26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Pedagang Sutomo Melawan Lagi, Petugas Luka Dilempar Batu

Foto: Rizky/PM Petugas Satpol PP yang luka-luka kena lemparan batu pedagang kaki lima di Jalan Sutomo, dirawat di rumah sakit.
Foto: Rizky/PM
Petugas Satpol PP yang luka-luka kena lemparan batu pedagang kaki lima di Jalan Sutomo, dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pedagang kaki lima (PKL) Jalan Sutomo dan Jalan Perjuangan kembali bentrok dengan petugas Sat Pol PP. Akibatnya, 3 petugas Sat Pol PP menderita luka di bagian kepala dan pinggang lantaran dihantam batu. Ketiga petugas langsung dilarikan ke RSU dr Pirngadi Medan, Rabu (30/3) dini hari.

Ketiga petugas Satpol PP yang cidera masing-masing Gani Sukma Nasution (21). Dia mengalami luka robek di kening hingga harus mendapatkan 5 jahitan. Lalu, Aditya Nugroho (25). Dia mengalami luka lebih parah juga di bagian kening sehingga harus mendapat 15 jahitan. Terakhir Syaifullah (33). Dia mengalami luka memar di pinggang. Kini ketiganya dirawat di Ruang Dahlia Kamar 10 RSUP Pirngadi Medan.

Pelemparan yang dilakukan para preman ini terjadi saat tim gabungan yang dipimpin Kasatpol PP Kota Medan, melakukan penertiban di sekitar Jalan Perjuangan Medan sekitar pukul 03.00 WIB. Ketika mengamankan sayuran dari sejumlah lokasi, termasuk rumah penduduk yang menjadi tempat penyimpanan, tiba-tiba ‘hujan batu’ pun terjadi.

Serangan membabi-buta ini membuat tim gabungan menghentikan penertiban dan bertahan untuk mempertahankan diri. Hujan batu terus berlanjut. Namun tak seorang pun petugas tim gabungan yang cedera. Hanya saja lemparan yang dilakukan para preman tersebut merusak dua unit mobil dinas milik Satpol PP, kaca depan pecah.

Aksi para preman tersebut tidak berlangsung lama. Sebab tim gabungan dibantu Polisi dan TNI berhasil menghalau preman. Tak mau tertangkap, para preman akhirnya melarikan diri di tengah kegelapan malam. Setelah menguasai keadaan, tim gabungan kembali melanjutkan penertiban.

Selanjutnya, tim gabungan bergerak meninggalkan lokasi. Mereka kemudian melakukan penyisiran di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya. Usai mengamankan sayuran milik pedagang di Jalan Bedagai dan lahan milik Kantor Pos di dekat bekas bangunan RRI, tim gabungan selanjutnya bergerak menuju bundaran Jalan Veteran (bekas terminal).

Di tempat tersebut, tim gabungan tetap berjaga. Tak lama berselang, satu persatu pedagang mendatangi tim gabungan. Terutama ke arah truk dan pick-up yang berisi sayuran. Mereka selanjutnya minta agar semua sayuran yang telah diamankan tersebut diserahkan kembali.

Namun permintaan tersebut ditolak. Kondisi semakin memanas. Para pedagang yang umumnya inang-inang ini pun semakin tersulut emosi. Mereka pun mencaci-maki petugas. Di tengah makian, tiba-tiba hujan batu turun. Itu membuat tim gabungan berhamburan menyelamatkan diri.

 

Namun apes bagi ketiga korban. Meski sudah berusaha menyelamatkan diri, namun lemparan batu masih mengenai kepala dan tubuh mereka. Gani dan Aditya langsung ambruk lantaran keningnya koyak dihantam batu. Sedangkan Syaifullah langsung terduduk setelah pinggangnya terkena lemparan batu.

Ketiganya langsung dibawa ke posko di depan Kantor PD Pasar Jalan Sutomo. Mereka sempat menjalani perawatan oleh tim medis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam satu unit mobil ambulans. Lantaran luka cukup parah, ketiganya kemudian dibawa ke RSUD dr Pirngadi untuk mendapatkan perawatan insentif.

Hujan batu berlangsung sekitar dua jam. Para pedagang bersama preman sempat memblokir Jalan Sutomo untuk menghadang tim gabungan yang hendak kembali ke posko di depan Kantor PD Pasar. Namun aksi ini kemudian berhasil dihentikan oleh polisi yang tergabung dengan tim.

Kasatpol PP M Sofyan tak gentar. Dirinya menegaskan penertiban ini akan terus dilaksanakan sampai kawasan Jalan Sutomo, Jalan Perjuangan dan Jalan Rakyat bersih dari pedagang yang berjualan buah dan sayur.

“Penertiban terus kita laksanakan. Tidak ada istilah berhenti. Kita ingin kawasan Jalan Sutomo dan Jalan Rakyat benar-benar steril dari kehadiran PKL,” tegas Sofyan.

Sofyan menuturkan, aksi pelemparan yang menyebabkan 3 anggotanya menjadi korban bukan dilakukan pedagang melainkan para preman yang membackup habis PKL. Hal itu sengaja dilakukan agar para pedagang tetap berjualan sehingga para preman tetap tersebut mendapatkan ‘upeti’.

“Wajar kalau pedagang masih berani berjualan meski kita jor-joran melakukan penertiban. Pasalnya, mereka (pedagang, red) diback up preman. Seiring itu, kita minta kepada aparat kepolisian segera mengusut dan menangkap pelaku pelemparan. Sebab, sudah 6 orang anggota kita (Satpol PP) yang menjadi korban pelemparan,” ungkapnya.

 

BECAK BARANG DITERTIBKAN

Dari penertiban yang dilakukan, Dishub baru berhasil mengamankan 2 unit becak barang. Selanjutnya, becak barang yang diyakini tidak memiliki izin dan dilengkapi surat-surat itu selanjutnya ditempatkan di Kantor Satpol PP Medan. Kadishub Kota Medan, Renward Parapat menegaskan, penertiban terhadap becak barang ini akan terus dilakukan sampai kawasan Jalan Sutomo bersih dari becak barang.

Menurut Renward, becak barang yang ditertibkan itu tidak memiliki izin dan surat-surat. Berdasarkan pantauan yang dilakukan selama ini, rata-rata becak barang yang beroperasi di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya tidak punya izin. “Malah dua unit becak barang yang kita amankan itu tidak memiliki surat-surat lagi,” jelasnya.

Kedua unit becak barang itu bilang Renward, selanjutnya ditahan dan ditempatkan di Kantor Satpol PP. Selanjutnya diajukan ke pengadilan. Untuk itu Renward menghimbau kepada para penarik becak barang agar tidak memasuki kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya lagi guna menghindari penertiban. Apalagi kawasan itu telah dilarang untuk tempat berjualan.

“Jadi penertiban becak barang ini akan terus kita lakukan. Bahkan, tadi (30/3) juga, kita turunkan tim untuk melakukan penertiban terhadap becak-becak barang. Setelah becak barang, baru kita fokuskan untuk menindak mobil pick-up yang mengangkut sayuran dan buah milik para pedagang pada saat melakukan bongklar muat di Jalan Sutomo dan sekitarnya!” tegas Renward. (ali/riz/mag-4/ala)

Foto: Rizky/PM Petugas Satpol PP yang luka-luka kena lemparan batu pedagang kaki lima di Jalan Sutomo, dirawat di rumah sakit.
Foto: Rizky/PM
Petugas Satpol PP yang luka-luka kena lemparan batu pedagang kaki lima di Jalan Sutomo, dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pedagang kaki lima (PKL) Jalan Sutomo dan Jalan Perjuangan kembali bentrok dengan petugas Sat Pol PP. Akibatnya, 3 petugas Sat Pol PP menderita luka di bagian kepala dan pinggang lantaran dihantam batu. Ketiga petugas langsung dilarikan ke RSU dr Pirngadi Medan, Rabu (30/3) dini hari.

Ketiga petugas Satpol PP yang cidera masing-masing Gani Sukma Nasution (21). Dia mengalami luka robek di kening hingga harus mendapatkan 5 jahitan. Lalu, Aditya Nugroho (25). Dia mengalami luka lebih parah juga di bagian kening sehingga harus mendapat 15 jahitan. Terakhir Syaifullah (33). Dia mengalami luka memar di pinggang. Kini ketiganya dirawat di Ruang Dahlia Kamar 10 RSUP Pirngadi Medan.

Pelemparan yang dilakukan para preman ini terjadi saat tim gabungan yang dipimpin Kasatpol PP Kota Medan, melakukan penertiban di sekitar Jalan Perjuangan Medan sekitar pukul 03.00 WIB. Ketika mengamankan sayuran dari sejumlah lokasi, termasuk rumah penduduk yang menjadi tempat penyimpanan, tiba-tiba ‘hujan batu’ pun terjadi.

Serangan membabi-buta ini membuat tim gabungan menghentikan penertiban dan bertahan untuk mempertahankan diri. Hujan batu terus berlanjut. Namun tak seorang pun petugas tim gabungan yang cedera. Hanya saja lemparan yang dilakukan para preman tersebut merusak dua unit mobil dinas milik Satpol PP, kaca depan pecah.

Aksi para preman tersebut tidak berlangsung lama. Sebab tim gabungan dibantu Polisi dan TNI berhasil menghalau preman. Tak mau tertangkap, para preman akhirnya melarikan diri di tengah kegelapan malam. Setelah menguasai keadaan, tim gabungan kembali melanjutkan penertiban.

Selanjutnya, tim gabungan bergerak meninggalkan lokasi. Mereka kemudian melakukan penyisiran di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya. Usai mengamankan sayuran milik pedagang di Jalan Bedagai dan lahan milik Kantor Pos di dekat bekas bangunan RRI, tim gabungan selanjutnya bergerak menuju bundaran Jalan Veteran (bekas terminal).

Di tempat tersebut, tim gabungan tetap berjaga. Tak lama berselang, satu persatu pedagang mendatangi tim gabungan. Terutama ke arah truk dan pick-up yang berisi sayuran. Mereka selanjutnya minta agar semua sayuran yang telah diamankan tersebut diserahkan kembali.

Namun permintaan tersebut ditolak. Kondisi semakin memanas. Para pedagang yang umumnya inang-inang ini pun semakin tersulut emosi. Mereka pun mencaci-maki petugas. Di tengah makian, tiba-tiba hujan batu turun. Itu membuat tim gabungan berhamburan menyelamatkan diri.

 

Namun apes bagi ketiga korban. Meski sudah berusaha menyelamatkan diri, namun lemparan batu masih mengenai kepala dan tubuh mereka. Gani dan Aditya langsung ambruk lantaran keningnya koyak dihantam batu. Sedangkan Syaifullah langsung terduduk setelah pinggangnya terkena lemparan batu.

Ketiganya langsung dibawa ke posko di depan Kantor PD Pasar Jalan Sutomo. Mereka sempat menjalani perawatan oleh tim medis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam satu unit mobil ambulans. Lantaran luka cukup parah, ketiganya kemudian dibawa ke RSUD dr Pirngadi untuk mendapatkan perawatan insentif.

Hujan batu berlangsung sekitar dua jam. Para pedagang bersama preman sempat memblokir Jalan Sutomo untuk menghadang tim gabungan yang hendak kembali ke posko di depan Kantor PD Pasar. Namun aksi ini kemudian berhasil dihentikan oleh polisi yang tergabung dengan tim.

Kasatpol PP M Sofyan tak gentar. Dirinya menegaskan penertiban ini akan terus dilaksanakan sampai kawasan Jalan Sutomo, Jalan Perjuangan dan Jalan Rakyat bersih dari pedagang yang berjualan buah dan sayur.

“Penertiban terus kita laksanakan. Tidak ada istilah berhenti. Kita ingin kawasan Jalan Sutomo dan Jalan Rakyat benar-benar steril dari kehadiran PKL,” tegas Sofyan.

Sofyan menuturkan, aksi pelemparan yang menyebabkan 3 anggotanya menjadi korban bukan dilakukan pedagang melainkan para preman yang membackup habis PKL. Hal itu sengaja dilakukan agar para pedagang tetap berjualan sehingga para preman tetap tersebut mendapatkan ‘upeti’.

“Wajar kalau pedagang masih berani berjualan meski kita jor-joran melakukan penertiban. Pasalnya, mereka (pedagang, red) diback up preman. Seiring itu, kita minta kepada aparat kepolisian segera mengusut dan menangkap pelaku pelemparan. Sebab, sudah 6 orang anggota kita (Satpol PP) yang menjadi korban pelemparan,” ungkapnya.

 

BECAK BARANG DITERTIBKAN

Dari penertiban yang dilakukan, Dishub baru berhasil mengamankan 2 unit becak barang. Selanjutnya, becak barang yang diyakini tidak memiliki izin dan dilengkapi surat-surat itu selanjutnya ditempatkan di Kantor Satpol PP Medan. Kadishub Kota Medan, Renward Parapat menegaskan, penertiban terhadap becak barang ini akan terus dilakukan sampai kawasan Jalan Sutomo bersih dari becak barang.

Menurut Renward, becak barang yang ditertibkan itu tidak memiliki izin dan surat-surat. Berdasarkan pantauan yang dilakukan selama ini, rata-rata becak barang yang beroperasi di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya tidak punya izin. “Malah dua unit becak barang yang kita amankan itu tidak memiliki surat-surat lagi,” jelasnya.

Kedua unit becak barang itu bilang Renward, selanjutnya ditahan dan ditempatkan di Kantor Satpol PP. Selanjutnya diajukan ke pengadilan. Untuk itu Renward menghimbau kepada para penarik becak barang agar tidak memasuki kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya lagi guna menghindari penertiban. Apalagi kawasan itu telah dilarang untuk tempat berjualan.

“Jadi penertiban becak barang ini akan terus kita lakukan. Bahkan, tadi (30/3) juga, kita turunkan tim untuk melakukan penertiban terhadap becak-becak barang. Setelah becak barang, baru kita fokuskan untuk menindak mobil pick-up yang mengangkut sayuran dan buah milik para pedagang pada saat melakukan bongklar muat di Jalan Sutomo dan sekitarnya!” tegas Renward. (ali/riz/mag-4/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/