24.1 C
Medan
Thursday, November 14, 2024
spot_img

Sumut Transmisi Lokal Covid-19, Kasus Positif Tembus 100 Orang

BANTUAN Gubsu Edy Rahmayadi saat menerima bantuan dari Masyarakat Tionghoa Sumut di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (14/4).
BANTUAN Gubsu Edy Rahmayadi saat menerima bantuan dari Masyarakat Tionghoa Sumut di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (14/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) saat ini sudah masuk dalam kategori pusat penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hal ini dikarenakan dalam beberapa kasus positif Corona, telah terjadi transmisi lokal (penyebaran dari masyarakat ke masyarakat setempat), bukan lagi dari luar wilayah Sumut.

JURU Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengungkapkan hal itu dalam keterangan pers melalui video streaming, Selasa (14/4). Akan tetapi, kata Aris, secara resmi kategori ‘pusat penyebaran’ itu belum ditetapkan oleh Pemeritah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. “Apakah Sumut sudah memasuki penyebaran Covid-19, (jawabannya) iya,” kata Aris.

Dia mengaku, ada beberapa literatur atau informasi yang informal diterima pihaknya, bahwa Sumut sudah merupakan daerah yang memiliki local transmition. Namun demikian, secara resmi belum menerima suratnya.

“Berdasarkan informasi-informasi di luar seperti itu (transmisi lokal). Hal ini masih terus menjadi tugas kami untuk melakukan penyelidikan epidemiologi guna membuktikan informasi-informasi tersebut,” ungkapnyan

Ia menyatakan, harus disadari faktor pendorong penyakit Covid-19 ini adalah orang yang terinfeksi dengan pergerakan aktivitas yang memungkinkan penyakit ini berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Kemudian, adanya kelompok masyarakat yang rentan karena tidak bisa melindungi dirinya, tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak komunikasi lebih dari 2 meter secara fisik. Inilah yang menjadi ruang besar terjadinya penularan-penularan di luar rumah sakit.

“Oleh karena itu, mutlak harus dibatasi aktivitas sosial kita, mobilitas sosial agar risiko menularkan atau tertular bisa kita tekan semaksimal mungkin. Untuk itu, hanya satu yang bisa kita lakukan mari bergotong-royong, bertenggang rasa, saling melindungi dengan cara mematuhi ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah,” katanya.

Menurut sekretaris Dinas Kesehatan Sumut ini, sifat virus Corona mampu berkembang biak dengan membelah diri, mereplikasi dirinya dan seringkali bermutasi. Karena itu, ini sangat rentan apabila orang yang tak patut untuk tetap tinggal di rumah terpapar berulang-ulang oleh pembawa virus.

Secara klinis, gambaran jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh pada gambaran keluhan klinisnya. Semakin banyak virus yang masuk ke dalam tubuh, maka akan semakin berat gejala fisik yang nantinya muncul. Maka dari itu, seluruh dunia sepakat untuk menyatakan tetap tinggal di rumah agar paparan virus ini tak semakin hari semakin banyak, yang nantinya akan berimplikasi kepada keluhan fisik semakin lama semakin buruk.

“Kita sudah menyaksikan penyebaran virus corona sejak beberapa minggu terakhir ini, semakin cepat dan semakin banyak. Ini adalah gambaran nyata bahwa aktivitas sosial kita belum kita batasi dengan baik. Oleh karena itu. marilah bersama-sama kita pahami, harus sadar bahwa diantara keluarga masyarakat ada keluarga yang rentan terinfeksi, rentan terpapar oleh virus yaitu orang yang masih memiliki aktivitas sosial sangat aktif berada di luar rumah dan terkadang tidak penting. Akibatnya, akan terpapar oleh banyak sekali virus yang dibawa oleh orang lain yang kita tidak tahu, apakah mereka dalam kondisi sakit atau tidak. Karena, gambaran orang tanpa gejala sudah dipastikan tidak ada keluhan apa-apa,” papar Aris.

Dijelaskannya, setiap orang di dalam tubuhnya sudah ada virus, atau orang dengan keluhan yang ringan sehingga diinterpretasikan sebagai sakit. Apabila ini kemudian mengenai para lansia, para orang tua yang disertai penyakit bawaan sebelumnya, pada kasus hipertensi diabetes maka akan dengan cepat kondisinya menjadi buruk. Hal inilah yang nanti berkontribusi terhadap penyebab kematian.

Untuk itu, mari lindungi mereka, lindungi siapapun yang rentan dengan cara tetap tinggal di rumah saja. Manakala ada sesuatu yang penting tak bisa ditinggalkan dan harus keluar rumah, gunakan masker dan batasi di luar rumah. Setelah itu, secepatnya kembali kalau memang sudah tak ada lagi yang dilakukan di luar rumah.

“Imunitas seseorang akan menentukan berat ringannya gejala yang muncul, termasuk rentan tidaknya seseorang untuk tertular infeksi virus ini. Namun, dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, sabar, tenang, istirahat, olahraga teratur dan tidak panik, menjadi sangat penting. Selain itu, gunakan master, jangan menyentuh mata, mulut, hidung sebelum cuci tangan sampai bersih menggunakan sabun dengan air yang mengalir minimal 20 detik,” terangnya.

Aris menyebutkan, hingga Selasa sore jumlah psotif Covid-19 di Sumut sudah mencapai 100 orang, dimana pasien positif hasil swab PCR berjumlah 76 orang dan rapid test 24 orang. Dari jumlah ini, 9 orang meninggal dunia dan 11 orang sembuh. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 96 orang.

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 101 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 2.421 jiwa. Dari jumlah PDP Covid-19 tersebut, terdapat 4 orang anak yang sedang dirawat di RSU Martha Friska Multatuli. “Kita patut bersyukur bahwa sudah ada 11 orang yang sembuh dari penyakit ini. Hal itu menunjukkan bahwa Covid-19 dapat disembuhkan dan kita mampu. Semoga jumlah pasien yang sembuh bisa terus bertambah dari waktu ke waktu, mari kita bangkitkan optimisme secara bersama-sama,” sebutnya.

Diutarakan Aris, data-data tentang Covid-19 tersebut merupakan data yang digunakan bukan hanya dalam konteks untuk merawat pasien. Akan tetapi, juga dalam konteks untuk melakukan penelusuran kontak erat agar di luar terus-menerus bisa mencari, menemukan dan melakukan isolasi, sehingga penularan tidak terus terjadi.

Kunci keberhasilan penanganan Covid-19 adalah basis kekuatan masyarakat semua. Kekuatan masyarakat untuk saling disiplin, patuh mengingatkan satu sama lain, bergotong-royong agar tetap berada di rumah, menjaga jarak pada saat komunikasi sosial secara fisik, gunakan masker, cuci tangan dengan sabun dan tak melaksanakan perjalanan ke manapun serta tetap berada di rumah.

“Berpergian ke manapun akan mendatangkan risiko besar, karena mungkin terpapar oleh orang yang sakit. Tapi, manakala kita yang sakit mendatangi orang tua di kampung maka ini akan menyebabkan mereka menjadi sakit. Penyebaran masih terjadi, oleh karena itu patuhilah kebijakan yang harus dipatuhi, bukan hanya untuk diketahui tapi harus dijalankan. Insya Allah bulan ramadan akan kita hadapi, maka itu mari kita bersama karena bersama kita bisa menjaga agar tetap sehat,” harapnya.

Aris mengaku, saat ini sampel dari semua penderita Covid-19 dikirimkan ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Karena padatnya pengiriman spesimen yang ada di Jakarta, sehingga mungkin semua data-data yang diperlukan dari pasien ini menjadi lambat masuk. Oleh sebab itu, dalam waktu yang tidak lama lagi akan bekerja sama dengan salah satu instansi vertikal kementerian yang akan membantu pemeriksaan spesimen di Sumut.

BANTUAN Gubsu Edy Rahmayadi saat menerima bantuan dari Masyarakat Tionghoa Sumut di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (14/4).
BANTUAN Gubsu Edy Rahmayadi saat menerima bantuan dari Masyarakat Tionghoa Sumut di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (14/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) saat ini sudah masuk dalam kategori pusat penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hal ini dikarenakan dalam beberapa kasus positif Corona, telah terjadi transmisi lokal (penyebaran dari masyarakat ke masyarakat setempat), bukan lagi dari luar wilayah Sumut.

JURU Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengungkapkan hal itu dalam keterangan pers melalui video streaming, Selasa (14/4). Akan tetapi, kata Aris, secara resmi kategori ‘pusat penyebaran’ itu belum ditetapkan oleh Pemeritah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. “Apakah Sumut sudah memasuki penyebaran Covid-19, (jawabannya) iya,” kata Aris.

Dia mengaku, ada beberapa literatur atau informasi yang informal diterima pihaknya, bahwa Sumut sudah merupakan daerah yang memiliki local transmition. Namun demikian, secara resmi belum menerima suratnya.

“Berdasarkan informasi-informasi di luar seperti itu (transmisi lokal). Hal ini masih terus menjadi tugas kami untuk melakukan penyelidikan epidemiologi guna membuktikan informasi-informasi tersebut,” ungkapnyan

Ia menyatakan, harus disadari faktor pendorong penyakit Covid-19 ini adalah orang yang terinfeksi dengan pergerakan aktivitas yang memungkinkan penyakit ini berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Kemudian, adanya kelompok masyarakat yang rentan karena tidak bisa melindungi dirinya, tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak komunikasi lebih dari 2 meter secara fisik. Inilah yang menjadi ruang besar terjadinya penularan-penularan di luar rumah sakit.

“Oleh karena itu, mutlak harus dibatasi aktivitas sosial kita, mobilitas sosial agar risiko menularkan atau tertular bisa kita tekan semaksimal mungkin. Untuk itu, hanya satu yang bisa kita lakukan mari bergotong-royong, bertenggang rasa, saling melindungi dengan cara mematuhi ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah,” katanya.

Menurut sekretaris Dinas Kesehatan Sumut ini, sifat virus Corona mampu berkembang biak dengan membelah diri, mereplikasi dirinya dan seringkali bermutasi. Karena itu, ini sangat rentan apabila orang yang tak patut untuk tetap tinggal di rumah terpapar berulang-ulang oleh pembawa virus.

Secara klinis, gambaran jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh pada gambaran keluhan klinisnya. Semakin banyak virus yang masuk ke dalam tubuh, maka akan semakin berat gejala fisik yang nantinya muncul. Maka dari itu, seluruh dunia sepakat untuk menyatakan tetap tinggal di rumah agar paparan virus ini tak semakin hari semakin banyak, yang nantinya akan berimplikasi kepada keluhan fisik semakin lama semakin buruk.

“Kita sudah menyaksikan penyebaran virus corona sejak beberapa minggu terakhir ini, semakin cepat dan semakin banyak. Ini adalah gambaran nyata bahwa aktivitas sosial kita belum kita batasi dengan baik. Oleh karena itu. marilah bersama-sama kita pahami, harus sadar bahwa diantara keluarga masyarakat ada keluarga yang rentan terinfeksi, rentan terpapar oleh virus yaitu orang yang masih memiliki aktivitas sosial sangat aktif berada di luar rumah dan terkadang tidak penting. Akibatnya, akan terpapar oleh banyak sekali virus yang dibawa oleh orang lain yang kita tidak tahu, apakah mereka dalam kondisi sakit atau tidak. Karena, gambaran orang tanpa gejala sudah dipastikan tidak ada keluhan apa-apa,” papar Aris.

Dijelaskannya, setiap orang di dalam tubuhnya sudah ada virus, atau orang dengan keluhan yang ringan sehingga diinterpretasikan sebagai sakit. Apabila ini kemudian mengenai para lansia, para orang tua yang disertai penyakit bawaan sebelumnya, pada kasus hipertensi diabetes maka akan dengan cepat kondisinya menjadi buruk. Hal inilah yang nanti berkontribusi terhadap penyebab kematian.

Untuk itu, mari lindungi mereka, lindungi siapapun yang rentan dengan cara tetap tinggal di rumah saja. Manakala ada sesuatu yang penting tak bisa ditinggalkan dan harus keluar rumah, gunakan masker dan batasi di luar rumah. Setelah itu, secepatnya kembali kalau memang sudah tak ada lagi yang dilakukan di luar rumah.

“Imunitas seseorang akan menentukan berat ringannya gejala yang muncul, termasuk rentan tidaknya seseorang untuk tertular infeksi virus ini. Namun, dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, sabar, tenang, istirahat, olahraga teratur dan tidak panik, menjadi sangat penting. Selain itu, gunakan master, jangan menyentuh mata, mulut, hidung sebelum cuci tangan sampai bersih menggunakan sabun dengan air yang mengalir minimal 20 detik,” terangnya.

Aris menyebutkan, hingga Selasa sore jumlah psotif Covid-19 di Sumut sudah mencapai 100 orang, dimana pasien positif hasil swab PCR berjumlah 76 orang dan rapid test 24 orang. Dari jumlah ini, 9 orang meninggal dunia dan 11 orang sembuh. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 96 orang.

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 101 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 2.421 jiwa. Dari jumlah PDP Covid-19 tersebut, terdapat 4 orang anak yang sedang dirawat di RSU Martha Friska Multatuli. “Kita patut bersyukur bahwa sudah ada 11 orang yang sembuh dari penyakit ini. Hal itu menunjukkan bahwa Covid-19 dapat disembuhkan dan kita mampu. Semoga jumlah pasien yang sembuh bisa terus bertambah dari waktu ke waktu, mari kita bangkitkan optimisme secara bersama-sama,” sebutnya.

Diutarakan Aris, data-data tentang Covid-19 tersebut merupakan data yang digunakan bukan hanya dalam konteks untuk merawat pasien. Akan tetapi, juga dalam konteks untuk melakukan penelusuran kontak erat agar di luar terus-menerus bisa mencari, menemukan dan melakukan isolasi, sehingga penularan tidak terus terjadi.

Kunci keberhasilan penanganan Covid-19 adalah basis kekuatan masyarakat semua. Kekuatan masyarakat untuk saling disiplin, patuh mengingatkan satu sama lain, bergotong-royong agar tetap berada di rumah, menjaga jarak pada saat komunikasi sosial secara fisik, gunakan masker, cuci tangan dengan sabun dan tak melaksanakan perjalanan ke manapun serta tetap berada di rumah.

“Berpergian ke manapun akan mendatangkan risiko besar, karena mungkin terpapar oleh orang yang sakit. Tapi, manakala kita yang sakit mendatangi orang tua di kampung maka ini akan menyebabkan mereka menjadi sakit. Penyebaran masih terjadi, oleh karena itu patuhilah kebijakan yang harus dipatuhi, bukan hanya untuk diketahui tapi harus dijalankan. Insya Allah bulan ramadan akan kita hadapi, maka itu mari kita bersama karena bersama kita bisa menjaga agar tetap sehat,” harapnya.

Aris mengaku, saat ini sampel dari semua penderita Covid-19 dikirimkan ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Karena padatnya pengiriman spesimen yang ada di Jakarta, sehingga mungkin semua data-data yang diperlukan dari pasien ini menjadi lambat masuk. Oleh sebab itu, dalam waktu yang tidak lama lagi akan bekerja sama dengan salah satu instansi vertikal kementerian yang akan membantu pemeriksaan spesimen di Sumut.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/