnya.

Terkait sterilisasi rumah AH dari bom, dia menjelaskan, hingga Kamis siang ditemukan setidaknya lima buah bom. Semua bom itu telah didisposal atau dimusnahkan dengan cara diledakkan. “Tapi, upaya sterilisasi masih berlangsung,” tuturnya.

Dalam waktu dekat, rumah tersebut kemungkinan bisa dinyatakan klir atau bersih dari bom. Dengan demikian sekitar 20 kepala keluarga yang terdampak bisa kembali ke rumah dan bisa memperbaiki rumah masing-masing. “Nanti akan dibantu pihak pemda,” terang mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut.

Dia juga mengklarifikasi soal jumlah anak AH. Bila sebelumnya disebut hanya tiga anak, kini dipastikan AH memiliki empat orang anak. Namun, yang menjadi korban ledakan bom hanya satu anak yang berusia sekitar 2 tahun.”Tiga anak yang lain masih dicari, inisial H usia 18 tahun, A usia 16 tahun dan S usia 11 tahun,” jelasnya.

Menurutnya, aksi teror di Indonesia mengalami fenomena baru. Pasca bom Surabaya ternyata Bom di Sibolga ini menguatkan kemungkinan bahwa perempuan mulai aktif dilibatkan untuk melakukan aksi. “Khususnya untuk lone wolf,” tuturnya.

Hal tersebut menjadi warning untuk semua pihak Agar bisa memerangi terorisme bersama. Jangan sampai ada anggota keluarga yang terpapar ideologi terorisme. “Terorisme itu musuh bangsa ini,” terangnya ditemui di kantor Divhumas Polri kemarin.

Sementara di tempat lain ditangkap pula seorang terduga teroris. Yakni, Riky Gustiadi alias Abu Riky. Dia ditangkap di Jalan Utama , Bagan Kota, Bangko, Rokan Hilir, Riau. Kendati belum dipastikan keterkaitannya dengan kelompok Sibolga, namun Abu Riky memiliki rencana melakukan aksi teror di sejumlah kantor kepolisian. “Dia aktif berkomunikasi melalui grup-grup teroris,” ujarnya.

Ada sejumlah hal yang dilakukan, yakni mengunggah video ledakan di Senayan saat debat Capres ke grup Channel Media Khalifah. Mengunggah poster propaganda berupa kelompok ISIS di Filipina. “Juga mengungkapkan kebencian terhadap Densus 88 Anti Teror,” terangnya.

Dia juga mengarahkan anggota grup WA Panji Hitam untuk melakukan aksi teror dengan sasaran kepolisian. “Ada sejumlah barang bukti yang disita, yakni delapan busur panah, stun gun, face target dan sejumlah alat elektronik, “ terangnya.

Periksa Potongan Tubuh

Tim DVI Polda Sumut dan Tim Labfor Mabes Polri dibantu dokter forensik PPDS USU melakukan identifikasi terhadap serpihan tubuh yang ditemukan di sekitar rumah terduga teroris Abu Hamzah alias Upang alias Tupang, Kamis (14/3). Identifikasi dilakukan di kamar jenazah Rumah Sakit FL Tobing Sibolga. Diduga potongan tubuh tersebut merupakan potongan tubuh As alias Sol, istri dari Abu Hamzah yang diduga meledakkan diri bersama anaknya.

Namun belum diketahui, apakah potongan tersebut merupakan dua tubuh atau hanya tubuh istri Upang. Karena, tim masih terus bekerja mengumpulkan bukti-bukti potongan tubuh dari TKP. “Kita masih kerja, mau ke TKP. Belum bisa memberi keterangan,” kata salah seorang dari tim saat keluar dari kamar jenazah.

Beberapa potongan tubuh yang ditemukan di antaranya, usus, potongan tulang paha dan beberapa serpihan tubuh lain yang dimasukkan ke plastik bening. (dvs/ts/dh/smg/idr/jpg)

istimewa
WAWANCARA: Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto diwawancarai wartawan usai menyaksikan pemusnahan bahan peledak yang disita dari rumah terduga teroris Abu Hamzah cs, Kamis (14/3).

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap tiga terduga teroris yang diduga masuk jaringan Abu Hamzah alias Husein alias Upang. Dua di antaranya ditangkap di Kota Tanjungbalai dan seorang lainnya dari Kota Sibolga. Ternyata, jaringan ini telah mempersiapkan aksi bom bunuh diri. Syukurnya, rencana aksi teror tersebut berhasil digagalkan Tim Densus 88.

KAPOLDA Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, satu di antara yang ditangkap di Tanjungbalai berinisial R, wanita yang akan menjadi istri kedua Abu Hamzah. Sedangkan seorang lagi lelaki berinisial M. Kata Agus, penangkapan kedua terduga teroris di Tanjungbalai ini berkat hasil pemeriksaan dan pengembangan yang dilakukan Tim Densus 88.

“Masih dalam pengembangan. Tapi informasinya, terduga teroris R akan menjadi istri kedua AH (Abu Hamzah) dan direkrut untuk jadi ’pengantin’,” kata Kapolda kepada wartawan, Kamis (14/3).

Berdasarkan informasi yang didapat, R dibekuk di Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai. R yang masih berusia 22 tahun ini beralamat di Jalan Ampera/Jalan Protokol Bagan, Dusun II, Desa Bagan Pekan, Kecamatan Tanjungbalai Asahan, Kabupaten Asahan.

Ia diamankan lantaran terlibat dalam pembelian bahan bom Sibolga. Tak cuma itu, R sendiri merupakan istri dari Hendri Syahli Manurung (27), warga Tanjungbalai, yang merupakan salah satu anggota teroris jaringan JAD kelompok Syaifuln

yang ditembak mati oleh Densus 88 Mabes Polri pada Oktober 2018 lalu.

Sementara untuk Kota Sibolga, kata Kapolda, sudah dilakukan penangkapan terhadap empat orang. Satu tambahan lain terduga teroris berinisial M yang ditangkap di Sibolga.

“Jadi ada empat terduga teroris di Sibolga yang sudah ditangkap,” ungkapnya.

Berdasarkan data, ketiga terduga teroris yang ditangkap sebelumnya yakni Abu Hamzah alias Husein alias Upang ditangkap pada Selasa (12/3) sekira pukul 14.00 WIB di Jalan Cendrawasih atau Jalan Selamat, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas. Kemudian, AK alias Ameng dan Hal, ditangkap pada pukul 10.30 WIB pada Selasa (12/3) dari Jalan Sisingamangaraja Simpang Jalan Gambolo, Kelurahan Pancuran Kerambil, Sibolga Sambas.

Rakit Bom Lima Peti

Sementara, seorang terduga teroris lainnya, yakni istri dari terduga teroris Abu Hamzah, yang diketahui berinisial As alias Sol, tewas bersama anaknya dengan cara meledakkan diri dengan menggunakan bom di dalam rumah mereka di jalan Cendrawasih, Gang Serumpun sekira pukul 01.30 WIB pada Rabu (13/3).

Abu Hamzah sendiri, kata Agus Andrianto, sudah merakit bom sebanyak 5 peti. Bom rakitan itu sudah dipasang ke rompi untuk dijadikan bom bunuh diri. “Untuk bahan yang sudah dirakit sebanyak lima peti dan sudah dipasang dalam rompi,” kata Agus.

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, ada indikasi kelompok teroris di Sibolga akan melakukan aksi bom bunuh diri. Indikasi tersebut muncul ketika ditemukannya barang bukti berupa satu buah bom rompi di kediaman terduga teroris AK alias Amenk.

Menurut Dedi, Amenk dan P alias Ogel turut ditangkap berdasarkan pengembangan dari penangkapan terduga teroris Husain alias Abu Hamzah pada Selasa (12/3/2019) lalu. “Ya (ada indikasi melakukan bom bunuh diri). Jadi betul kelompok ini akan melakukan lonewolf. Artinya, enggak serangan kelompok, tapi serangan person to person. Polanya mereka satu orang tapi bisa memberikan efek,” kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/2) siang.

Kendati begitu, Polisi belum bisa memastikan lokasi mana saja yang menjadi target kelompok teroris tersebut. Namun, Dedi menegaskan yang menjadi sasaran kelompok teroris sudah dipastikan merupakan aparat kepolisian. “Ini masih didalami belum ada kesimpulan karena masih proses,” katanya.

Dalam operasi yang dilakukan Densus 88 Antiteror terhadap kelompok teroris di Sibolga, turut disita barang bukti beberapa jenis bom dan bahan peledak seberat 300 kilogram. Barang bukti tersebut diperoleh dari dua lokasi, yakni di kediaman Abu Hamzah dan Amenk. Dari kediaman Abu Hamzah ditemukan barang bukti berupa dua buah bom pipa tabung dan empat buah cashing tabung pipa LPG.

“Kemudian ada 100 kg flash powder potasium korat, satu buah bom pipa elbow, ada empat buah bom yang sudah tertanam di halaman rumah sebagai bom ranjau,” ungkap Dedi.

Sementara itu, dari kediaman terduga teroris Amenk ditemukan barang bukti berupa satu buah bom rompi yang berisi 10 buah bom elbow. Amenk sendiri diketahui berperan sebagai penyumbang dana sebesar Rp 15 juta terhadap kelompok teroris Sibolga untuk membeli sejumlah bahan baku bom.

“Penyitaan tersebut antara lain satu buah bom rompi yang berisi 10 buah bom elbow, kemudian satu kardus berisi bahan peledak yang masih diperiksa di lab forensik,” imbuh Dedi.

Kejar Penyandang Dana Lain

Ternyata, dua rekan Abu Hamzah (AH), yakni Ameng alias AK dan Ogel alias P ternyata memiliki peran signifikan sebagai penyandang dana dan perencana aksi teror. Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, setelah memeriksa Abu Hamzah alias Husain, diketahui ada dua orang lain yang terlibat. Pertama, Ameng sebagai penyandang dana. “Ditangkap di Sumatera Utara (Sumut),” tuturnya.

Ameng diduga memberikan uang Rp15 juta untuk membuat bom. Saat diamankan ternyata Ameng juga kedapatan menyimpan bom rompi, sepuluh bom pipa dan satu kardus bahan peledak. Kemungkinan bom rompi itu untuk melakukan aksi bunuh diri. “Bahan peledak masih diperiksa di laboratorium forensik,” ujarnya.

Terduga teroris selanjutnya, Ogel alias P yang diduga berperan aktif membantu AH merancang aksi teror. Ada juga bahan peledak yang disimpan Ogel. “Dari penangkapan beberapa hari ini, total 300 Kg bahan peledak yang didapatkan. Bom yang telah terakit jumlahnya 15 buah,” terangnya.

Jumlah bahan peledak yang begitu banyak itu sangat tidak mungkin hanya dibeli dengan Rp15 juta yang diberikan Ameng. Maka, ada kemungkinan penyandang dana lainnya. “Saat ini sedang dilakukan pengejaran,” ujarnya.

Terkait sterilisasi rumah AH dari bom, dia menjelaskan, hingga Kamis siang ditemukan setidaknya lima buah bom. Semua bom itu telah didisposal atau dimusnahkan dengan cara diledakkan. “Tapi, upaya sterilisasi masih berlangsung,” tuturnya.

Dalam waktu dekat, rumah tersebut kemungkinan bisa dinyatakan klir atau bersih dari bom. Dengan demikian sekitar 20 kepala keluarga yang terdampak bisa kembali ke rumah dan bisa memperbaiki rumah masing-masing. “Nanti akan dibantu pihak pemda,” terang mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut.

Dia juga mengklarifikasi soal jumlah anak AH. Bila sebelumnya disebut hanya tiga anak, kini dipastikan AH memiliki empat orang anak. Namun, yang menjadi korban ledakan bom hanya satu anak yang berusia sekitar 2 tahun.”Tiga anak yang lain masih dicari, inisial H usia 18 tahun, A usia 16 tahun dan S usia 11 tahun,” jelasnya.

Menurutnya, aksi teror di Indonesia mengalami fenomena baru. Pasca bom Surabaya ternyata Bom di Sibolga ini menguatkan kemungkinan bahwa perempuan mulai aktif dilibatkan untuk melakukan aksi. “Khususnya untuk lone wolf,” tuturnya.

Hal tersebut menjadi warning untuk semua pihak Agar bisa memerangi terorisme bersama. Jangan sampai ada anggota keluarga yang terpapar ideologi terorisme. “Terorisme itu musuh bangsa ini,” terangnya ditemui di kantor Divhumas Polri kemarin.

Sementara di tempat lain ditangkap pula seorang terduga teroris. Yakni, Riky Gustiadi alias Abu Riky. Dia ditangkap di Jalan Utama , Bagan Kota, Bangko, Rokan Hilir, Riau. Kendati belum dipastikan keterkaitannya dengan kelompok Sibolga, namun Abu Riky memiliki rencana melakukan aksi teror di sejumlah kantor kepolisian. “Dia aktif berkomunikasi melalui grup-grup teroris,” ujarnya.

Ada sejumlah hal yang dilakukan, yakni mengunggah video ledakan di Senayan saat debat Capres ke grup Channel Media Khalifah. Mengunggah poster propaganda berupa kelompok ISIS di Filipina. “Juga mengungkapkan kebencian terhadap Densus 88 Anti Teror,” terangnya.

Dia juga mengarahkan anggota grup WA Panji Hitam untuk melakukan aksi teror dengan sasaran kepolisian. “Ada sejumlah barang bukti yang disita, yakni delapan busur panah, stun gun, face target dan sejumlah alat elektronik, “ terangnya.

Periksa Potongan Tubuh

Tim DVI Polda Sumut dan Tim Labfor Mabes Polri dibantu dokter forensik PPDS USU melakukan identifikasi terhadap serpihan tubuh yang ditemukan di sekitar rumah terduga teroris Abu Hamzah alias Upang alias Tupang, Kamis (14/3). Identifikasi dilakukan di kamar jenazah Rumah Sakit FL Tobing Sibolga. Diduga potongan tubuh tersebut merupakan potongan tubuh As alias Sol, istri dari Abu Hamzah yang diduga meledakkan diri bersama anaknya.

Namun belum diketahui, apakah potongan tersebut merupakan dua tubuh atau hanya tubuh istri Upang. Karena, tim masih terus bekerja mengumpulkan bukti-bukti potongan tubuh dari TKP. “Kita masih kerja, mau ke TKP. Belum bisa memberi keterangan,” kata salah seorang dari tim saat keluar dari kamar jenazah.

Beberapa potongan tubuh yang ditemukan di antaranya, usus, potongan tulang paha dan beberapa serpihan tubuh lain yang dimasukkan ke plastik bening. (dvs/ts/dh/smg/idr/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/