MEDAN-Masyarakat Kota Medan diberikan sajian yang menarik oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Mereka menghadirkan terobosan baru yakni alat masak tenaga surya atau disebut Solar Cooking.
Alat tersebut diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat, terlebih dalam menghadapi potensi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik.
“Ini merupakan sebuah agenda dengan tujuan sebagai bantuan, yang diperuntukkan bagi masyarakat guna mengantisipasi kenaikan harga BBM yang berpotensi naik. Alat ini mengandalkan tenaga surya. Pada prinsifnya diciptakannya melihat krisis energi yang tinggi tidak hanya di Indonesia dan dunia,” ungkap Dekan FT UMSU, Rahmatullah kepada Sumut Pos, Senin (14/5).
Dijelaskannya, fokus sosialisasi alat masak alternatif bertenaga surya di seputaran Medan Utara, yang berdekatan dengan perairan Belawan, didasarkan karena di area tersebut cuaca dan suhu udara sangat strategis dalam pengoperasian alat tersebut. Selain itu pula, mayoritas masyarakat di seputaran perairan Belawan relatif, berada dalam tatanan masyarakat pra sejahtera.
“Masyarakat pesisir itu kebanyakan pra sejahtera, pekerjaannya seperti nelayan, petani dan pekerja tambak. Alat ini diorientasikan sebagai bantuan kepada keluarga-keluarga yang pra sejahtera. Terlebih lagi, kenapa diperkenalkan di area Belawan karena suhu dan udara sangat mendukung, untuk mengoperasikan alat tersebut. Sosialisasi alat masak alternatif ini sudah yang kedua kalinya. Jika pertama tanggal 16 April 2012 lalu, masih dalam tahapan memberikan penjelasan terhadap masyarakat mengenai fungsi alat itu. Yang kedua Kamis (10/5) lalu, yang langsung dengan penggunaan alat tersebut di tengah-tengah masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok PKMM (Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat), Tim Endra Syahputra bersama ketiga rekannya bergelut, untuk menemukan terobosan tersebut kepada Sumut Pos juga menuturkan, pada prinsipnya alat tersebut telah digunakan di Benua Afrika. Dan apa yang dilakukan olehnya serta ketiga rekannya, lebih pada memperbarui keberadaan alat tersebut.
“Sebelumnya sudah ada dan digunakan di Afrika. Di sini kami membuat alat tersebut lebih baik lagi, dan diharapkan bisa membantu masyarakat khususnya bagi keluarga pra sejahtera,” tuturnya.
Dijelaskannya, alat masak alternatif tenaga surya tersebut memiliki beberapa keunggulan dan kriteria tersendiri.
“Alat ini bisa bekerja efektif di atas suhu 45 derajat celcius. Pastinya, tidak membutuhkan biaya karena pakai tenaga surya. Aman digunakan dan ramah lingkungan. Kami berniat alat ini akan kami hibahkan ke masyarakat di Kampung Nelayan itu, agar bisa bermanfaat bagi mereka,” cetusnya.(ari)